Janganlah kamu
terpedaya dengan seseorang karena lihainya dia berbicara dan apa yang sering
kamu lihat dilakukannya berupa shalat, puasa, sedekah, dan uzlah (mengasingkan
diri dari manusia)!
Sejatinya
seseorang itu adalah yang memperhatikan dua hal: MENJAGA BATASAN-BATASAN
(ALLAH) DAN IKHLAS DALAM BERAMAL.
Berapa banyak
kita melihat ahli ibadah yang melanggar batasanNya dengan melakukan ghibah, dan
melakukan hal yang tidak boleh dilakukan dari hal-hal yang sesuai dengan hawa
nafsunya!
Berapa banyak
kita mengambil pelajaran dari seorang yang religius, bahwa dia temyata beramal
dengan niat bukan karena Allah subhana Wata'ala
Penyakit ini
selalu pasang surut dalam diri makhluk.
Seorang
laki-laki sejati adalah yang memperhatikan batasan-batasan Allah, yaitu segala
yang difardhukan dan diwajibkan atasnya, dan tidak melampauinya menuju hawa
nafsunya, membaguskan niatnya sehingga amal dan perkataannya murni ikhlas untuk
Allah Subhana Wata'ala dia tidak meniatkan (amal itu) untuk makhluk/dan bukan
pula untuk mendapat penghormatan mereka kepadanya.
Berapa banyak
orang yang tampak khusyu' agar disebut ahli ibadah! (Berapa banyak) orang yang
diam, namun dengan maksud agar dikatakan sebagai orang yang takut (takut jatuh
dalam kesalahan)! (Dan berapa banyak) orang yang meninggalkan (kelezatan) dunia
agar disebut sebagai orang yang zuhud!
Tanda orang
ifhlas adalah kala dia bersama orang lain keadaannya sama 'dengan ketika dia
sendiri. Dan bisa saja seseorang memaksakan diri untuk tersenyum dan tampak
riang di hadapan orang agar predikat sebagai orang zuhud yang disandangnya
menjadi hilang.
SUNGGUH IBNU
SIRIN ADALAH SEORANG YANG DI SIANG HARI TAMPAK TERTAWA, NAMUN BILA HARI SUDAH
GELAP, (DIA BERSIKAP ZUHUD) SEOLAH-OLAH DIA TELAH MEMBUNUH PENDUDUK KAMPUNG!
MAKA ORANG YANG
MENDAPAT TAUFIK ADALAH ORANG YANG INTERAKSINYA MUNCUL DARI LUBUK HATINYA DAN
AMALANNYA IKHLAS. Orang seperti inilah yang disukai manusia, meskipun dia tak
ambil peduli dengan mereka, sebagaimana mereka
juga membenci
orang yang riya' meskipun ibadahnya terus meningkat.
Dan orang yang
mempunyai berbagai kriteria ini, maka kesempumaan ilmunya tiada berujung dan
tidak menyepelekan
dalam mencari
amalan-amalan utama. Dia memenuhi waktunya dengan kebaikan yang sangat begitu
banyak, dan hatinya tidak pemah lesu dari amalan hati
Ibnul
Jauzy-shaidul Khatiir