PENJELASAN HADITS " TETAPILAH BAIAT YANG PERTAMA"

Senin, 27 Desember 2010

PENJELASAN HADITS " TETAPILAH BAIAT YANG PERTAMA"
Oleh syaikh Muhammad bin Sholih Al-utsaimin Rohimahullah
4/656- وعن أبي هُريرة رضي الله عنهُ قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا : فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الأَوَّلِ فَالأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ. رواه البخاري و مسلم
Dari Abi hurairo, ia berkata, Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda : Telah ada Bani isroil dipimpin oleh para Nabi, setiap seorang nabi meninggal maka akan digantikan dengan Nabi yang lain, dan bahwasanya tidak ada Nabi lagi sesudahku, dan yang ada adalah para khalifah maka mereka banyak jumlahnya. Mereka bertanya; " Maka apa yang engkau perintahkan kepada kami ? Nabi menjawab : Tetapilah baiat yang pertama kemudian yang pertama, berikanlah hak-hak mereka ( sebagai kholifah ) maka sesungguhnya Allah akan menanyai mereka pada apa-apa yang Allah telah jadikan mereka sebagai pemimpin.
Penjelasan
Rosululloh Shollallohu 'alai wasallam telah menjelaskan bahwa bani isroil telah diimpin oleh para Nabi, yakni diutusnya para nabi untuk memperbaiki keadaan mereka
" وإنه لا نبي بعدي"
"Dan bahwasanya tidak ada nabi sesudahku" maka sesungguhnya nabi shollallohu 'alai wasallam adalah penutup para nabi berdasarkan nash dan ijma' sebagai mana firman Allah :
(مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ) (الأحزاب:40).
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Oleh karenanya barang siapa yang mengaku sebagai nabi sesudahnya, maka ia kafir lagu murtad wajib di bunuh, dan barang siapa yang membenarkan pada orang yang mengaku sebagai nabi sesudahnya, maka ia juga kafir lagi murtad, wajib di bunuh kecuali ia bertaubat. Maka Nabi shollallohu 'alai wasallam beliau adalah penutup para Nabi, dan akan tetapi Allah menjadikan untuknya para kholifah, kholifah (pengganti) di dalam masalah ilmu, dan kholifah di dalam masalah pemerintahan , adapun kholifah yang dimaksud di dalam hadts ini adalah para khalifah pemerintahan.
Dan oleh karenanya Nabi bersabda ( maka akan ada para kolifah dan mereka berjumlah banyak) para sahabat bertanya; "maka apa yang engkau perintahkan kepada kami?" maksudnya " siapakah yang kami tetapi baiatnya?"
Maka Nabi menjawab ; " Yang pertama kemudian yang pertama" maka ketika mereka telah membai'at seorang kholifah maka wajib bagi mereka untuk menetapi baiat mereka, dan mengesampingkan pada semua orang yang menginginkan kekhalifahan selama ia ( kholifah yang pertama ) masih hidup, dan mereka menolong pada seorang kholifah yang pertama atas orang yang menginginkan kekholifahan selama ia masih hidup, karena setiap orang yang menentang pemerintahan di wilayah kekuasaannya, maka wajib untuk di bunuh, sehingga umat tetap satu,
قَالَ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسلم - : «إِذا بُويِعَ لخليفتين ، فَاقْتُلُوا الآخر مِنْهُمَا» رواه مسلم
Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda; " jika telah dibaiat dua orang khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya". HR. Muslim
karena sesungguhnya bila dibiarkan maka akan terjadi kekacauan, maka jadinya setiap orang tidak menginginkan pemerintahan ini dan mereka akan berpendapat dan membuat kelompok untuk memerangi penguasa, maka rusaklah suatu tatanan.
Dan diakhir hadits bahwa Nabi shollalohu 'alaihi wasllam membebankan kepada para kholifah pada apa-apa yang menjadi tanggungan mereka. Dan memerintahkan kita untuk memberikan hak-hak mereka dan kita meminta kepada Allah pada sesuatu yang bermanfaat untuk kita, kita tidak mengatakan mereka ini dholim mereka ini lalim, mereka ini tidak berbuat adil, kemudian kita mengabaikan dan tidak mentaati mereka pada apa-apa yang Allah memerintahkan kita dengannya. Tidak. Ini tidak boleh, kita wajib memberikan hak-hak mereka, dan kita meminta kepada Allah akan hak-hak kita.
seperti seseorang yang memiliki kerabat, maka jika ia memutusmu ( dari ke familian ) maka sambunglah dia (dengan silaturrohim ) dan mintalah kepada Allah pada sesuatu yang bermanfaat untukmu. Adapun bila engkau katakan " aku tidak akan menyambung ( famili ) kecuali kepada orang yang menyambungku, (itu sama ) aku tidak akan mentaati seorang sultan / amir kecuali ia tidak berlaku dholim dan tidak mengambil harta dan selainnya, maka sikap ini adalah salah, tunaikan pada apa yang menjadi kewajiban bagimu dan mintalah kepada Allah pada sesuatu yang bermanfaat bagimu……Kitab Syarah Riyadhu as-sholihin oleh Syaikh Muhammad bin sholih al-utsaimin.
-----
.... فإن النبي عليه الصلاة والسلام أخبر بأن بني إسرائيل كانت تسوسهم الأنبياء؛ أي تُبعث فيهم الأنبياء فيصلحون من أحوالهم، " وإنه لا نبي بعدي" فإنّ النبي صلى الله عليه وسلم خاتم النبيين بالنص والإجماع كما قال الله تعالى (مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ) (الأحزاب:40).
ولهذا من ادَّعى النبوة بعده؛ فهو كافر مرتد يجب قتله، ومن صدّق من ادعى النبوة بعده؛ فهو كاذب مرتد يجب قتله إلا أن يتوب، فالنبي عليه الصلاة والسلام هو خاتم الأنبياء، ولكن جعل الله له خلفاء؛ خلفاء في العلم، وخلفاء في السلطة، والمراد بالخلفاء في هذا الحديث : خلفاء السلطة.
ولهذا قال: ((سيكون خلفاء ويكثرون)) قالوا: يا رسول الله فما تأمرنا؟ يعني: من نفي ببيعته؟ قال: (( الأول فالأول)) فإذا بايعوا الخليفة وجب عليهم أن يبقوا على بيعتهم، وأن ينبذوا كلّ من أراد الخلافة وهو حي، وأن يعينوا الخليفة الأول على من أراد الخلافة في حياته، لأن كل من نازع السلطان في سلطانه؛ فإنه يجب أن يُقاتل؛ حتى تكون الأمة واحدة، فإن الناس لو تركوا فوضى، وصار كل من لا يريد هذا السلطان يذهب ويتخذ له حزباً يقاتل به السلطان؛ فسدت الأمور.
وفي آخر الحديث أن النبي صلى الله عليه وسلم حمل هؤلاء الخلفاء ما عليهم ، وأمرنا نحن أن نوفي لهم بحقهم، ونسأل الله الذي لنا ، لا نقل هؤلاء ظلموا هؤلاء جاروا، هؤلاء لم يقوموا بالعدل، ثم ننابذهم ولا نطيعهم فيما أمرنا الله به، لا ، هذا لا يجوز، يجب أن نوفي لهم بالحق، وأن نسأل الله الحق الذي لنا، كالإنسان الذي له قريب إذا قطعك فصِله، وأسأل الله الذي لك، أما أن تقول لا أصلُ إلا من وصلني، أو لا أطيع من السلطان إلا من لا يظلم ولا يستأثر بالمال ولا غيره، فهذا خطأ، قم أنت بما يجب عليك ، واسأل الله الذي لك.....
الكتاب : شرح رياض الصالحين- 78- باب أمر وُلاة الأمور بالرفق برعاياهم ونصيحتهم والشفقة عليهم والنهي عن غشهم والتشديد عليهم وإهمال مصالحهم والغفلة عنهم وعن حوائجهم
المؤلف : محمد بن صالح بن محمد العثيمين (المتوفى : 1421هـ)