أنواع البيعة :
JENIS-JENIS BAI'AT
Jenis-jenis bai'at di dalam syari'at tergantung dengan perkara pembai'atan yang terjadi, perkara-perkara terpenting masalah bai'at sahabat kepada Nabi ada empat jenis :
أولاً : البيعة على الإسلام ، وهي أوجب الأنواع وآكدها ، ولا شيء من البيعات نكثه كفر إلا هذه ، أما غيرها فكبيرة من الكبائر وذنب عظيم ، وأكثر ما كان النبي J يبايع الناس على الإسلام ، وذلك أن يأتي الرجل الذي يريد الدخول في الإسلام فيسلم على النبي J ويضع يده في يده ويتشهد أو يتعهد بالتزام الإسلام ، فيصير بذلك مسلمًا مبايعًا للرسول J . وكل هذا ثابت عن النبي J بأدلة صحيحة كثيرة منها :
Pertama :
Bai'at untuk menetapi agama islam
Jenis bai'at ini yang paling wajib dan paling kuat, dan tidak ada sesuatupun dari bai'at bahwa merusaknya adalah kafir kecuali jenis bai'at ini, adapun merusak bai'at selain jenis ini maka hukumnya adalah dosa besar, dan sebagian besar yang terjadi adalah Nabi membai'at (menjanji) manusia untuk menetapi islam, Prakteknya bila seorang laki-laki ingin masuk islam maka ia datang dan pasrah kepada Nabi seraya menjabat tangan Nabi, melafalkan syahadat atau berjanji menetapi islam, maka orang itu telah menjadi muslim dengan pembai'atan kepada Rosululloh. Semua ini adalah berita yang kokoh dari Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam dengan banyak sekali dalil-dalil yang shohih, diantaranya:
1- قول الله عز وجل : ﴿ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَن لا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئاً وَلا يَسْرِقْنَ وَلا يَزْنِينَ وَلا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَلا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴾ ([1]) .
Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk Mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat Dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, Maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.QS. Al-mumtahanah ayat 12
2- حديث جرير بن عبد الله رضي الله عنه قال : بايعت رسول الله J على شهادة ألا إله إلا الله وأن محمدًا رسول الله ، وإقام الصلاة ، وإيتاء الزكاة ، والسمع والطاعة والنصح لكل مسلم ) ([2])
2. Hadits Jarir dia berkata, "Aku berbaiat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menasihati setiap muslim."
3- حديث ضماد رضي الله تعالى عنه الطويل وفيه أنه قال للنبي J : ( هات يدك أبايعك على الإسلام ) ، فبايعه ، فقال رسول الله J : « وعلى قومك » ، قال : ( وعلى قومي ) ([3]) .
3. Hadits Dhimat Rodhiallohu ta'ala 'anhu yang panjang diantara redaksinya adalah bahwa ia berkata kepada Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam " Kemarikan tanganmu ( Nabi ) aku akan berbai'at padamu untuk menetapi islam" maka Nabipun membai'atnya, Maka Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam bersabda " dan atas kaummu", Dzimat berkata " dan atas kaumku"
4- حديث جابر بن عبد الله رضي الله تعالى قال : جاء أعرابي إلى النبي J فقال : ( بايعْني على الإسلام ، فبايعه على الإسلام ، ثم جاء من الغد محمومًا فقال : أقلني . فأبى ، فلما ولَّى قال : « المدينة كالكير تنفي خبثها وتنصع طيبها » ([4]) .
4. Hadits Jabir, ia berkata ; 'Seorang arab Badui (nomade) mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar "Baiatlah aku untuk Islam, " maka Nabi membaiatnya untuk Islam. Keesokan harinya si arab badui tadi datang dalam keadaan demam, dan berujar; "batalkanlah baiatku" namun Nabi enggan. Ketika si arab Badui sudah berpaling, Nabi bersabda: "Madinah ini bagaikan tungku api yang menghilangkan karat-karatnya dan menyaring yang baik saja." HR. Bukhori
ثانيًا : البيعة على النصرة والمنعة :
Kedua:
Bai'at untuk menolong dan melindungi
وهذه تتضح في البيعة التي أخذها النبي J على وفد الأنصار ، وهي بيعة العقبة الثانية ([5]) ، وكان عددهم إذ ذاك ثلاثة وسبعين رجلاً وامرأتين : ( فواعدهم النبي J سرَّا بالعقبة من أوسط أيام التشريق ، فلما حضروا ، تكلَّم النبي J فتلا القرآن ودعا إلى الله ورغَّب في الإسلام ، ثم قال : أبايعكم على أن تمنعوني مما تمنعون منه نساءكم وأبناءكم قال : فأخذ البراء بن معرور بيده ثم قال : نعم والذي بعثك بالحق نبيًا لنمنعنك مما نمنع منه أزرنا فبايعنا رسول الله ... إلخ ) ([6]) .
Hal ini telah dijelaskan di saat Nabi membai'at tamu dari orang anshor, pembaiatan tersebut dinamakan bai'at aqobah yang kedua, jumlah mereka saat itu 73 laki-laki dan 2 orang perempuan : Nabi membai'at mereka secara rahasia di aqobah pada pertengahan hari tasyrik, ketika mereka telah hadir kemudian Nabi menasihati mereka lantas membaca al-qur'an, berdo'a kepada Allah dan memberikan motivasi di dalam menetapi agama islam, kemudian Nabi berkata : " aku akan membai'at kalian untuk melindungiku sebagaimana kalian melindungi istri-istri dan anak-anak kalian , maka baro bin ma'rur menjabat tangan Nabi seraya berkata : ya, demi dzat yang telah mengutusmu menjadi Nabi, kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi keluarga kami.maka Rosulullah pun membai'at kami..dst.
ثالثًا : البيعة على الجهاد :
Ketiga:
Bai'at untuk berjihad
Bai'at jenis ini telah termaktub di dalam al-qur'an dan as-sunnah dibeberapa tempat, diantaranya:
وقد وردت في القرآن الكريم وفي السنة الشريفة في عدة مواضع منها :
1 - قول الله تعالى : ﴿ إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴾ ([7]) .
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.
فالله سبحانه وتعالى ابتاع من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة وعدًا عليه حقًا في كتبه المنزلة أن يفي لهم ما وعدهم إذا هم وفوا ما عاهدوا الله عليه ، فقاتلوا في سبيل الله فقتلوا أو قُتلوا .
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka, ini adalah janji yang benar yang tercantum di Al-qur'an, Allah akan menetapi janjinya selagi mereka menetapi janji Allah, yakini mereka berperang di jalan Allah, mereka membunuh atau terbunuh
وذكر ابن جرير عن شِمْرِ بن عطية قال : ( ما من مسلم إلا ولله في عنقه بيعة وفَّى بها أو مات عليها في قول الله تعالى : ﴿ إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ ... ﴾ الآية ([8]) .
Dan imam ibnu jarir telah meriwayatkan dari syimri bin 'athiah , dia berkata : tidak ada dari seorang muslimpun kecuali bagi Allah di lehernya terdapat sebuah bai'at, ia menetapi dengan bai'at atau dia mati karena menetapi bai'at, termaktub didalam firman Allah : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri......al-ayat )
قال الشيخ حافظ حكمي رحمه الله : ( ولو لم يكن في ذلك إلا قول ربي عز وجل - وذكر الآية - لكانت هذه الآية كافية في نعش القلوب وتهييج النفوس وتشويقها ، وحملها على تلك البيعة الرابحة التي لا خطر لها ولا يحاط بعظم فضلها والله المستعان ) ([9]) . فهذه البيعة في عنق كل مسلم ، وهي الجهاد في سبيل الله وهي مستمرة ، لأن الجهاد ماض إلى يوم القيامة ، وهي في هذا الموطن تحتمل البيعة بمعنى الشراء ، وتحتمل أن تكون بمعنى العهد .
Syaikh Hafid Hikamy berkata : Meskipun tidak ada wahyu lain kecuali firman Allah 'azza wajalla ini – kemudian syaikh membaca ayat ini – maka ayat ini sudah cukup memadai di dalam membangkitkan semangat hati, kegembiraan dan motivasi diri , Dan ayat ini mengandung bai'at yang menguntungkan, tidak mengandung bahaya dan tidak memberatkan sebab mengagungkan keutamaannya ( bai'at ) dan kepada Allah kita meminta perlindungan.
2- ومنها ما ورد في الحديبية من قول الله تعالى : ﴿ إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً ﴾ ([10]) . فهذه التي كانت في الحديبية . وذُكر في سببها أن رسول الله r أرسل عثمان بن عفان رضي الله عنه إلى مكة للتفاوض مع المشركين وإخبارهم أن الرسول جاء معتمرًا لا غازيًا ، فاحتبسته قريش في مكة ، وأشيع عند النبي J أنه قد قتل ، فقال النبي J : « لا نبرح حتى نناجز القوم » ، ودعا إلى البيعة ، وكانت بيعة الرضوان تحت الشجرة ([11]) . وقد نزل في هذه البيعة ، قرآنًا يتلى إلى يوم القيامة ، وهو قوله تعالى في نفس السورة : ﴿ لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحاً قَرِيباً ... ﴾ ([12]) . وفي هذه الآية يمتدح الله صنيعهم في هذا الموقف ويمنحهم رضاه عز وجل وهو هدفهم المنشود رضوان الله عليهم .
2. Termasuk apa yang terjadi di hudaibiyah tercantum di dalam firman Allah: " Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah[13]. tangan Allah di atas tangan mereka, Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan Barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar". Al-fath ayat 10
3- وروى البخاري عن يزيد بن أبي عبيد قال : قلت : لسلمة بن الأكوع : على أي شيء بايعتم رسول الله J يوم الحديبية ؟ قال : ( على الموت ) ([14]) . وفي رواية عند البخاري : ( على الصبر ) . وفي رواية مسلم عن جابر قال : ( لم نبايع رسول الله J على الموت ، وإنما بايعناه على ألا نفر ) ([15]) .
Imam bukhori meriwayatkan dari Yazid bin abi 'ubaid, ia berkata; aku berkata kepada salamah bin akwa' ; "Untuk apa kalian berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada peristiwa Hudaibiyyah?". Salamah menjawab; "Untuk kematian." Di dalam riwayat bukhori yang lain ; (untuk bersabar). Dan di dalam riwayat muslim dari jabir, ia berkata : "Kami tidak berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di atas kematian, hanyasanya kami berbai'at kepada beliau untuk tidak lari (dari peperangan)."
4- وروى البخاري في باب البيعة في الحرب ... أحاديث كثيرة في ذلك حتى كان مما يردده المهاجرون والأنصار يوم الخندق من الرجز :
نحن الذين بايعوا محمدًا
على الجهاد ما حيينا أبدًا ([16])
Imam Bukhori meriwayatkan di Bab bai'at di saat perang .....banyak sekali hadits yang menyebutkannya sehingga orang-orang muhajir dan anshor mengulang-ulangnya di dalam syairan :
"Kami adalah orang-orang yang telah berbai'at kepada Muhammad. Untuk terus berjihad selagi kami hidup".
رابعًا : البيعة على الهجرة :
وكانت أول الأمر فرض عين على من أسلم ، ثم انتهت بعد الفتح ، ومن أدلة ذلك حديث مجاشع بن مسعود رضي الله عنه قال : أتيت بأخي بعد الفتح فقلت : يا رسول الله جئتك بأخي لتبايعه على الهجرة ، قال : « ذهب أهل الهجرة بما فيها » ، فقلت : على أي شيء تبايعه ؟ قال : « أبايعه على الإسلام والجهاد والخير » ([17]) . والمراد الهجرة من مكة إلى المدينة ، أما الهجرة من بلد الكفر إلى بلد الإسلام ، فهذه حكمها مستمرة إلى قيام الساعة .
Keempat :
Bai'at untuk berhijrah
Adalah fardhu 'ain yang pertama bagi orang yang masuk islam, kemudian hal itu di hentikan setelah fathu makkah, dalil-dalilnya adalah hadits mujasyi' bin mas'ud rodhiallohu 'anhu ia berkatan: "Wahai Rasulullah, aku menemuimu dengan saudaraku agar engkau membaiatnya untuk hijrah. Jawab Nabi; "Pelaku-pelaku hijrah telah membawa semua ganjarannya." Lantas saya bertanya; "Lalu untuk apa engkau membaiatnya? beliau jawab; "Saya membaiatnya untuk Islam, jihad dan kebaikan.
Dan yang dimaksud hijrah disini (yang telah dihapus) adalah kewajiban hijrah dari Makkah ke madinah, adapun hijrah dari negeri kafir menuju ke negeri islam, maka hukumnya terus berlaku sampai hari kiamat.
خامسًا : البيعة على السمع والطاعة :
Kelima :
Bai'at untuk mendengar dan ta'at ( kepada pemimpin )
وهذه هي التي إذا أطلقت البيعة انصرفت إليها ، والتي كانت تعطي للأئمة عند تعينهم خلفاء للمسلمين - وهي المراد في هذا الباب - والأدلة عليها كثيرة منها :
.....ini adalah bai'at yang diberikan kepada para imam ketika mereka telah menentukan kholifah bagi kaum muslimin- dan bai'at jenis ini yang dimaksud di dalam bab ini – dalil-dalilnya banyak sekali, diantaranya :
1- حديث عبادة بن الصامت رضي الله تعالى عنه قال : بايعنا رسول الله J على السمع والطاعة في العسر واليسر ، والمنشط والمكره ، وعلى أثرة علينا ، وعلى ألا ننازع الأمر أهله ، إلا أن تروا كفرًا بواحًا عندكم من الله فيه برهان ) . وفي رواية : ( وعلى أن نقول بالحق أينما كنا ، وألا نخاف في الله لومة لائم ) ([18]) .
Hadits Ubadah bin Shamit, ia berkata : kami berbaiat kepada beliau untuk senantiasa mendengar dan ta'at, saat giat mapun malas, dan saat kesulitan maupun kesusahan, lebih mementingkan urusan bersama, serta agar kami tidak mencabut urusan dari ahlinya kecuali jika kalian melihat kekufuran yang terang, yang pada kalian mempunyai alasan yang jelas dari Allah.'
Dan di dalam hadits yang lain ; " Dan untuk mengatakan kebenaran di mana saja kami berada, serta tidak takut (dalam menegakkan kalimat) Allah terhadap celaan orang-orang yang mencela".
2- حديث عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : ( كنا نبايع رسول الله J على السمع والطاعة يقول لنا : « فيما استطعت » ([19]) ) . وتقدم حديث جرير بن عبد الله وفيه المبايعة على السمع والطاعة فلقَّنه رسول الله J : « فيما استطعت ، والنصح لكل مسلم » .
2. Hadits abdullah bin umar rodhiallohu 'anhu, ia berkata : kami telah berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mendengar dan taat, Nabi berkata kepada kami ; " di dalam perkara yang kalian mampu"
Dan telah lampau haditsnya dari bin abdillah tercantum pembaiatan untuk mendengar dan taat, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendiktenya ; " di dalam perkara yang engkau mampu dan menasihati setiap muslim "
Dan inilah bai'at antara seorang imam dan rakyatnya yang isinya adalah " mendengar dan ta'at".
Diterjemahkan dari kitab
Al-imamatu al-'udzma 'inda ahli as-sunnah wa al-jama'ah
( Imam a'dzom menurut ahlussunnah wal-jamaah )
Karya : Syaikh Abdullah bin umar bin sulaiman ad-dumaiji
Cetakan : daru thoibah Riyadh
Halaman 200 - 205
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ فَحَدَّثَنِي مَعْبَدُ بْنُ كَعْبِ بْنِ مَالِكِ بْنِ أَبِي كَعْبِ بْنِ الْقَيْنِ أَخُو بَنِي سَلِمَةَ أَنَّ أَخَاهُ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ كَعْبٍ وَكَانَ مِنْ أَعْلَمِ الْأَنْصَارِ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَاهُ كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ وَكَانَ كَعْبٌ مِمَّنْ شَهِدَ الْعَقَبَةَ وَبَايَعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَا قَالَ خَرَجْنَا فِي حُجَّاجِ قَوْمِنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ وَقَدْ صَلَّيْنَا وَفَقِهْنَا وَمَعَنَا الْبَرَاءُ بْنُ مَعْرُورٍ كَبِيرُنَا وَسَيِّدُنَا فَلَمَّا تَوَجَّهْنَا لِسَفَرِنَا وَخَرَجْنَا مِنْ الْمَدِينَةِ قَالَ الْبَرَاءُ لَنَا يَا هَؤُلَاءِ إِنِّي قَدْ رَأَيْتُ وَاللَّهِ رَأْيًا وَإِنِّي وَاللَّهِ مَا أَدْرِي تُوَافِقُونِي عَلَيْهِ أَمْ لَا قَالَ قُلْنَا لَهُ وَمَا ذَاكَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ أَنْ لَا أَدَعَ هَذِهِ الْبَنِيَّةِ مِنِّي بِظَهْرٍ يَعْنِي الْكَعْبَةَ وَأَنْ أُصَلِّيَ إِلَيْهَا قَالَ فَقُلْنَا وَاللَّهِ مَا بَلَغَنَا أَنَّ نَبِيَّنَا يُصَلِّي إِلَّا إِلَى الشَّامِ وَمَا نُرِيدُ أَنْ نُخَالِفَهُ فَقَالَ إِنِّي أُصَلِّي إِلَيْهَا قَالَ فَقُلْنَا لَهُ لَكِنَّا لَا نَفْعَلُ فَكُنَّا إِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ صَلَّيْنَا إِلَى الشَّامِ وَصَلَّى إِلَى الْكَعْبَةِ حَتَّى قَدِمْنَا مَكَّةَ قَالَ أَخِي وَقَدْ كُنَّا عِبْنَا عَلَيْهِ مَا صَنَعَ وَأَبَى إِلَّا الْإِقَامَةَ عَلَيْهِ فَلَمَّا قَدِمْنَا مَكَّةَ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي انْطَلِقْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْأَلْهُ عَمَّا صَنَعْتُ فِي سَفَرِي هَذَا فَإِنَّهُ وَاللَّهِ قَدْ وَقَعَ فِي نَفْسِي مِنْهُ شَيْءٌ لَمَّا رَأَيْتُ مِنْ خِلَافِكُمْ إِيَّايَ فِيهِ قَالَ فَخَرَجْنَا نَسْأَلُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُنَّا لَا نَعْرِفُهُ لَمْ نَرَهُ قَبْلَ ذَلِكَ فَلَقِيَنَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَسَأَلْنَاهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ هَلْ تَعْرِفَانِهِ قَالَ قُلْنَا لَا قَالَ فَهَلْ تَعْرِفَانِ الْعَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ عَمَّهُ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ وَكُنَّا نَعْرِفُ الْعَبَّاسَ كَانَ لَا يَزَالُ يَقْدَمُ عَلَيْنَا تَاجِرًا قَالَ فَإِذَا دَخَلْتُمَا الْمَسْجِدَ فَهُوَ الرَّجُلُ الْجَالِسُ مَعَ الْعَبَّاسِ قَالَ فَدَخَلْنَا الْمَسْجِدَ فَإِذَا الْعَبَّاسُ جَالِسٌ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهُ جَالِسٌ فَسَلَّمْنَا ثُمَّ جَلَسْنَا إِلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْعَبَّاسِ هَلْ تَعْرِفُ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ يَا أَبَا الْفَضْلِ قَالَ نَعَمْ هَذَا الْبَرَاءُ بْنُ مَعْرُورٍ سَيِّدُ قَوْمِهِ وَهَذَا كَعْبُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ فَوَاللَّهِ مَا أَنْسَى قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّاعِرُ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَقَالَ الْبَرَاءُ بْنُ مَعْرُورٍ يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنِّي خَرَجْتُ فِي سَفَرِي هَذَا وَهَدَانِي اللَّهُ لِلْإِسْلَامِ فَرَأَيْتُ أَنْ لَا أَجْعَلَ هَذِهِ الْبَنِيَّةَ مِنِّي بِظَهْرٍ فَصَلَّيْتُ إِلَيْهَا وَقَدْ خَالَفَنِي أَصْحَابِي فِي ذَلِكَ حَتَّى وَقَعَ فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ فَمَاذَا تَرَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَقَدْ كُنْتَ عَلَى قِبْلَةٍ لَوْ صَبَرْتَ عَلَيْهَا قَالَ فَرَجَعَ الْبَرَاءُ إِلَى قِبْلَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى مَعَنَا إِلَى الشَّامِ قَالَ وَأَهْلُهُ يَزْعُمُونَ أَنَّهُ صَلَّى إِلَى الْكَعْبَةِ حَتَّى مَاتَ وَلَيْسَ ذَلِكَ كَمَا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِهِ مِنْهُمْ قَالَ وَخَرَجْنَا إِلَى الْحَجِّ فَوَاعَدْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَقَبَةَ مِنْ أَوْسَطِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ فَلَمَّا فَرَغْنَا مِنْ الْحَجِّ وَكَانَتْ اللَّيْلَةُ الَّتِي وَعَدْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ حَرَامٍ أَبُو جَابِرٍ سَيِّدٌ مِنْ سَادَتِنَا وَكُنَّا نَكْتُمُ مَنْ مَعَنَا مِنْ قَوْمِنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ أَمْرَنَا فَكَلَّمْنَاهُ وَقُلْنَا لَهُ يَا أَبَا جَابِرٍ إِنَّكَ سَيِّدٌ مِنْ سَادَتِنَا وَشَرِيفٌ مِنْ أَشْرَافِنَا وَإِنَّا نَرْغَبُ بِكَ عَمَّا أَنْتَ فِيهِ أَنْ تَكُونَ حَطَبًا لِلنَّارِ غَدًا ثُمَّ دَعَوْتُهُ إِلَى الْإِسْلَامِ وَأَخْبَرْتُهُ بِمِيعَادِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ وَشَهِدَ مَعَنَا الْعَقَبَةَ وَكَانَ نَقِيبًا قَالَ فَنِمْنَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ مَعَ قَوْمِنَا فِي رِحَالِنَا حَتَّى إِذَا مَضَى ثُلُثُ اللَّيْلِ خَرَجْنَا مِنْ رِحَالِنَا لِمِيعَادِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَتَسَلَّلُ مُسْتَخْفِينَ تَسَلُّلَ الْقَطَا حَتَّى اجْتَمَعْنَا فِي الشِّعْبِ عِنْدَ الْعَقَبَةِ وَنَحْنُ سَبْعُونَ رَجُلًا وَمَعَنَا امْرَأَتَانِ مِنْ نِسَائِهِمْ نَسِيبَةُ بِنْتُ كَعْبٍ أُمُّ عُمَارَةَ إِحْدَى نِسَاءِ بَنِي مَازِنِ بْنِ النَّجَّارِ وَأَسْمَاءُ بِنْتُ عَمْرِو بْنِ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ إِحْدَى نِسَاءِ بَنِي سَلِمَةَ وَهِيَ أُمُّ مَنِيعٍ قَالَ فَاجْتَمَعْنَا بِالشِّعْبِ نَنْتَظِرُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى جَاءَنَا وَمَعَهُ يَوْمَئِذٍ عَمُّهُ الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَهُوَ يَوْمَئِذٍ عَلَى دِينِ قَوْمِهِ إِلَّا أَنَّهُ أَحَبَّ أَنْ يَحْضُرَ أَمْرَ ابْنِ أَخِيهِ وَيَتَوَثَّقُ لَهُ فَلَمَّا جَلَسْنَا كَانَ الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَوَّلَ مُتَكَلِّمٍ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الْخَزْرَجِ قَالَ وَكَانَتْ الْعَرَبُ مِمَّا يُسَمُّونَ هَذَا الْحَيَّ مِنْ الْأَنْصَارِ الْخَزْرَجَ أَوْسَهَا وَخَزْرَجَهَا إِنَّ مُحَمَّدًا مِنَّا حَيْثُ قَدْ عَلِمْتُمْ وَقَدْ مَنَعْنَاهُ مِنْ قَوْمِنَا مِمَّنْ هُوَ عَلَى مِثْلِ رَأْيِنَا فِيهِ وَهُوَ فِي عِزٍّ مِنْ قَوْمِهِ وَمَنَعَةٍ فِي بَلَدِهِ قَالَ فَقُلْنَا قَدْ سَمِعْنَا مَا قُلْتَ فَتَكَلَّمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَخُذْ لِنَفْسِكَ وَلِرَبِّكَ مَا أَحْبَبْتَ قَالَ فَتَكَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَلَا وَدَعَا إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَرَغَّبَ فِي الْإِسْلَامِ قَالَ أُبَايِعُكُمْ عَلَى أَنْ تَمْنَعُونِي مِمَّا تَمْنَعُونَ مِنْهُ نِسَاءَكُمْ وَأَبْنَاءَكُمْ قَالَ فَأَخَذَ الْبَرَاءُ بْنُ مَعْرُورٍ بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ نَعَمْ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَنَمْنَعَنَّكَ مِمَّا نَمْنَعُ مِنْهُ أُزُرَنَا فَبَايِعْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَحْنُ أَهْلُ الْحُرُوبِ وَأَهْلُ الْحَلْقَةِ وَرِثْنَاهَا كَابِرًا عَنْ كَابِرٍ قَالَ فَاعْتَرَضَ الْقَوْلَ وَالْبَرَاءُ يُكَلِّمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو الْهَيْثَمِ بْنُ التَّيِّهَانِ حَلِيفُ بَنِي عَبْدِ الْأَشْهَلِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الرِّجَالِ حِبَالًا وَإِنَّا قَاطِعُوهَا يَعْنِي الْعُهُودَ فَهَلْ عَسَيْتَ إِنْ نَحْنُ فَعَلْنَا ذَلِكَ ثُمَّ أَظْهَرَكَ اللَّهُ أَنْ تَرْجِعَ إِلَى قَوْمِكَ وَتَدَعَنَا قَالَ فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ بَلْ الدَّمَ الدَّمَ وَالْهَدْمَ الْهَدْمَ أَنَا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مِنِّي أُحَارِبُ مَنْ حَارَبْتُمْ وَأُسَالِمُ مَنْ سَالَمْتُمْ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْرِجُوا إِلَيَّ مِنْكُمْ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا يَكُونُونَ عَلَى قَوْمِهِمْ فَأَخْرَجُوا مِنْهُمْ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا مِنْهُمْ تِسْعَةٌ مِنْ الْخَزْرَجِ وَثَلَاثَةٌ مِنْ الْأَوْسِ وَأَمَّا مَعْبَدُ بْنُ كَعْبٍ فَحَدَّثَنِي فِي حَدِيثِهِ عَنْ أَخِيهِ عَنْ أَبِيهِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ أَوَّلَ مَنْ ضَرَبَ عَلَى يَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَرَاءُ بْنُ مَعْرُورٍ ثُمَّ تَتَابَعَ الْقَوْمُ فَلَمَّا بَايَعَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَرَخَ الشَّيْطَانُ مِنْ رَأْسِ الْعَقَبَةِ بِأَبْعَدِ صَوْتٍ سَمِعْتُهُ قَطُّ يَا أَهْلَ الْجُبَاجِبِ وَالْجُبَاجِبُ الْمَنَازِلُ هَلْ لَكُمْ فِي مُذَمَّمٍ وَالصُّبَاةُ مَعَهُ قَدْ أَجْمَعُوا عَلَى حَرْبِكُمْ قَالَ عَلِيٌّ يَعْنِي ابْنَ إِسْحَاقَ مَا يَقُولُهُ عَدُوُّ اللَّهِ مُحَمَّدٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا أَزَبُّ الْعَقَبَةِ هَذَا ابْنُ أَزْيَبَ اسْمَعْ أَيْ عَدُوَّ اللَّهِ أَمَا وَاللَّهِ لَأَفْرُغَنَّ لَكَ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْفَعُوا إِلَى رِحَالِكُمْ قَالَ فَقَالَ لَهُ الْعَبَّاسُ بْنُ عُبَادَةَ بْنِ نَضْلَةَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَئِنْ شِئْتَ لَنَمِيلَنَّ عَلَى أَهْلِ مِنًى غَدًا بِأَسْيَافِنَا قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ أُومَرْ بِذَلِكَ قَالَ فَرَجَعْنَا فَنِمْنَا حَتَّى أَصْبَحْنَا فَلَمَّا أَصْبَحْنَا غَدَتْ عَلَيْنَا جُلَّةُ قُرَيْشٍ حَتَّى جَاءُونَا فِي مَنَازِلِنَا فَقَالُوا يَا مَعْشَرَ الْخَزْرَجِ إِنَّهُ قَدْ بَلَغَنَا أَنَّكُمْ قَدْ جِئْتُمْ إِلَى صَاحِبِنَا هَذَا تَسْتَخْرِجُونَهُ مِنْ بَيْنِ أَظْهُرِنَا وَتُبَايِعُونَهُ عَلَى حَرْبِنَا وَاللَّهِ إِنَّهُ مَا مِنْ الْعَرَبِ أَحَدٌ أَبْغَضَ إِلَيْنَا أَنْ تَنْشَبَ الْحَرْبُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ مِنْكُمْ قَالَ فَانْبَعَثَ مَنْ هُنَالِكَ مِنْ مُشْرِكِي قَوْمِنَا يَحْلِفُونَ لَهُمْ بِاللَّهِ مَا كَانَ مِنْ هَذَا شَيْءٌ وَمَا عَلِمْنَاهُ وَقَدْ صَدَقُوا لَمْ يَعْلَمُوا مَا كَانَ مِنَّا قَالَ فَبَعْضُنَا يَنْظُرُ إِلَى بَعْضٍ قَالَ وَقَامَ الْقَوْمُ وَفِيهِمْ الْحَارِثُ بْنُ هِشَامِ بْنِ الْمُغِيرَةِ الْمَخْزُومِيُّ وَعَلَيْهِ نَعْلَانِ جَدِيدَانِ قَالَ فَقُلْتُ كَلِمَةً كَأَنِّي أُرِيد
(AHMAD - 15237) : Telah menceritakan kepada kami Ya'qub berkata; telah menceritakan kepada kami bapakku dari Ibnu Ishaq berkata; telah menceritakan kepadaku Ma'bad bin Ka'ab bin Malik bin Abu Kaab bin Al Yaqin saudara Bani Salamah bahwa saudaranya, 'Ubaidullah bin Kaab, dia adalah orang yang paling tahu di kalangan Anshar, menceritakannya bahwa Bapaknya Ka'ab bin Malik dan Ka'ab adalah termasuk orang yang ikut Peristiwa Aqabah dan ikut berbaiat dengan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, berkata; kami berangkat bersama kaum kami untuk melaksanakan haji dari kalangan musyrikin, kami telah shalat dan paham, kami bersama Al Bara' bin Ma'rur, tokoh kami dan pemimpin kami. Tatkala kami menuju perjalanan dan kami meninggalkan Madinah, Al Bara' berkata kepada kami 'Wahai orang-orang, saya demi Allah bermimpi, demi Allah, saya tidak tahu apakah kamu akan setuju denganku atau tidak. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; kami berkata kepadanya, apa gerangan mimpimu? Dia menjawab, saya bermimpi untuk tidak meninggalkan Ka'bah dengan kendaraan dan saya akan shalat menghadapnya. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu kami berkata; demi Allah, berita yang sampai kepada kami adalah bahwa Nabi kita tidak shalat kecuali ke arah Syam, dan kami tidak mau menyelisihinya. Lalu dia berkata 'Saya akan shalat ke arahnya.' (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lantas kami sampaikan kepadanya, 'Kami tidak akan melakukannya.' Karenanya jika datang waktu shalat, kami menghadap ke Syam sedang ia shalat menghadap Ka'bah sampai kami di Makah. Saudara saya berkata; kami mencela apa yang dia lakukan namun dia tetap enggan selain memegang teguh apa yang dilakukannya. Tatkala kami sampai di Makah, dia berkata; 'Wahai anak saudaraku, pergilah kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dan tanyakan kepadanya apa yang telah saya lakukan pada perjalananku tadi.' Demi Allah, dalam hatiku ada suatu hal yang mengganjal atas perbuatan yang telah saya lakukan, karena saya menyelisihi apa yang kalian lakukan. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu kami keluar dan bertanya tentang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, karena kami belum mengenalnya dan belum pernah melihatnya sebelumnya. Lalu dia bertanya 'Apakah kalian berdua mengetahuinya?. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; kami menjawab, 'Tidak.' Dia bertanya, apakah kau mengetahui Al 'Abas bin Abdul Muthalib, pamannya. Maka kami menjawab, ya. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; kami mengetahui Al 'Abbas karena dia pernah datang kepada kami sebagai pedagang. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; jika kalian berdua telah masuk ke masjid maka beliau adalah orang yang duduk bersama Al 'Abbas. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu kami masuk ke masjid, ternyata Al 'Abbas duduk dan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam juga duduk bersamanya, kami mengucapkan salam dan duduk di dekat mereka. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada Al 'Abbas, apakah kau mengenal dua orang laki-laki ini Wahai Abu Al Fadl? Dia menjawab, ya ini adalah Al Barra' bin Ma'rur, pemimpin kaumnya dan ini adalah Ka'ab bin Malik. Dia berkata; demi Allah saya tidak lupa sabda Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang saya rasakan. Dia menjawab, ya. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; Al Barra' bin Ma'rur berkata; Wahai Nabiyullah, saya keluar dalam perjalananku dan Allah menunjukiku pada Islam, lalu saya bermimpi untuk tidak membelakangi Ka'bah ini lalu saya shalat menghadapnya namun para sahabatku mengingkarinya dalam hal itu. Sehingga saya merasa tidak tenang, bagaimana menurut anda Wahai Rasulullah?. Beliau bersabda: kamu itu sudah berada di kiblat, jika kamu bersabar atasnya. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu Al Barra' ke kiblat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan shalat bersama kami menghadap ke Syam. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; keluarganya menyangka bahwa dia masih shalat menghadap ke Ka'bah, sampai meninggal. Namun faktanya adalah tidak demikian, kami lebih mengetahuinya daripada mereka. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; kami keluar untuk berhaji, kami berjanji kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam di Aqabah pada pertengahan Hari Tasriq, setelah kami melaksanakan haji, malam itu adalah malam kami berjanji kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Kami bersama Abdullah bin 'Amr bin Haram, Abu Jabir, salah seorang tokoh dari kami. Kami menyembunyikan orang yang bersama kami dari orang-orang musyrik, urusan kami, kami berbicara padanya, Wahai Abu Jabir kamu adalah salah seorang dari tokoh kita, orang yang mulia di antara kita, kami sangat menyukai anda, sayang jika anda harus menjadi bahan bahan bakar neraka besok. Lalu saya mengajaknya kepada Islam dan saya memberitahukan dengan janji Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, dia pun masuk Islam dan mengikuti peristiwa Aqabah dan dia adalah seorang perwakilan dari kaum. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu kami pada malam itu tidur bersama dengan kaum kami di atas kendaraan kami, sampai melewati sepertiga malam kami keluar dari rombongan kami memenuhi janji Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, kami melewati celah-celah dalam keadaan was-was sebagaimana berjalannya burung, sampai kami bisa berkumpul pada suatu jalan di antara dua bukit, dekat Aqabah. Jumlah kami ada tujuh puluh orang, dan dua orang wanita yaitu Nasibah binti Ka'ab, Umu 'Umarah, salah seorang wanita Bani Mazin bin Al Najar dan Asma' binti 'Amr bin 'Adi bin Tsabit, salah seorang wanita bani Salamah yaitu Umu Mani'. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; kami berkumpul di jalan itu, menunggu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam datang bersama dengan pamannya Al 'Abbas bin Abdul Muthalib, padahal dia waktu itu masih beragama sebagaimana kaumnya. Namun dia sangat suka untuk melihat urusan anak saudaranya dan dia memperkuatnya. Ketika kami sudah duduk, Al 'Abbas bin Abdul Muthalib adalah orang yang pertama kali berbicara, dia berkata 'Wahai orang-orang Al Khajraj, --(Ia Berkata), Dan orang Arablah yang memberi perkampungan Anshar Khazraj ini dengan nama Khazraj dan Aus -sesungguhnya Muhammad adalah bagian diantara kita yang kalian telah tahu asal usulnya, kita membelanya dari kaum kita sendiri, dari orang-orang yang mempunyai pikiran seperti kita, sementara dia mendapatkan kemuliaan dari kaumnya dan perlindungan di negerinya sendiri. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; kami telah mendengar apa yang kamu katakan, berbicarah Wahai Rasulullah, untuk diri anda dan Rabb anda apa yang anda suka. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berbicara, beliau membaca dan berdo'a kepada Allah Azza wajalla, beliau menasihatkan untuk Islam. Beliau bersabda: "Saya membaiat kalian untuk kalian harus membelaku sebagaimana kalian membela untuk wanita-wanita kalian dan anak-anak kalian. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu Al Barra' bin Ma'rur menggandeng tangan beliau, lalu berkata; 'Ya, Demi Dzat yang mengutus anda dengan Al Haq, sungguh kami akan mencegahmu dari segala gangguan sebagaimana kami mencegah segala gangguan yang mengancam keluarga kami. Baiatlah kami Wahai Rasulullah, kami adalah orang yang pandai berperang dan pandai memainkan senjata, kami telah turun temurun menguasainya. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu ada yang menyela perkataan ketika Al Barra' mengajak bicara Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yaitu Abu Al Haitsam bin At-Taihan wakil dari Bani Abdul Asyhal, dia berkata; 'Wahai Rasulullah, antara kami dan orang-orang ada tali perjanjian, apakah kami harus memutus tali perjanjian itu, apakah anda sutuju jika kami melakukan hal itu, lalu Allah memenangkan anda untuk pulang ke kaum anda dan anda meninggalkan kami?. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tersenyum lalu bersabda: "Tapi jagalah darah, jagalah darah. Jagalah penghancuran, jagalah penghancuran. Saya adalah bagian dari kalian dan kalian adalah bagian dariku, saya akan memerangi yang kalian perangi, dan saya akan berdamai dengan yang kalian ajak damai." Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Munculkan dari kalian dua belas wakil, yang menjadi dari kaumnya". Mereka pun mengeluarkan dua belas wakil. Sembilan dari Khazraj dan tiga dari Aus. Ma'bad bin kaab menceritakan kepadaku dalam hadisnya dari saudaranya, Ka'ab bin Malik, berkata; orang yang pertama kali menyerahkan tangannya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah Al Barra' bin Ma'rur lalu diikuti oleh kaumnya. Setelah kami berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, setan berteriak dari atas bukit 'Aqabah dengan suara yang sangat keras yang belum pernah saya mendengarnya sepertinya 'Wahai orang-orang yang menghuni bukit-bukit dan rumah-rumah, tidakkah kalian tahu terhadap orang hina yang tengah dikerumuni orang-orang murtad, mereka bersepakat untuk memerangi kalian. 'Ali yaitu Ibnu Ishaq bertanya 'Wahai Muhammad, apa yang diucapkan si musuh Allah?. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Itulah setan Azab penghuni 'Aqabah ini, dan inilah anak setan Azab itu, dengarkan hai musuh Allah, saya akan mengonsentrasikan diriku untuk melawanmu!." Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Naiklah ke kendaraan kalian". (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; Al Abbas bin Ubadah bin Nadllah berkata; kepadanya, Demi Dzat yang telah mengutus anda dengan Al Haq, jika anda menghendaki maka kami akan mendatangi penduduk Mina besok dengan pedang-pedang kami. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Saya belum diperintahkan untuk itu." (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; lalu kami pulang, kami tidur sampai pagi. Selanjutnya para pembesar Quraisy menemui kami, mendatangi tempat persinggahan kami dan berkata; Wahai orang-orang Khazraj, telah sampai berita kepada kami bahwa kalian telah mendatangi sahabat kami (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam), kalian mengajak dia untuk meninggalkan dari tengah-tengah kami dan kalian berbaiat kepadanya untuk memerangi kami. Demi Allah, tidak ada orang Arab yang lebih kami benci jika berkobar peperangan antara kami dengan dia daripada kalian. (Ka'ab bin Malik Radliyallahu'anhu) berkata; lalu datang orang-orang musyrik dari kami, mereka bersumpah kepada mereka dengan menyebut nama Allah, bahwa tidak terjadi apa-apa, mereka jujur, karena mereka tidak mengetahui apa yang terjadi pada kami. (Ka'ab bin Malik Radliyallhu'anhu) berkata; sebagian kami saling memandang ke temannya. Lalu orang-orang bangun dan di antara mereka ada Al Harits bin Hisyam bin Al Mughiroh Al Makhzumi dengan membawa dua sandal baru. Lalu saya berkata dengan satu kalimat yang seolah-olah saya hendak bergabung bersama mereka, pada perkataan mereka: apa yang kau bisa lakukan Wahai Abu jabir, kamu adalah seorang tokoh kami, kamu hanya mengambil dua sandal seperti sandal pemuda dari Quraisy itu. Lalu Al Harits mendengarnya, dia melepaskan keduanya kemudian melemparkan kepadaku dan berkata; demi Allah, kamu yang akan memakainya. Lalu Abu Jabir berkata; semoga Allah menjagamu. Demi Allah, pemuda, kembalikan kedua sandal padanya. Lalu saya berkata; demi Allah, saya tidak akan mengembalikannya. Dia berkata; demi Allah itu adalah perjanjian damai. Demi Allah, jika perkataan baik itu benar, maka saya akan merampasnya. Ini adalah hadis Ka'ab bin Malik tentang peritiwa Aqabah dan apa yang dia ikuti di dalamnya.
[13] Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad j beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan 'umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji setia) kepada beliau. merekapun Mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah