Hukum shalat malam setelah shalat tarawih dan witir

Sabtu, 28 Juni 2014

Fatwa syaiukh shaleh Fauzan al-fauzan

Pertanyaan:

Apa hukum shalat tarawih dan shalat Tahajud? Kapan waktu shalat tahajud? Dan berapa bilangan rakaatnya?

Dan apakah boleh bagi orang yang telah shalat witir diakhir shalat tarawih lalu ia shalat tahajud atau tidak boleh?

Dan apakah harus langsung menyambung shalat tarawih setelah shalat isya’ ataukah diperbolehkan seandainya jama’ah (masjid) bersepakat untuk mengakhirkannya,yakni setelah sholat isya jama’ah masjid bubar dan berkumpul lagi di waktu lain (tengah malam-pen) untuk mengerjakan shalat tarawih? Ataukah hal tersebut tidak diperbolehkan?

jawaban :

Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah mu`akkadah dan dikerjakan langsung setelah shalat isya’, inilah yang dikerjakan oleh kaum muslimin.

Adapun mengakhirkannya di waktu yang lain, lantas mereka datang ke masjid dan shalat tarawih maka ini menyelisihi pada apa yang telah diamalkan, dan para ulama ahli fikh menyebutkan bahwa shalat tarawih dikerjakan setelah shalat isya’, maka seandainya mereka mengakhirkan shalat tarawih maka kami tidak mengatakan hal ini adalah haram, tetapi menyelisihi pada apa yang telah diamalkan, dan shalat tarawih dilaksanakan diawal malam inilah yang telah diamalkan.

Adapun shalat tahajud, ini adalah amalan sunnah juga, padanya memiliki keutamaan yang besar, shalat tahajud adalah shalat malam setelah tidur, khususnya disepertiga malam yang akhir, atau di sepertiga malam setelah tengah malam, maka ini mengandung keutamaan yang besar, fahala yang besar, dan termasuk shalat sunnah yang paling utama adalah shalat tahajud di malam hari, Allah Subhana Wata'ala berfirman ;

{إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئاً وَأَقْوَمُ قِيلاً} [المزمل: 6]

Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.


Dan seandainya seseorang telah shalat tarawih, dan telah shalat witir bersama imam, kemudian dia bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat tahajud, maka tidak ada penghalang dari perbuatan tersebut, dan dia tidak perlu mengulangi shalat witir lagi, bahkan telah mencukupi baginya shalat witirnya bersama imam, dan dia shalat tahajud di waktu malam pada apa ( jumlah rakaat-pen) yang Allah mudahkan baginya, dan bila dia mengakhirkan shalat witir sampai diakhir shalat malam, maka tidak mengapa akan tetapi dia terlewatkan shalat mengikuti (bermakmum bersama-) imam, dan yang lebih utama adalah dia sholat witir bermakmum bersama imam, berdasarkan sabda nabi Sallallahu 'alaihi wasallam :
من قام مع الإمام حتى ينصرف ؛ كتب له قيام ليلة[1]
Barang siapa yang shalat bersama seorang imam hingga selesai, maka baginya dicatat sebagai shalat malam

Maka dia mengikuti imam dan shalat witir bersamanya, maka tidak menghalangi baginya untuk melaksanakan shalat tahajud di akhir malam pada apa yang mudaj baginya

Sumber:
مصدر الفتوى : (( المنتقى من فتاوى فضيلة الشيخ صالح بن فوزان بن عبد اللَّه الفوزان )) - (ج 3/ ص 76) [ رقم الفتوى في مصدرها: 116]


[1] رواه أبو داود في "سننه" (2/51)، وراه الترمذي في "سننه" (3/147، 148)، ورواه النسائي في "سننه" (3/83، 84)، ورواه ابن ماجه في "سننه" (1/420، 421(