Minggu, 26 Desember 2010

BERCERMIN DARI PENGANGKATAN KHALIFAH ABU BAKAR AS-SHIDIQ

APAKAH SAMA DENGAN KISAH PENGANGKATAN IMAM 354?

تولية أبي بكر الصديق رضي الله عنه

روى البخاري في صحيحه عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه حديثًا طويلاً ومنه ( ... وأنه قد كان من خبرنا حين توفى الله نبيه r أن الأنصار خالفونا واجتمعوا بأسرهم في سقيفة بني ساعدة ، وخالف عنا علي والزبير ومن معهما ، واجتمع المهاجرون إلى أبي بكر ، فقلت لأبي بكر : انطلق بنا إلى إخواننا هؤلاء من الأنصار فانطلقنا نريدهم ، فلما دنونا منهم لقينا منهم رجلان صالحان ، فذكرا ما تمالأ عليه القوم ، فقالا : أين تريدون يا معشر المهاجرين ؟ فقلنا : نريد إخواننا هؤلاء من الأنصار ، فقالا : لا عليكم ألا تقربوهم أقضوا أمركم ، فقلت : والله لنأتينهم ، فانطلقنا حتى أتيناهم في سقيفة بني ساعدة ، فإذا رجل مزمَّل بين ظهراينهم ، فقلت : من هذا ؟ فقالوا : هذا سعد بن عبادة فقلت : ماله ؟ فقالوا : يوعك ، فلما جلسنا قليلاً تشهَّد خطيبهم فأثنى على الله بما هو أهله ثم قال : أما بعد : فنحن أنصار الله وكتيبة الإسلام ، وأنتم - معشر المهاجرين - رهط ، وقد دفَّت دافَّة من قومكم فإذا هم يريدون أن يختزلونا من أصلنا وأن يحضنونا من الأمر ، فلما سكت أردت أن أتكلم وكنت أداري منه بعض الحد ، فلما أردت أن أتكلم قال أبو بكر : على رسلك ، فكرهت أن أغضبه ، فتكلم فكان هو أحلم مني وأوقر ، والله ما ترك من كلمة أعجبتني في تزويري إلا قال في بديهته مثلها أو أفضل منها حتى سكت ، فقال : ما ذكرتم فيكم من خير فأنتم له أهل ولن يعرف هذا الأمر إلا لهذا الحي من قريش ، هم أوسط العرب نسبًا ودارًا وقد رضيت لكم هذا أحد هذين الرجلين فبايعوا أيهما شئتم - فأخذ بيدي ويد أبي عبيدة عامر بن الجراح وهو جالس بيننا - فلم أكره مما قال غيرها ، كان والله أن أُقدَّم فتضرب عنقي لا يقربني من ذلك إثم أحب إلي من أن تأمَّر على قوم فيهم أبو بكر ، اللهم إلا أن تسول إلي نفسي عند الموت شيئًا لا أجده الآن ، فقال قائل من الأنصار : أنا جذيلها المحكك ، وعذيقها المرجب ، منا أمير ومنكم أمير يا معشر قريش ، فكثر اللغط وارتفعت الأصوات حتى فرقت من الاختلاف ، فقلت : ابسط يدك يا أبا بكر ، فبسط يده فبايعته وبايعه المهاجرون ثم بايعته الأنصار ونزونا على سعد بن عبادة فقال قائل منهم : قتلتم سعد بن عبادة ، فقلت : قتل الله سعد بن عبادة ، قال عمر : وإنا والله ما وجدنا فيما حضرنا من أمر أقوى من مبايعة أبي بكر ، خشينا إن فارقنا القوم ولم تكن بيعة أن يبايعوا رجلاً منهم بعدنا ، فإما بايعناهم على ما لا نرضى ، وإما خالفهم فيكون فسادًا ، فمن بايع رجلاً من غير مشورة من المسلمين فلا يتابع هو ولا الذي بايعه تَغِرَّهَ أن يقتلا ).

رواه البخاري ك : الحدود . ب : رجم الحبلى رقم (31) . انظر : فتح الباري (22/144) وسيرة ابن هشام (4/660) الإمام أحمد . انظر : الفتح الرباني (23/58) ، ومناقب عمر بن الخطاب لابن الجوزي (ص 51) .

Pengangkatan Abu bakar As-sidiq j menjadi kholifah

Imam al-bukhori di dalam shohihnya telah meriwayatkan dari umar bin al-khottob –Rodhiallohu 'anhu- sebuah hadits yang panjang, sebagai berikut;

----------Diantara berita yang beredar di tengah kita adalah, ketika Allah mewafatkan Nabi j, orang-orang anshar menyelisihi kami dan mereka semua berkumpul di Saqifah bani Sa'idah, dan Ali serta Zubair menyelisihi kami serta siapa saja yang bersama keduanya, dan orang-orang muhajirin berkumpul kepada Abu Bakar, maka aku katakan kepada Abu Bakar; 'Wahai Abu Bakar, mari kita temui kawan-kawan kita dari Anshar, ' maka kami berangkat untuk menemui mereka, tatkala kami telah mendekati mereka, dua orang shalih diantara mereka menemui kami dan mengutarakan kesepakatan orang-orang, keduanya berkata; 'Kalian mau kemana wahai orang-orang muhajirin? ' kami menjawab; 'Kami akan menemui ikhwan-ikhwan kami dari anshar.' Keduanya berkata; 'Jangan, jangan kalian dekati mereka, putuskanlah urusan kalian.' namun aku katakan; 'Demi Allah, kami harus mendatangi mereka', maka kami pun berangkat hingga mendatangi mereka di Saqifah bani Sa'idah, ternyata disana seorang laki-laki yang berselimut kain ditengah-tengah mereka, saya pun bertanya; 'Siapakah ini? ' Mereka menjawab; 'Ini Sa'd bin Ubadah.' Saya bertanya; 'kenapa dengannya? ' Mereka menjawab; 'Dia tengah sakit dan mengalami demam yang serius.'

Tatkala kami duduk sebentar, juru pidato mereka bersaksi dan memanjatkan pujian kepada Allah dengan pujian yang semestinya bagi-NYA, kemudian mengatakan; "Amma ba'd. Kami adalah penolong-penolong allah (ansharullah) dan laskar islam, sedang kalian wahai segenap muhajirin hanyalah sekelompok manusia biasa dan golongan minoritas dari bangsa kalian, NAMUN ANEHNYA TIBA-TIBA KALIAN INGIN MENCONGKEL WEWENANG KAMI DAN MENYINGKIRKAN KAMI DARI AKAR-AKARNYA.

" Tatkala juru pidato itu diam, aku ingin berbicara dan telah aku perindah sebuah ungkapan kata yang menjadikanku terkagum-kagum dan ingin aku ungkapkan di hadapan Abu Bakar, yang dalam beberapa batasan aku sekedar menyindirnya. Tatkala aku ingin bicara, Abu Bakar menegur; 'Sebentar! ' Maka aku tidak suka jika niatku menjadikannya marah! Maka Abu Bakar berbicara yang dia lembut daripadaku dan lebih bersahaja. Demi Allah, tidaklah dia meninggalkan sebuah kata yang aku kagumi dalam susunan yang kubuat indah selain ia ucapkan dalam pidato dadakannya yang semisalnya atau bahkan lebih baik hingga dia diam.

Kemudian dia mengatakan; 'Kebaikan yang kalian sebut-sebutkan memang kalian penyandangnya dan sesungguhnya masalah kekhilafahan ini tidak diperuntukkan selain untuk penduduk quraisy ini yang mereka adalah pertengahan dikalangan bangsa arab yang nasab dan keluarganya, dan aku telah meridhai salah satu dari dua orang ini untuk kalian, maka baiatlah salah seorang diantara keduanya yang kalian kehendaki.' Kemudian Abu Bakar menggandeng tanganku dan tangan Abu Ubaidah bin Al Jarrah, dan dia duduk di tengah-tengah kami. Dan tidak ada yang aku benci dari perkataannya selainnya. Demi Allah, kalaulah saya digiring kemudian leherku dipenggal dan itu tidak mendekatkan diriku kepada dosa, itu lebih aku sukai daripada aku memimpin suatu kaum padahal di sana masih ada Abu Bakar ash Shiddiq, Ya Allah, kalaulah bukan karena jiwaku membujukku terhadap sesuatu pada saat kematian yang tidak aku dapatkan sekarang, rupanya ada seorang berujar; 'Aku adalah kepercayaan anshar, berpengalaman, cerdas dan tetua yang dihormati, kami punya amir dan kalian juga punya amir tersendiri, wahai segenap quraisy! ' Spontan kegaduhan terjadi seru, suara sangat membisingkan, hingga aku memisahkan diri dari perselisihan dan KUKATAKAN; "JULURKAN TANGANMU HAI ABU BAKAR! ' LANTAS ABU BAKAR MENJULURKAN TANGANNYA, DAN AKU BERBAIAT KEPADANYA, DAN ORANG-ORANG MUHAJIRINPUN SECARA BERGILIR BERBAIAT, KEMUDIAN ORANG ANSHAR JUGA BERBAIAT KEPADANYA, lantas kami melompat kearah Sa'd bin Ubadah sehingga salah seorang diantara mereka berujar; 'KALIAN TELAH MEMBUNUH SA'D BIN UBADAH? ' KUJAWAB 'ALLAH YANG MEMBUNUH SA'AD BIN UBADAH.' Umar melanjutkan; 'Demi Allah, tidaklah kami dapatkan urusan yang kami temui yang jauh lebih kuat daripada pembaiatan Abu Bakar, kami sangat khawatir jika kami tinggalkan suatu kaum sedang mereka belum ada baiat, kemudian mereka membaiat seseorang sepeninggal kami sehingga kami membaiat mereka diatas suatu hal yang tidak kami ridhai, atau kita menyelisihi mereka sehingga terjadi kerusakan, MAKA BARANGSIAPA YANG MEMBAIAT SESEORANG DENGAN TANPA MUSYAWARAH KAUM MUSLIMIN, JANGANLAH DIIKUTI, BEGITU JUGA ORANG YANG DI BAIATNYA, KARENA DIKHAWATIRKAN KEDUANYA TERBUNUH.'HR. Bukhori kitab al-hudud

فهذه هي البيعة الأولى كما تذكرها المصادر ، وهي بيعة فضلاء وكبار المهاجرين والأنصار له رضي الله عنه ، ثم تبعتها البيعة الثانية وهي بيعة عامة المسلمين في المسجد على المنبر

Maka ini adalah baiat yang pertama, sebagaimana yang akan aku menyebutkannya di beberapa sumber, INI ADALAH BAIAT PARA PEMUKA DAN PEMBESAR AL-MUHAJIRIN DAN AL-ANSHOR, KEMUDIAN DI IKUTI DENGAN BAIAT YANG KEDUA YAKNI BAIAT SECARA UMUM KAUM MUSLIMIN DI DALAM MASJID DI ATAS MIMBAR.

Dan imam al-bukhori di dalam hadits shohihnya dari anas bin malik j

وروى البخاري في صحيحه عن أنس بن مالك رضي الله عنه أنه سمع خطبة عمر الآخرة حين جلس على المنبر ، وذلك الغد من يوم توفي النبي j فتشهد وأبو بكر صامت لا يتكلم قال : كنت أرجو أن يعيش رسول الله j حتى يدبرنا - يريد بذلك أن يكون آخرهم - فإن يكن محمد j قد مات فإن الله قد جعل بين أظهركم نورًا تهتدون به بما هدى الله محمدًا j ، وإن أبا بكر صاحبظ رسول الله j ثاني اثنين فإنه أولى بأموركم فقوموا فبايعوه ، وكانت طائفة منهم قد بايعوه قبل ذلك في سقيفة بني ساعدة ، وكانت بيعة العامة على المنبر .

ia mendengar khutbah Umar yang terakhir ketika dia duduk diatas minbar, itu terjadi keesokan harinya setelah kewafatan Nabi j, Umar mengucapkan syahadat sedang Abu Bakar diam membisu tidak berbicara sama sekali. Kata Umar; 'aku sangat berharap seandainya Rasulullah j masih hidup hingga beliau hidup di belakang kita.' -Maksud Umar adalah seandainya Nabi j yang meninggal terakhir kali diantara para sahabat.- 'meskipun Muhammad j telah meninggal, tapi sesungguhnya Allah ta'ala telah menjadikan cahaya ditengah-tengah kalian yang bisa kalian jadikan untuk petunjuk. Allah telah menganugerahkan petunjuk kepada Muhammad j, dan sesungguhnya Abu Bakar adalah sahabat Rasulullah j, satu diantara dua orang (yang bersama beliau di gua tsur), dia adalah manusia yang paling utama untuk memegang amanat kepemimpinan urusan kalian, maka berdirilah kalian dan berbaiatlah kepadanya.' Sebagian diantara mereka ketika itu telah berbaiat kepadanya sebelum moment itu di Saqifah Bani Sa'idah, dan itulah bai'at umum diatas minbar.

قال الزهري : عن أنس بن مالك سمعت عمر يقول لأبي بكر يومئذ : اصعد المنبر ، فلم يزل به حتى صعد المنبر فبايعه الناس عامة.

رواه البخاري في ك : الأحكام . ب : الاستخلاف ، 51 ، فتح الباري (13/206) ، والبداية والنهاية (6/301) ، وسيرة ابن هشام (4/661) ...

Az Zuhri mengatakan, dari Anas bin Malik, aku mendengar Umar mengatakan kepada Abu bakar ketika itu; "Naiklah engkau ke mimbar!" tiada henti-hentinya Umar membujuknya hingga Abu bakar naik mimbar, serta merta manusia secara umum berbaiat kepadanya.HR. Bukhori kiatb al-ahkam

قال ابن كثير : ( قال ابن إسحاق : ثم تكلَّم أبو بكر فحمد الله وأثنى عليه بالذي هو أهله ثم قال : أيها الناس إني قد وليت عليكم ولست بخيركم ، فإن أحسنت فأعينوني ، وإن أسأت فقوِّموني ، الصدق أمانة ، والكذب خيانة ، والضعيف فيكم قوي عندي حتى أرجع إليه حقه ، والقوي فيكم ضعيف حتى آخذ الحق منه إن شاء الله ، لا يدع قوم الجهاد إلا خذلهم الله بالذل ، ولا تشيع الفاحشة في قوم إلا عمهم الله بالبلاء ، أطيعوني ما أطعت الله ورسوله ، فإذا عصيت الله ورسوله فلا طاعة لي عليكم قوموا إلى صلاتكم يرحمكم الله ).

البداية والنهاية (16/301) وقال : إسناده صحيح . وانظر : سيرة ابن هشام (4/661)

Berkata Ibnu katsir ;berkata ibnu ishaq ; " kemudian abu bakar berkata lalu memuji dan menyanjung Allah dengan pujian yang layak (bagi Allah), kemudian ia berkata ; " wahai manusia sesungguhnya kini aku memimpin kalian dan aku bukanlah orang terbaik kalian, maka jika aku berlaku baik maka tolonglah aku, dan bila aku berbuat kesalahan maka kuatkanlah aku, KEJUJURAN ADALAH AMANAT DAN DUSTA ADALAH PENGKHIANATAN, DAN ADAPUN ORANG YANG LEMAH DI DIANTARA KALIAN ADALAH ORANG KUAT DISISIKU, SEHINGGA AKU AKAN MENGEMBALIKAN HAKNYA. DAN ADAPUN ORANG YANG KUAT DISISI KALIAN ADALAH ORANG YANG LEMAH DISISIKU, SEHINGGA AKU MENGAMBIL HAK DARINYA, INSYA ALLAH. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad kecuali Allah membiarkannya dengan kehinaan, DAN TIDAKLAH ORANG YANG FASIK DI DALAM SUATU KAUM MEMBUAT SEKTARIAN ( HIZIB ), KECUALI ALLAH AKAN MERATAKAN SIKSA NYA. Taatlah kepadaku pada apa-apa yang aku mentaati Allah dan Rosul Nya, maka tatkala aku telah menentang Allah dan rasul Nya, maka tidak ada ketaatan kepadaku atas kalian, dirikanlah sholat kalian, semoga Allah merahmati kalian. (Al-bidayah wa an-nihayah karya imam ibnu katsir 16/301)

Kesimpulan :

Ini adalah inti sari beberapa riwayat yang hadir tentang pembaiatan abu bakar Rodhiallohu 'anhu- sebagai khalifah, dan saya berupaya mengambil kesimpulan dari semua riwayat-riwayat dengan faedah-faedah yang khusus dengan pokok pembicaraan kita, seperti di bawah ini :


1. Dalil-dalil yang menunjukkan secara jelas bahwa Nabi j tidak mengatakan secara jelas atas kholifah yang menggantikan setelahnya, ini merupakan dalil bahwa imam boleh membiarkan pemilihan oleh kaum muslimin sesudahnya.

2. BAHWA PEMBAIATAN ABU BAKAR Rodhiallohu 'anhu- TELAH SEMPURNA SETELAH MUSYAWARAH ANTARA PEMUKA MUHAJIRIN DAN ANSHOR, DAN INI MENUNJUKKAN BAHWA ORANG BERDIRI ( TERMASUK ANGGOTA ) UNTUK MEMILIH KHALIFAH ADALAH PARA PEMUKA KAUM, PARA ULAMA, PARA PEMIMPIN, MEREKALAH YANG KEMUDIAN DINAMAKAN SEBAGAI " AHLI AL-HALLI WA AL-AQDI "

3. Tidak dipersyaratkan kesepakatan mutlak atas pemilihan kholifah, kemudian perselisihan (ketidak setujuan) sebagian kecil kaum tidak mengganggu pada pemilihan kholifah, sebagaimana ketidak setujuan sa'd bin ubadah Rodhiallohu 'anhu-

4. Di syari'atkan pembaiatan kholifah yang terpilih pertama kali dilakukan di depan anggota ahli al-halli wa al-'aqdi, kemudian yang kedua di depan umumnya kaum muslimin. Sebagaimana pembaiatan yang dilaksanakan oleh abu bakar Rodhiallohu 'anhu-

5. Tidak dipersyaratkan di dalam pemilihan dihadiri oleh seluruh anggota ahlu al-halli wa al-'aqdi, sebagaimana tidaklah mengganggu pelaksanaan pemilihan dengan ketidak hadiran 'ali bin abi tholib dan zubair bin 'awwam tatkala tidak hadir pada pemilihan ( sebagaimana telah disebutkan oleh sebagian riwayat – karena tersibukkan dengan persiapan pemakaman Rasulullah j, meskipun kemudian keduanya berbaiat setelah itu ).

Dari keterangan poin-poin di atas akan menjelaskan kepada kita, cara yang utama pengangkatan seorang khalifah, yakni dengan cara pemilihan di hadapan ahlu al-halli wa al-'aqdi.

(dinukil dari kitab Al-imamatu al-'udzma fii dhou'i al-kitabi wa as-sunnah )

SA'D BIN UBADAH PEMIMPIN ANSHOR DARI SUKU KHOZROJ

سعد بن عبادة بن دليم بن حارثة بن حزيمة الأنصارى الخزرجى المدنى ، أبو ثابت ، و يقال أبو قيس

Dan adapun Sa'd bin ubadah telah meninggalkan pembaiatan Abu bakar, karena mereka telah menetapkan pada Sa'd sebagai amir, ( maka dengan pembaiatan Abu bakar yang terkesan mendadak-pen ), maka tertinggallah di didalam hatinya (rasa gondok - pen ) sebagaimana apa-apa yang tertinggal di hati-hati manusia ( para pendukungnya-pen ), Namun walaupun demikian dia Rodhiallohu 'anhu tidak menentang dan tidak menolak hak dan tidak pula menolong atas kebathilan, bahkan imam Ahmad bin hanbal telah meriwayatkan;

.....وَلَقَدْ عَلِمْتَ يَا سَعْدُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَأَنْتَ قَاعِدٌ قُرَيْشٌ وُلَاةُ هَذَا الْأَمْرِ فَبَرُّ النَّاسِ تَبَعٌ لِبَرِّهِمْ وَفَاجِرُهُمْ تَبَعٌ لِفَاجِرِهِمْ قَالَ فَقَالَ لَهُ سَعْدٌ صَدَقْتَ نَحْنُ الْوُزَرَاءُ وَأَنْتُمْ الْأُمَرَاءُ

Dan kamu telah mengetahui wahai Sa'd bahwasanya Rasulullah j telah bersabda sementara kamu duduk (tidak melakukan apa-apa), "kaum Quraisy adalah pemegang urusan ini, maka orang yang berbakti dari manusia itu mengikuti orang yang berbakti dari mereka (Quraisy) dan orang yang durhaka mereka mengikuti orang yang durhaka mereka." dia berkata; kemudian Sa'd menjawab Abu Bakar; "kamu benar, kami adalah para menteri sedangkan kalian adalah para pemimpin." HR. Imam Ahmad

فهذا مرسل حسن ولعل حميدا أخذه عن بعض الصحابة الذين شهدوا ذلك وفيه فائدة جليلة جدا وهي أن سعد بن عبادة نزل عن مقامه الأول في دعوى الإمارة وأذعن للصديق بالإمارة فرضى الله عنهم أجمعين

Hadits ini mursal hasan bisa jadi humaid mengambilnya dari sebagian para sahabat yang mana mereka telah menyaksikan perkara tersebut. Namun di dalamnya terdapat faedah yang sangat muliya yakni bahwa sa'd bin ubadah turun dari posisinya awal yakni menginginkan keimaman lalu menyerahkan keimaman tersebut kepada abu bakar as-shidiq – rodhiallohu 'anhum ajma'in. ( minhaju as-sunnah Nabawiyah oleh syaikhu al-islam ibnu taimiyah 1/527 dst )

Syaiku al-islam ibnu taimiyah di dalam kitab minhaju as-sunnah an-nabawiyah 1/528, menyebutkan:

Dan adapun pemerintahan dan kekuasaan itu sendiri adalah sebuah gambaran dari sebuah kekuatan yang dihasilkan kemudian telah diperoleh dengan jalan mencintai Allah dan rosulnya ( yakni dengan cara pemilihan ahli al-halli wa al-qdi ataupun dengan wasiat imam sebelumnya ), seperti pemerintahan khulafa rosyidin.

وقد تحصل على وجه فيه معصية كسلطان الظالمين ولو قدر أن عمر وطائفة معه بايعوه وامتنع سائر الصحابة عن البيعة لم يصر إماما بذلك وإنما صار إماما بمبايعة جمهور الصحابة الذين هم أهل القدرة والشوكة ولهذا لم يضر تخلف سعد بن عبادة لأن ذلك لا يقدح في مقصود الولاية فإن المقصود حصول القدرة والسلطان اللذين بهما تحصل مصالح الإمامة وذلك قد حصل بموافقة الجمهور على ذلك....

Dan ada pula keimaman itu juga diperoleh dengan cara maksiat seperti pemerintahannya orang-orang yang dholim, dan seandainya ditakdirkan bahwa Umar dan kelompoknya telah menbaiatnya, namun semua sahabat tidak mau berbaiat kepadanya, maka Abubakar tidak akan menjadi seorang imam, demikianlah bahwa seorang menjadi imam dengan dibaiat oleh jumhur ( mayoritas ) sahabat, dimana mereka adalah ahli kemampuan dan pasukan tempur, oleh karenanyalah tidaklah membahayakan penyelisihan yang dilakukan oleh sa'd bin ubadah karena hal itu tidak merusak tujuan sebuah pemerintahan. Karena dengan memperoleh kekuatan dan kekuasaan, maka dengan keduanya dapat dicapai kemaslahatan sebuah keimaman. Demikian yang telah disepakati oleh mayoritas ulama.