Bolehkah Seorang Laki-laki Buang Air Kecil Sambil Berdiri?

Rabu, 11 Juni 2014

Dalam bab ini ada lima hadits dari Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam , dan tiga di antaranya adalah hadits shahih.

Pertama, hadits pengingkaran Aisyah radhiallahu 'anha  bahwa Rasulullah pernah buang air sambil berdiri.

Kedua, hadits yang menyebutkan, beliau pernah buang air kecil sambil berdiri.

Ketiga, hadits yang menceritakan bahwa beliau buang air kecil sambil duduk. Sedangkan

dua hadits lainnya dhaif. Salah satunya, melarang buang air kecil sambil berdiri. Dan yang kedua, menerangkan buang air kecil sambil berdiri adalah perbuatan yang tidak sopan. Berikut ini haditsnya:


1. Hadits Aisyah radhiallahu 'anha , ia berkata, "Barangsiapa yang bercerita kepada kalian bahwa Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam buang air kecil sambi/ berdiri, maka janganlah mempercayainya. Rasulullah tidak pernah buang air kecil kecuali
dengan duduk.[1]

2. Hadits Hudzaifah radhiallahu 'anhu , "Nabi  Sallallahu 'alaihi wasallam ;mendatangi tempat buang sampah suatu kaum, lalu beliau buang air kecil sambil berdiri dan aku pun menyingkir. Beliau berkata, 'Mendekatlah!' Aku pun mendekat hingga aku berdiri di belakang beliau. Beliau lalu berwudhu dan mengusap sepasang sepatunya[2]."


3. Hadits Abdurrahman bin Hasanah, ia berkata, "Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam keluar menemui kami, sementara di tangan beliau terdapat benda seperti perisai. Beliau meletakkannya lalu duduk di belakangnya dan buang air kecil.[3]"

4. Hadits lbnu Umar, ia berkata, Umar berkata, "Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam  pemah melihat aku buang air kecil sambil berdiri, maka beliau mengatakan: 'Ya Umar, janganlah engkau buang air sambil berdiri.' Setelah itu, aku tidak pernah lagi buang air kecil sambil berdiri.[4] "

5. Hadits Buraidah, ia berkata, Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam  bersabda:
"Ada tiga perkara tanda tabiat yang kasar: seseorang buang air kecil sambil berdiri, mengusap dahinya sebelum selesai shalatnya, atau meniup tempat sujudnya.[5] "

Penulis berkata: Berdasarkan hadits-hadits di atas, ulama berbeda pendapat tentang hukum buang air kecil sambil berdiri dalam tiga pendapat berikut ini:[6]


Pertama, dimakruhkan bila dilakukan tanpa ada udzur. lni adalah pendapat Aisyah, lbnu Mas'ud, Umar dalam salah satu riwayatnya, Abu Musa, asy-Sya'bi, lbnu Uyainah, Hanafiyah dan Syafi'iyah.

Kedua, dibolehkan secara mutlak. Ini adalah pendapat Umar dalam riwayat yang lain-Ali, Zaid bin Tsabit, lbnu Umar, Sahl bin Sa'd, Anas, Abu Hurairah, Hudzaifah, dan merupakan pendapat Hanabilah.

Ketiga, dibolehkan, apabila dilakukan di tempat yang lembek sehingga tidak memercikkan air seni, dan tidak dibolehkan, bila tempatnya keras. lni adalah madzhab Malik, dan dirajihkan oleh lbnu al-Mundzir.

Penulis berkata: Pendapat yang kuat adalah tidak dimakruhkan buang air kecil dengan berdiri, selama aman dari percikan air seninya, berdasarkan alasan-alasan berikut ini:

1. Tidak ada riwayat yang shahih dari Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam  yang melarang
perbuatan tersebut.

2. Adapun riwayat yang menyatakan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam  buang air kecil sambil duduk, tidak menafikan bolehnya buang air kecil sambil berdiri, bahkan menunjukkan bolehnya kedua cara tersebut.

3. Telah diriwayatkan secara shahih dari Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam  bahwa beliau buang air kecil sambil berdiri.



[1] Shahih lighairihi, riwayat at-Tirmidzi (12), an-Nasa'i (I/26), Ibnu Majah (307) dan
Ahmad (VI/136).
[2] Shahih, riwayat al-Bukhari (226), Muslim (273) dan selain keduanya.
[3] Shahih, riwayat Abu Dawud (22), an-Nasa'i (I/27), lbnu Majah (346) dan Ahmad
(lVII 96).

[4] Dhaif, riwayat Ibnu Majah (308), al-Baihaqi (I/202), al-Hakim (1/185). at-Tirmidzi  mengomentari hadits ini dan mendhaifkannya (1/67- Al-ahwadzi).
[5] Hadits munkar, riwayat al-Bukhari dalam at-Tarikh (496), al-Bazar (I/547) dan dinyatakan munkar oleh al-Bukhari dan at-Tirmidzi dan hadits ini dinisbatkan juga dari
perkataan lbnu Mas'ud.
[6] Al-Majmu' (II/98) dan al-Ausath (I/333)