AS-SALAFIYAH adalah sebuah manhaj yang asalnya adalah
mengikuti golongan yang awal dari sahabat nabi shollallohu 'alaihi wasallam
para tabi'in dan tabi'i tabi'in
hal ini datang dari
hadits rosulullah shollallohu 'alaihi wasallam
" خيركم
قرني ، ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم " رواه البخاري ومسلم
Sesungguhnya
sebaik-baik dari kalian adalah (Ummat) di Zamanku, kemudian yang setelahnya,
kemudian setelahnya (lagi), kemudian setelahnya (lagi).
manhaj salaf memili
kaidah-kaidah yang mudah dan jelas (dengan ringkasan dibawah ini):
1. manakala kita
mendapatkan sesuatu yang bertentangan antara firman Allah atau sabda rosul-Nya
dengan akal kita, maka kita mendahulukan firman Allah atau sabda rosul-Nya
daripada akal dan pikiran kita, kalau sikap ini yang kita ambil maka selamanya
naql/ nash yang benar tidak akan bertentangan dengan akal, karena akal selalu
tunduk dengan nash. Hal ini memang karena akal memiliki keterbatasan dan
kebodohan terhadap perkara-perkara yang tidak diketahuinya atau menjadi subhat
baginya.
Tanbih/peringatan:
termasuk dalam hal ini tentunya kita tidak
mendahulukan perkata'an (atas nama ijtihad) dari seseorang yang mengaku dirinya
sebagai imam/ amir.
2. Dalam mentafsirkan
Al-qur'an dan as-sunnah kita wajib kembali kepada tafsir dan pemahaman para
sahabat rosulullah shollallohu 'alaihi wasallam terhadap sebuah nash yang
dijumpai, karena mereka adalah orang-orang yang bersama rosulullah dan rosulloh
ada di tengah-tengah mereka serta rosululloh memberikan penjelasan kepada
mereka, tentunya dengan menggunakan bahasa mereka (bahasa arab) yang mereka
sangat pahami ( bukan dengan bahasa istilah jawa timuran-)
Syaikhu islam ibnu
taimiyah di dalam kitab majmu al-fatawa menyebutkan;
مَنْ
عَدَلَ عَنْ مَذَاهِبِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَفْسِيرِهِمْ إلَى مَا يُخَالِفُ
ذَلِكَ كَانَ مُخْطِئًا فِي ذَلِكَ بَلْ مُبْتَدِعًا وَإِنْ كَانَ مُجْتَهِدًا مَغْفُورًا
لَهُ خَطَؤُهُ ..... وَنَحْنُ نَعْلَمُ أَنَّ الْقُرْآنَ قَرَأَهُ الصَّحَابَةُ وَالتَّابِعُونَ
وَتَابِعُوهُمْ وَأَنَّهُمْ كَانُوا أَعْلَمَ بِتَفْسِيرِهِ وَمَعَانِيهِ كَمَا أَنَّهُمْ
أَعْلَمُ بِالْحَقِّ الَّذِي بَعَثَ اللَّهُ بِهِ رَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَمَنْ خَالَفَ قَوْلَهُمْ وَفَسَّرَ الْقُرْآنَ بِخِلَافِ تَفْسِيرِهِمْ
فَقَدْ أَخْطَأَ فِي الدَّلِيلِ وَالْمَدْلُولِ جَمِيعًا
Barang siapa yang
menyimpang dari madzhab sahabat dan tabi'in dan tafsir mereka dengan
menyelisihi mereka, maka ia telah berbuat kesalahan di dalam hal tersebut,
bahkan ia adalah pembuat bid'ah, dan bila ia seorang mujtahid maka kesalahannya
diampuni ..........Dan kita telah mengetahui bahwa al-qur'an telah di baca oleh
para sahabat, tabi'in dan tabi'i attabi'in, dan mereka lebih mengetahui dengan
tafsir dan maknanya sebagai mana mereka lebih mengetahui dengan kebenaran yang
dibawa oleh Rasulullah 'alaihi wasallam, maka barang siapa yang menyelisihi
ucapan mereka dan menafsirkan al-qur'an menyelisihi tafsir mereka maka sungguh
telah salah di dalam hal pendalilan dan maknanya secara bersamaan
Tanbih: oleh karenanya kita
jangan mengembalikan tafsir al-qur'an dan as-sunnah kembali kepada manqulnya
seorang yang mengaku sebagai amir yang tafsirnya menyelisihi tafsir dan
pemahaman para sahabat rodhiallohu 'anhum . walau ia mengaku murni manqul-musnad-muttashil
sekalipun.
3. berdalil dengan Al-qur'an dan assunnah Allah berfirman :
وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ
تَفْسِيرًا (33) سورة الفرقان.
tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa)
sesuatu yang ganjil ( dengan hujjah dan subhat mereka untuk membatalkan
perkaramu), melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar (untuk
menolaknya) dan yang paling baik penjelasannya- (tafsir al-jalalain)
ada yang bertanya: bahwa bukankan semua orang mengaku
berdalil dengan al-qur'an dan assunah sehingga khowarij, jamaah jihad mengaku
demikian???.
kita katakan: Ya benar tetapi salafiyin menerapkan kaidah
didalam masalah ini yakni " berdalil dulu baru berkeyakinan, bukan
berkeyakinan dahulu baru berdalil, makanya tersesat"
manfaat kaidah ini adalah pertama kalinya engkau memahami
ayat alqur'an dan assunnah sebelum engaku menggunakan ro'yimu di dalam masalah
tertentu, kemudian dengan penuh ketundukan engkau mengikuti apa-apa yang
diperintahkan di dalam al-qur'an dan assunnah, hal ini bertolak belakang dengan
apa yang dikerjakan oleh ahli bid'ah dan ahli kesesatan,dan ahli perpecahan
yang menyimpang dimana mereka pertama kali menjadikan ro'yi mereka pada masalah
- masalah yang penting baru kemudian mereka mencari dalil-dalil didalam
al-qur'an dan assunnah yang dapat mereka jadikan sandaran akan pendapat mereka
tersebut meskipun hal itu berselisih dengan apa yang mereka yakini sendiri.
inilah perbedaan antara ahli sunnah dan ahli bid'ah
as-syaikh muhammad bin sholeh al-utsaimin ketika menyebutkan
kaidah: janganlah engkau berkeyakinan dahulu sebelum berdalil, bahkan
berdalillah dahulu baru berkeyakinan" maka demi Allah hal ini telah
diperintahkan oleh Allah subhana wata'ala di dalam firmannya:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ
لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ
وَمَثْوَاكُمْ (19) سورة محمد
Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah
(sesembahan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat kamu tinggal.
Allah memerintahkan kita untuk berilmu sebelum berkata, ini
adalah manhaj ahli haq ahli sunnah wal jamaah, assalafiyun, yakni mereka tidak
berhukum dengan otak mereka tetapi dengan atsar.mereka meniti dalil syar'i,
kapan mereka menjumpainya maka mereka langsung mengambilnya, bila mereka tidak
menemuinya maka merekapun tidak melewati jalannya manhaj ahli hawa dan bid'ah
dan termasuk diantara kaidah ilmiyah adalah
"ittiba'" yakni mengikuti rosulullah shollallohu 'alaihi wasallam dan
juga "tazkiyah" yakni bahwa setiap amal kebaikan akan membersihkan
jiwa dan kemaksiatan akan merusak jiwa, maksudnya bahwa kemaksiatan akan dapat
mengurangi keimanan di dalam jiwa. bahwa keimanan itu akan bertambah sebab
ketaatan kepada Allah 'azza wajalla dan akan berkurang sebab perbuatan maksiat