HADIRKAN PENGAWASAN TUHANMU DAN JANGAN HIRAUKAN MAKHLUQ

Rabu, 25 Juni 2014

Orang yang berakal adalah orang yang menjaga hak-hak Allah Subhana Wata'ala  meskipun semua makhluk akan marah kepadanya.

Dan setiap orang yang menjaga hak makhluk, namun menyia-nyiakan hak Allah, niscaya Allah akan membalikkan hati orang yang ingin dibuatnya ridha, sehingga Allah justru membuatnya marah kepadanya.

Al-Ma'mun berkata kepada sebagian sahabatnya,’’Janganlah engkau durhaka kepada Allah dikarenakan mentaatiku, sehingga Allah pun akan membuatku menindasmu.''

Ketika ar-Rasyid (Yakni, Ar-Rasyid Billah, salah seorang khalifah Bani Abbasiyah.) keluar dari Baghdad, dan orang-orang menginginkan untuk menjadikan al-Muqtafi sebagai khalifah, sekelompok saksi bersaksi bahwa ar-Rasyid tak pantas untuk memegang jabatan khalifah. Maka mereka pun mencopotnya dari jabatan khalifah, lalu menobatkan al-Muqtafi sebagai khalifah. Lalu sampai kabar kepadaku bahwa sebagian dari orang-orang yang bersaksi disebut-sebut di hadapan alMuqtafi, dan al-Muqtafi pun mencelanya. Dia mengatakan, Dia termasuk orang yang menyokong Abu Ja'far. (Abu Ja'far adalah) kunyah ar-Rasyid Billah.)
Kebalikan dari gambaran di atas adalah semua orang yang lebih mementingkan sisi haq dan kebenaran, maka orang yang marah kepadanya akan menjadi ridha kepadanya.

Wazir Ibnu Hubairah menceritakan kepadaku bahwa al-Mustanjid Billah menulis surat kepadanya yang kala itu dia (al-Mustanjid) adalah putra mahkota. Dia ingin menyembunyikan hal itu dari ayahandanya. Wazir berkata, ‘’Aku katakan kepada orang yang menyampaikan surat tersebut, 'Demi Allah, aku tidak bisa membaca dan menjawab surat ini'.

Lalu ketika dia kemudian menjabat sebagai khalifah, aku masuk menemuinya. Aku berkata, 'Bukti yang paling besar atas kejujuran dan ketulusanku adalah bahwa aku tidak memihakmu dalam hal (ketaatanku pada) ayahandamu ( dalam taat pada khalifah, dia tidak mengedepankan lainnya, termasuk putra khalifah sendiri). Maka al-Mustanjid berkata, 'Engkau benar dan engkau (layak) menjadi wazir (perdana menteri). Maka hendaknya seseorang memperbaiki tujuannya untuk taat kepada Sang Khaliq, meskipun makhluk akan marah kepadanya, maka makhluk pun akan menjadi kerdil di hadapannya. Dan janganlah dia berbuat yang mengundang murka Sang Khaliq, karena hal itu akan menjadikan makhluk marah, sehingga dua keberuntungan tadi akan luput darinya.


Shaidul khatir-ibnul jauzy