أجهل من أبي جهل
Syaikh Muhammad bin sholeh al-utsaimin di dalam kitab Qoulu al-mufid 'ala kitab at-tauhid, menyebutkan;
الرابعة: أن أبا جهل ومن معه يعرفون مراد النبي j، أبو جهل ومن معه يعرفون مراد النبي j بقول: لا إله إلا الله، ولذا ثاروا وقالوا له: "أترغب عن ملة عبد المطلب؟"، وهو أيضاً أبى أن يقولها لأنه يعرف مراد النبي j بهذه الكلمة، قال تعالى: )إنهم كانوا إذا قيل لهم لا إله إلا الله يستكبرون ويقولون أئنا لتاركوا آلهتنا لشاعر مجنون( [الصافات: 36].
فالحاصل أن الذين يدعون أن معنى لا إله إلا الله، أي: لا قادر على الاختراع إلا هو، أو يقولونها وهم يعبدون غيره كالأولياء هم أجهل من أبي جهل.
الكتاب : القول المفيد على كتاب التوحيد- تأليف: العلامة محمد بن صالح العثيمين ن
Yang ke-empat: Sesungguhnya abu jahal dan orang yang bersamanya mengetahui maksud perkataan Nabi j, abu jahal dan pengikutnya mengetahui maksud perkataan Nabi j: "Laa ilaha illallah" , dan oleh karenanya mereka marah lalu berkata kepada abu tholib ; " apakah engkau membenci agama Abdul muthollib?" dan iapun ( abu tholib ) enggan untuk mengucapkannya dikarenakan ia mengetahui maksud Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam dengan kalimat ini.
Allah berfirman :
"Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?"
Dan kesimpulannya barang siapa yang mendakwa bahwa makna kalimat " laa ilaha illalloh" adalah tidak ada yang berkuasa untuk menciptakan sesuatu kecuali Dia, atau mereka menyebutkan lafadz tersebut, namun mereka masih menyembah kepada selain Allah seperti para aulia', maka mereka LEBIH BODOH DARI ABU JAHAL
Syaikh Abdullah bin Muhammad al-ghunaiman di dalam syarah kita tauhid, menyebutkan;
وكثير من الناس لا يعرف الفرق بين الإلهية والربوبية حتى أنكر بعض الجهلة الذين يتصدرون الناس ويزعمون أنهم علماء تقسيم التوحيد وقال: التوحيد هو توحيد الربوبية، وهذا أجهل من أبي جهل في الواقع؛ لأن أبا جهل يعلم أن الله هو الخالق الرازق المتصرف، ولكنه يقول: أعبد هبل واللات والعزى؛ لأنها تشفع لي وأتخذها واسطة! وهذا جهل، أما هذا المتكلم فاجتمع له الجهل باللغة والجهل بالشرع والجهل بالواقع، فصار جهلاً على جهل على جهل، فهو جهلٌ مركب، وهذه نهاية الجهل وليس وراء ذلك شيء من الجهل.
الكتاب : شرح كتاب التوحيد-المؤلف : عبد الله بن محمد الغنيمان
Dan banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui perbedaan antara tauhid uluhiyah dengan tauhid rububiyah, sehingga sebagian "juhhala'" dimana manusia bersandar padanya (menyandarkan ilmu-pen) dan manusia menganggap menganggap mereka adalah ulama, telah membagi tauhid, dan ia berkata " yang dimaksud dengan tauhid itu adalah tauhid rububiyah, dan perkataan ini lebih bodoh dari pada abi jahal di dalam kenyataan. Sebabnya adalah bahwa abu jahal itu telah mengetahui bahwa Allah adalah dzat yang menciptakan, Yang memberi rezeki,Yang berkuasa akan tetapi ia berkata ;" aku menyembah kepada habil, latta dan 'uzza, karena berhala-berhala itu akan memberi syafa'at kepadaku dan aku jadikan ia sebagai perantara ( kepada allah )!
Maka yang berbicara ini ( yang tdk membedakan tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah ) maka terkumpul padanya sifat Jahil secara bahasa, jahil secara syari'at dan jahil secara kenyataan (prakteknya). Maka jadilah dia "Juhhalan" (sangat bodoh) diatas jahil, diatas jahil, maka dia itu adalah jahil murokkab ( yang bertingkat ) dan ini adalah mentoknya (pungkasane-jawa) kejahilan, yang tidak ada lagi kejahilan setelah itu.
---
Seseorang yang berkata:
"""Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, dengan adanya kita berbai'at kepada bapak Amir "Fulan bin fulan " maka hidup kita menjadi halal, islam kita menjadi sah, semua ibadah kita menjadi sah diterima oleh Allah subhana wata'ala""".
-----maka orang ini telah lancang ia membangun wasilah/perantara, antara hamba dengan Allah melalui "bai'at"" kepada "fulan bin fulan"----bukankah ini " ajhalu min abi jahal?????-----inilah pondasi aqidah yang harus dijelaskan dan diluruskan dari dada-dada setiap / satu-satunya warga 354!!!!!