قال أبوحنيفة :
" من طلب الرئاسة قبل وقتها عاش في ذل "
Imam abu hanifah berkata: barang
siapa yang mencari kepemimpinan/kekuasaan sebelum waktunya, maka dia hidup
dalam kehinaan”
Ketahuilah, wahai, hamba yang senantiasa merendahkan diri
kepada Allah, sesungguhnya jiwa manusia itu senantiasa menyukai pangkat dan
kedudukan yang lebih tinggi di atas orang lain di kalangannya. Itulah salah
satu yang dapat menyebabkan timbulnya sifat sombong.
Abul 'Atahiyah berkata dalam sya'irnya:
أاخي من عشق الرئاسة
خفت أن**********يطغى ويحدث بدعة وضلالة
Wahai, saudaraku! kamu takut mencintai kedudukan yang akan
membawa sikap melampaui batas dan akan memmbuat bid’ah dan kesesatan
Ibnu 'Abdil Barr berkata dalam sya' irnya:
حب الرئاسـة داءٌ يحلق الدنيـا~~ ويجعل الحق حربا للمحبينا
يفري الحلاقيم والأرحام يقطعها~~ فلا مروءة تـبقى ولا دينا
من دان بالجهل أو قبل الرسوخ ~~فما تلفيه إلا عدوّاً للمحقينا
يشنئ العلوم ويقلي أهلها حسداً~~ ضاهى بذلك أعداء النبيينا
ambisi pada kekuasaan adalah virus yang memangkas agama
dia akan mengubah kecintaan menjadi peperangan terhadap teman
setianya
ia memenggal leher dan memutus persaudaraan sehingga tidaklah
dia menyisakan kehormatan dan agama
barang siapa yang memimpin dengan keiahilan atau sebelum
memiliki ilmu yang kokoh, tidaklah engkau melihatnya, kecuali sebagai musuh
bagi setiap pelaku kebenaran
ia selalu berbuat aniaya dan hasad kepada Suatu kaum
padahal ia berada di bawah mereka (secara keilmuan), maka
dengan kelakuannya itu ia menyerupai musuh para Nabi
Oleh karena itu, barang siapa yang
mentadaburi al-Qur-an, ia pasti mendapatkan suatu pelajaran berharga, bahwa,orang-orang
sombong di setiap kaum adalah orang-orang yang gila kekuasaan, yang diangannyalah
berhagai macam urusan berada.
Allah berfirman tentang kaum Tsamud, kaumnya Nahi Shalih ‘alaihissalam
قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا
لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا
إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ (75) قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا
بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76) فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ
رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
(77) سورة الأعراف
"Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya
betkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka:·
'Tahukah kamu bahwa Shalih diutus (menjadi Rasul) oleh Rabbnya?' Mereka
menjawab: 'Sesungguhnya kami· beriman kepada wahyu, yang Shalih diutus untuk
menyampaikannya.'
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya
kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang. ka:mu imani itu.' Kemudian
mereka sembelih unta betina itu, dan merekaberlaku angkuh terhadap perintah
Rabb.
Dan mereka berkata: 'Hai, Shalih, datangkanlah apa yang kamu
ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)."
(QS. Al-A'raaf: 75-77)
Allah juga menyebutkan tentang kaum Nabi Syu'aib ‘alaihissalam:
قَالَ
الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا قَالَ أَوَلَوْ
كُنَّا كَارِهِينَ (88) سورة الأعراف
88. pemuka-pemuka dan kaum Syu'aib yang menyombongkan dan
berkata: "Sesungguhnya Kami akan mengusir kamu Hai Syu'aib dan orang-orang
yang beriman bersamamu dari kota Kami, atau kamu kembali kepada agama
kami". berkata Syu'aib: "Dan Apakah (kamu akan mengusir kami),
Kendatipun Kami tidak menyukainya?" (QS. AlA'raaf:88)
Ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang hal tersebut sangat
banyak.
Semestinya orang yang berakal harus berlomba-lomba dalam
meraih derajat ketinggian abadi yang di dalamnya terdapat ridha Allah,
kedekatan-Nya, dan perlindungan-Nya. Selain itu, seharusnya orang yang berakal
itu enggan terhadap derajat ketinggian yang fana lagi semu, yang mendatangkan
kemarahan Allah, murka-Nya, terbelakangnya seorang hamba, kekosongan jiwanya
dan jauhnya dari Allah sehingga Allah akan mengusirnya dari sisi-Nya. Itulah derajat
ketinggian yang tercela. Itulah bentuk kesombongan , dan keangkuhan di muka
bumi tanpa ada hak baginya untuk melakukan hal tersebut.
Allah berfi.rman:
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا
فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (83) سورة القصص
83. negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang
tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan
kesudahan (yang baik/surga) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS.
Al-Qashash: 83)
Adapun mengharapkan jenis derajat
ketinggian yang sesama merupakan tindakan terpuji sehingga kita dianjurkan
untuk bersungguh-sungguh meraihnya.
Allah berfirman:
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ (26) سورة المطففين
": .. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba."
(QS. Al-Muthaffifiin: 26)
Disyari'atkan bagi kita berlomba-lomba untuk mendapatkan
derajat ketinggian di akhirat yang kekal, memohon kedudukan yang tinggi di
akhirat kelak, serta bersungguh-sungguh berusaha mendapatkan faktor
penyebabnya. Seorang man usia hendaknya tidak merasa cukup terhadap hal yang
rendah lagi fana, sementara dia mampu untuk mendapatkan derajat yang tinggi lagi
abadi di akhirat.
التواضع فى ضوء القرآن
و السنه - سليم الهلالى