Orang
yang berakal adalah orang yang menjaga hak-hak Allah Subhana Wata'ala meskipun
semua makhluk akan marah kepadanya.
Dan
setiap orang yang menjaga hak makhluk, namun menyia-nyiakan hak Allah, niscaya
Allah akan membalikkan hati orang yang ingin dibuatnya ridha, sehingga Allah
justru membuatnya marah kepadanya.
Al-Ma'mun
berkata kepada sebagian sahabatnya,’’Janganlah engkau durhaka kepada Allah
dikarenakan mentaatiku, sehingga Allah pun akan membuatku menindasmu.''
Ketika
ar-Rasyid (Yakni, Ar-Rasyid Billah, salah seorang khalifah Bani Abbasiyah.) keluar
dari Baghdad, dan orang-orang menginginkan untuk menjadikan al-Muqtafi sebagai
khalifah, sekelompok saksi bersaksi bahwa ar-Rasyid tak pantas untuk memegang
jabatan khalifah. Maka mereka pun mencopotnya dari jabatan khalifah, lalu
menobatkan al-Muqtafi sebagai khalifah. Lalu sampai kabar kepadaku bahwa
sebagian dari orang-orang yang bersaksi disebut-sebut di hadapan alMuqtafi, dan
al-Muqtafi pun mencelanya. Dia mengatakan, Dia termasuk orang yang menyokong
Abu Ja'far. (Abu Ja'far adalah) kunyah ar-Rasyid Billah.)
Kebalikan
dari gambaran di atas adalah semua orang yang lebih mementingkan sisi haq dan
kebenaran, maka orang yang marah kepadanya akan menjadi ridha kepadanya.
Wazir
Ibnu Hubairah menceritakan kepadaku bahwa al-Mustanjid Billah menulis surat
kepadanya yang kala itu dia (al-Mustanjid) adalah putra mahkota. Dia ingin
menyembunyikan hal itu dari ayahandanya. Wazir berkata, ‘’Aku katakan kepada
orang yang menyampaikan surat tersebut, 'Demi Allah, aku tidak bisa membaca dan
menjawab surat ini'.
Lalu
ketika dia kemudian menjabat sebagai khalifah, aku masuk menemuinya. Aku
berkata, 'Bukti yang paling besar atas kejujuran dan ketulusanku adalah bahwa
aku tidak memihakmu dalam hal (ketaatanku pada) ayahandamu ( dalam taat pada
khalifah, dia tidak mengedepankan lainnya, termasuk putra khalifah sendiri).
Maka al-Mustanjid berkata, 'Engkau benar dan engkau (layak) menjadi wazir (perdana
menteri). Maka hendaknya seseorang memperbaiki tujuannya untuk
taat kepada Sang Khaliq, meskipun makhluk akan marah kepadanya, maka makhluk
pun akan menjadi kerdil di hadapannya. Dan janganlah dia berbuat yang
mengundang murka Sang Khaliq, karena hal itu akan menjadikan makhluk marah,
sehingga dua keberuntungan tadi akan luput darinya.
Shaidul
khatir-ibnul jauzy