MENIMBANG ISNAD NURHASAN AL-ABAIDAH
APAKAH BENAR KH. NUR HASAN AL-UBAIDAH LUBIS AL-MUSAWWA ADALAH SEORANG MUJADID ABAD INI?
Dikalangkan jamaah 354 nama ini tidak asing lagi, karena ia merupakan tokoh sentral serta pendiri sekaligus Amir pertama jama'ah354. setelah pembai'atannya pada jam 10 Wib 19 Agustus 1960 di gading mangu perak Jombang Jawa Timur, kemudian ia menamakan pengajiannya dengan nama Qur'an hadits jama'ah atau jama'ah qur'an hadits yang sebelumnya disebut sebagai pengajian darul hadits di kediri tahun 1953 M di desa Bandaran dengan pengikut, nama Bapak Nur Yaqin dan Alwi sebab memiliki ijazah dari Makkah yakni dari Madrasah Islamiyah Darul Hadits Al-Makki Al-Madani.[1]
Namanya diharumkan dan dibesarkan sendiri oleh para murid-muridnya sampai-sampai ia mendapatkan gelar "lubis" singkatan dari "luar biasa" karena dianggap ahli di bidang agama dan ahli di bidang kesaktian, dan "al-musawwa" yakni karena sawahnya luas, dan gelar yang paling dahsyat disandangkan kepadanya adalah ia seorang mujaddid abad ini, dengan membangun opini dikalangan jama'ah354 bahwa Nurhasan adalah satu-satunya pembawa kemurnian dan kebenaran agama islam di Republik Indonesia, ''kita dahulu sebelum kedatangan Bapak KH. Nurhasan berada di dalam kegelapan jahiliyah yang kalau mati sewaktu-waktu wajib masuk neraka, kalau tidak ada Haji Nurhasan ke Indonesia ini yang membawa agama yang haq ini, mau jadi apa kita'' demikianlah opini yang dibangun oleh para penasihat pembelanya, sejak berpuluh tahun yang lalu untuk menanamkan kesyukuran kepada Nurhasan sebagai perantara hidayah, Sang maestro penyelamat dari ancaman siksa neraka Allah???!!!.
Namun benarkah Nurhasan sebagai mujadid abad ini? Tentunya dalam perjalanan hidupnya, Nurhasan yang pernah sepuluh tahun di Makkah dan Madinah memiliki guru ngaji atau halaqoh pengajian dengan gurunya yang sangat terkenal yakni Syaikh Umar Hamdan muhaddits haromain yang kemudian ia (Nurhasan ) mengklaim bahwa ilmunya adalah manqul musnad dan muttasil. Karena kita ketahui walaupun Nurhasan memiliki guru-guru yang lain namun dalam penelitian kami semua jalur isnad hadits kutubussittah ( 6 kitab hadits ) yang dibawa oleh Nurhasan melewati Syaikh Umar Hamdan.
Dan sekarang tibalah saatnya kita ukur perjalanan Nurhasan dengan biografi Syaikh Umar Hamdan sehingga nantinya kita akan mendapatkan sebuah gambaran yang obyektif benarkah H. Nurhasan dapat dikatakan sebagai mujadid abad ini?
NAMA | KETERANGAN | |
Syaikh Umar hamdan bin umar al-mahrosi al-makki al-madani | Madhal/Nurhasan/ haji ubaidah bin Abdul aziz | |
GELAR YANG DIBERIKAN | ||
Muhaddits Haromain ( pengajar hadits dua tanah haram ), al-'alamah ( memiliki keluasan ilmu ) , al-tsabat, al-musnid, al-imam (dibidang hadits) dan gelar yang lainnya | Imam (amirul mukminin), lubis ( luar biasa ), Al-musawwa ( karena sawahnya luas ), al-mujaddid (karena dianggap sebagai satu-satunya orang yang membawa kemurnian agama islam di Indonesia sejak tahun 1942, yang dianggap sebelumnya Indonesia berada di masa kegelapan masa jahilyah) | Dari gelar yang disandangkan kepada Nurhasan dapat kita ketahui bahwa pemberian gelar ini asing dikalangan para muhadditsin /ahli ilmu sebelumnya atau tidak ada para muhadditsin mendapatkan gelar semacam ini, yakni gelar imam yang dinginkan adalah amirul mukminin dengan tanpa kekuasaan sedikitpun, ''Lubis'' ( luar biasa, karena ilmu agama dan ilmu kesaktiannya), " Al-musawwa" ( karena sawahnya yang luas) tidak ada satupun seorang ulama robbaniyin yang memamerkan kekayaannya, ini tidak layak bila disandangkan kepada seorang ulama |
TEMPAT LAHIR DAN WAFAT | | |
TUNISIA, 1292-1368 H 1875- 1948 M | KEDIRI, 1908-1982 M | |
GURU-GURUNYA | KETERANGAN | |
Guru-guru dari hijaz ( Makah dan Madinah ) ada 12 orang: 1. Ahmad Bin Isma'il Albarzanji 2. Abdul Qodir Bin Muhammad Al-Thorobulsi 3. Falih Bin Muhammad Ad-Dhohiri Al-Maliki 4. Muhammad Bin Sulaiman Al-Misri 5. Ali Bin Dhohir Al-Watari 6. Husain Bin Muhammad Al-Habsi Al-Makki 7. Abdullah Sofan Bin Audah Al-Qoddumi 8. Muhammad Bin Ja'far Al-Idris Al-Kattani 9. Muhammad Mahfud Bin Abdillah At-Turmusi Al-Jawi Al-Andunisiy ( Jawa – Indonesia) 10. Abdul Jalil Barrodah Bin Abdissalam Almadani 11. Muhammad Yahya Bin Umara Al-Mukhtar As-Syanqiti Al-Wulati 12. Ahmad Abu Al-Kohir Usman Bin Ali Al'atthor Al-Ahmady Al-Makki Sejumlah 5 orang guru dari Yaman, 9 orang guru dari mesir, 5 orang guru dari syam, 9 orang guru dari Maghrib / maroko, dan lain-lain |
10 Syaikh Abdul Rozaq ( menantu Syaikh Abu Samah ) | Walaupun NH memiliki 10 orang guru, namun isnad kutubu as-sittah ( kitab enam hadits ) semuanya melalui sanad syaikh umar hamdan dengan 3 orang jalur guru syaikh umar hamdan, yakni
Dua orang guru Nurhasan yakni syaikh bakir dan sayyid alwi juga merupakan murid dari Syaikh Umar Hamdan |
MURID-MURIDNYA | | |
1. Ibrohim Bin Dawud Bin Abdil Qodir 2. Ibrohim Bin Muhammad Kohir Bin Ibrohim 3. Abu Bakar Bin Ahmad Bin Husain 4. Ustad Ahmad Husnain 5. Sayid Ahmad Bin Abdillah 6. Ahmad Bin Muhammad Bin Siddiq 7. Ahmad Bin Muhammad Bin Muhammad 8. Ahmad Bin Muhammad Mansur 9. Ahmad Bin Yusuf Bin Muhammad 10. Ismail Bin Huasain Bin Abdirrohim 11. As-Syadzali Bin Shodiq 12. Kiayi Bakir Bin Muhammad Bin Nur Bin Fadhil Al-Jugjawi Al-Andunisi Al-Makki ( Jogjakarta-Indonesia) 13. Hamid Bin Muhammad Bin Salim 14. Hasan Bin Sa'id Bin Muhammad 15. Hasan Bin Muhammad Bin 'Abbas 16. Zubair Bin Al-Haj 17. Zakarya Bin Abdillah Bin Hasan 18. Salim Bin Ahmad Bin Husain 19. Sholih Qotthon 20. Sholih Bin Muhammad Bin Abdillah 21. Abdul Hafid Bin Muhammad 22. Abdurrahman Bin Shodiq 23. Sayid Abdurrahman Bin Abdul Qodir 24. Sayid Abdul Aziz Bin Muhammad As-Shodiq 25. Abdul Fatah Bin Ismail Rowah 26. Abdul Qodir Bin Ahmad Bin Muhammad 27. Abdul Qodir Bin Hasan 28. Abdul Qodir Bin Karomatullah 29. Abdullah Bin Ibrohin Al-Maghribi 30. Abdullah Bin Muhammad Bin Shodiq 31. Abdullah Bin Muhammad Al-Masrohi Asson'ani 32. Abdullah Bin Muhammad Ghozi 33. Usman Bin Mustofa 34. 'Ismatullah Bin Said 35. Uqail Bin Muuhammad Nur Bin Hasyim 36. Sayyid 'Alwi Bin 'Abbas 37. 'Ali Bin Abdil Ghoni 38. Ali Bin Umara L-Uqaili Assomali 39. Umar Bin Abdil Khiyar 40. Sayyid Muhsin Bin Ali Bin Abdirrohman 41. Muhammad Bin Ibrohim Bin Sa'dillah 42. Sayyaid Muhammad Al-Baqir Bin Muhammad Bin Abdil Kadir 43. Muhammad 'Arobu Bin At-Tabany 44. Muhammad Amin Bin Muhammad Husain 45. Muhammad Husain Bin Abdul Ghoni 46. Sayyid Muhammad Thohir Ad-Dibagh 47. Sayyid Muhammad Bin Muhammad Bin Yahya 48. Sayyid Muhammad Bin Mahmud Al-Hamathy 49. Sayyid Muhammad Al-Maki 50. Muhammad Nur Bin Saif Bin Hilal 51. Muhammad Yasin Bin Muhammad Isa Al-Fadani 52. Muhammad Yahya Bin Aman Bin Abdillah 53. Sayyid Muhammad Yusuf Bin Muhammad 54. Mukhtar Bin Usman Makhdum 55. Musthofa Abu Saif Al-Hamamy 56. dan lai-lain | | Dari 55 nama murid – murid senior syaikh Umar Hamdan tidak nampak nama Nurhasan /ubaidah /madkhal, lantas bukan berarti kita menghukumi bahwa Nurhasan tidak pernah berguru kepada syaikh Umar hamdan, tetapi dari data ini dapat kita ketahui bahwa Nurhasan bukanlah seorang murid yang istimewa, karena selain nama 55 orang yang disebut masih banyak lagi murid-murid syaikh umar hamdan dari penjuru dunia yang ikut dalam halaqoh pengajian Syaikh Umar Hamdan. |
IJAZAH PERIWAYATAN SECARA UMUM | KETERANGAN | |
Syaikh umar hamdan telah mendapatkan ijazah secara umum dari guru-gurunya dan juga memberikan ijazah yang bersifat secara umum untuk meriwayatkan hadits dari semua guru-gurunya kepada murid-muridnya seperti yang diterima oleh syaikh muhammad yasin al-fadani, kurang lebih redaksinya sebagai berikut " berkata alfakir ila robbihi umar hamdan pelayan ilmu hadits dua tanah haram , telah belajar kepadaku alfadhil muhammad yasin bin muhammad isa alfadani bahwa aku meng-ijazahkan kepadanya atas periwayatan guru-guruku baik yang ada di haramain,mesir, syam, maroko, dll......dan aku mengijazahkan kepadanya secara umum / mutlak / sempurna , sebagaimana aku telah mengijazahkannya secara sempurna /secara umum untuk semua periwayatan kepada syaikh muhammad amin al-kutbi , sayid alwi almakki, syaikh muhammad kholil, syaikh sholih idris, syaikh sholih khotton, sayid abi bakar habsyi dan anak-anakku, yakni Muhammad hamdan dan muhammad malik, pengijazahan dilakukan pada hari jumat 5 Jumadi tsaniyah 1363 H / 26 Mei 1944 M | Sampai pada hari ini kita tidak menemukan ijazah resmi dari syaikh umar hamdan langsung kepada Nurhasan seperti yang dimiliki oleh para murid syaikh umar hamdan disamping, yang ada hanyalah cacatan sanad dari periwayatan kutubussittah dari jalur syaikh umar hamdan sampai kepada penulis hadits | Ini menunjukkan lagi-lagi bahwa Nurhasan bukanlah murid yang istimewa di mata gurunya |
ILMU-ILMU YANG DIAJARKAN | KETERANGAN | |
Syaikh Umar Hamdan menduduki martabat yang tinggi di bidang hadits dan ilmu-ilmu pendukungnya, cukuplah ia dikatakan sebagai muhaddits haromain, beliau berkali-kali mengajarkan hataman kutubussittah baik di masjid harom makkah atau di masjid nabawi madinah dan di beberapa madrasah yang diajarnya. Beliau juga mengajarkan kitab-kitab rijal hadits, seperti kitab al-misykah, mustadrok, majma' zawaid, dan selainnya. Beliau juga mengajarkan siroh nabawiyah.
Syaikh umar hamdan mencapai tingkatan tertinggi di dalam ilmu nahwu dan balaghoh, ia mengatakan ''saya adalah mujtahid di dalam bidang dua ilmu ini'' beliau mengajar;
Syaikh Umar Hamdan bermadzhab Maliki, beliau memiliki pengetahuan yang luas didalam masalah ushul dan furu' pada pembahasan ilmu fiqh. Tetapi beliau bukanlah seseorang yang ta'assub terhadap madzhabnya, banyak perkara yang beliau menyelisihi madzhabnya sendiri ( seperti contohnya beliau tidak mengeraskan bacaan basmalah di dalam sholat jahr). Beliau banyak mengajarkan kitab-kitab malikiyah, dan juga kitab – kitab fiqh syafi'iyah seperti jam'u al-jawami', kitab al-mustashfa dan manhaj ushul
Kitab tsabat Yakni kitab – kitab yang berisi index / daftar jalur-jalur periwayatan dan daftar guru-gurunya yang dikumpulkan oleh seorang muhaddits, seakan-akan hal tersebut diambil sebagai bagian dari hujjah, karena memang asanid (jalur isnad) dan guru-gurunya merupakan hujjah baginya ( kitab taj al'urus 1/534)[2] | Dalam perjalanan hidupnya Nurhasan mengajarkan Qur'an dan Hadits dengan cara/metode :
Dengan dibaca secara bertajuwid, diartikan kata perkata kedalam bahasa jawa kemudian diterangkan olehnya.
Beliau mengajarkan kitab hadits kutubussittah juga dengan cara diterjemahkan kata perkata lalu diterangkan olehnya. Dalam rentang sejarah pengajarannya beliau tidak pernah mengajarkan cabang-cabang ilmu islam yang lainnya, apakah itu ulumu al-qur'an, ilmu-ilmu hadits, tafsir al-qur'an atau syarah hadits, kitab-kitab fiqh, nahwu / shorof dll Sistem/ metode pengajaran yang dilakukan oleh Nurhasan di atas kemudian diakui dengan cara ''manqul-musnad-muttasil'' | 1. dari keterangan pengajian al-qur'an / al hadits dari para murid-muridnya, hampir tidak kita temui sebuah penjelasan yang menyebutkan bahwa keterangan ayat ini dinukil dari kitab tafsir / kitab syarah hadits tertentu dengan juz dan halaman tertentu, kalau kita tanyakan dari kitab mana keterangan itu didapat? jawabnya adalah " pokoknya manqulan abah (Nurhasan ) dulu ya begini". 2. Sebenarnya methode mengartikan al-qur'an dan hadits secara kata perkata adalah sebuah metode yang telah lama dilakukan oleh pondok-pondok pesantren tradisional dikalangan NU yang dikenal dengan istilah '' sorogan '' jadi tidak bisa diklaim bahwa metode semacam itu adalah metode milik Nurhasan. 3. metode menterjemahkan al-alqur'an dan hadits secara kata perkata dengan mencukupkan keterangan dari guru akan terasa mudah bagi semua kalangan awam, akan tetapi untuk pendalaman ilmu yang dibutuhkan bagi para tullab maka cara ini akan menutup keluasan ilmu din ini yang luas, karena si murid tidak mengenal ilmu bahasa, ilmu-ilmu pendukung qur'an atau hadits, kitab tafsir/ syarah hadits, pembahasan fiqh dikalangan para ulama, inilah sebabnya para murid-murid Nurhasan kemudian kesulitan untuk membahas/ merinci berbagai masalah-masalah agama, karena ilmunya yang sangat terbatas dan hanya menggantungkan pada keterangan Nurhasan semata. Walhasil si murid tidak akan pernah tahu kesalahan yang dilakukan oleh gurunya. 4. Dengan metode pengajaran al-qur'an dan al-hadits yang dilakukan oleh Nurhasan terbukti bahwa hingga hari ini tidak muncul satu orang pun dari murid-muridnya yang mumpuni di bidang ilmu-ilmu islam dan cabang-cabangnya, yang mampu membahas permasalahan agama secara detail ./ terperinci dan ilmiah. 5. Informasi langsung yang kami dapatkan dari para mubaliqh di era tahun 70-an ke bawah, mereka hanya khatam makna dan keterangan surat al-baqoroh dan himpunan kumpulan hadits kitab sholat lantas ditugaskan ke daerah-daerah di tanah air. 6. Kalau memang Nurhasan mengklaim bahwa ilmu yang diajarkan adalah murni "manqul-musnad-muttasil" apalagi sampai pada dakwaan " bahwa kalau belajar agama dengan cara autodidak/ tanpa memiliki guru yang bersanad, maka ilmu dan amalannya menjadi tidak sah" maka setidaknya kita katakan bahwa Nurhasan juga selayaknya mengajarkan kitab isbat untuk menguatkan argumennya (hal ini terbukti bahwa para murid-muridnya/ para mubaligh-mubalighnya hanya memiliki cacatan isnad tanpa pernah tahu biografi para guru-gurunya ), namun sayang sampai saat ini kita tidak pernah melihat kitab tsabat yang dimiliki oleh Nurhasan. Dan kalau dikatakan bahwa kitab-kitabnya banyak yang hilang di becak, maka kita katakan kalau memang masalah isnad ini menjadi hal yang sangat prinsip bagi Nurhasan, maka setidaknya ia bisa meminta/menyalin kitab-kitab tsabat / isnad dari guru-gurunya atau para murid-murid Syaikh Umar Hamdan yang lainnya. Atau semua murid Syaikh Umar Hamdan telah lenyap ditelan bumi, sehingga sangat sulit untuk mencarinya??? |
PUJIAN PARA ULAMA | | |
Banyak sekali para ulama yang memberikan pujian dan sanjungan terhadap beliau baik dari sisi ilmu, amal, akhlaknya dan lain-lain | Sampai hari ini kita tidak mendapatkan bukti otentik pujian para ulama sejaman Nurhasan baik saat di Arab Saudi maupun selama di Indonesia | Yang ada cerita-cerita Nurhasan selama berada di makkah dan di madinah adalah dari seorang temannya yang bernama fadhil/ H. Nur asnawi dan tidak ada kabar berita/persaksian dari teman-teman seangkatannya yang kemudian banyak yang menjadi ulama. |
KETERIKATAN ANTARA GURU DENGAN PARA MURID | KETERANGAN | |
Para ulama robbaniyin tidaklah membangun ikatan khusus dengan bersyarat kepada para murid-muridnya, seperti larangan berguru pada ulama lain, berbai'at kepada syaikh, dll Tetapi mereka semua mengajarkan ilmu agama dengan penuh keikhlasan dengan mengharap pahala dan ampunan dari Robnya dan tidak mengharapkan balasan dari para muridnya. | Nurhasan mengikat para murid-muridnya dengan tidak dibenarkan belajar agama selain kepadanya semata serta mencukupkan keterangan agama darinya, ia menguji kesabaran dan ketaatan para murid-murid dengan sistem perpeloncoan, misalnya muridnya di suruh masuk ke kubangan tinja manusia, Nurhasan membangun jama'ah bai'at dan imam ( yakni sebuah pembai'atan yang berisi ketaatan penuh kepadanya, yang sebenarnya bai'at semacam ini hanya diberikan kepada seorang penguasa muslim ), mengikat bai'at antara guru dan murid ini adalah cara cara yang dilakukan oleh para syaikh dari kalangan sufi, bukan dari para ulama ahlussunnah | Demikianlah sesungguhnya ajaran sufi secara umum – termasuk tarekat as-syadziliyah – berpendapat bahwa ilmu al-qur'an dan as-sunnah tidak boleh diambil kecuali dari jalur seorang guru atau murobbi atau mursyid dan tidak berhaq bagi murid untuk mendapatkan ilmu yang shohih sehingga ia menta'ati gurunya dengan ketaatan yang membuta, sebagaimana dalam sebuah perumpamaan " seorang murid dihadapkan gurunya bagaikan seonggok mayat di tangan orang yang memandikannya" oleh karenanyalah seorang guru dimata muridnya di pandang sebagai orang yang bersih ( ma'sum ) terangkat dari derajat manusia biasa ( yang bisa berbuat salah ) ( dinukil dari kitab mausu'ah roddi as-sufiyah)[3] Selain itu juga kelompok sufi naqsyabandiyah membangun pendalilan seperti ucapannya seseorang yang ketagihan ganja, yakni " Barang siapa yang tidak memiliki syaikh ( guru ), maka syaikhnya adalah syaitan, dan kapan seseorang gurunya adalah syaitan, maka ia berada di dalam kekafiran sehingga ia mengambil seorang guru yang mengajarkan ahlaq dengan ahlaq Allah"[4] Orang sufi juga berkata ;" kamu jangan protes ( kepada guru ), maka kamu akan di usir, maka siapa saja yang berkata pada gurunya : " Mengapa?" maka dia tidaklah beruntung!".[5] |
BERDAKWAH DENGAN METODE ILMU KEKKEBALAN/ KESAKTIAN | KETERANGAN | |
Tidak pernah kita baca dari semua biografi ulama ahlusunnah yang berdakwah dengan menggunakan ilmu kekebalan / kesaktian, mereka semua sibuk dan menghabiskan hampir seluruh umurnya untuk belajar, mencari ilmu, mengajarkan ilmu, muthola'ah kitab, menulis kitab, melayani tanya jawab ilmiah, melakukan pembahasan ilmiah dan lain-lain | Diantara metode dakwah Nurhasan adalah dengan atraksi akrobatik diatas motor besar, uji kekebalan (menginjak pecahan beling, meraupkannya ke wajah, bergumul dengan duri pohon salak, memecahkan batu diatas badan, bermain-main dengan ular berbisa dan lain-lain - Uji ilmu kesaktian seperti cerita kesaktian bahwa ia mampu mengembalikan buah kelapa yang sudah dipetik dikembalikan kepohonnya, memindahkan jin dari pohon di pasar paing, ilmu menghilang, dan lain-lain | Kisah – kisah tentang kesaktian Nurhasan bila dibuat sebuah buku, maka akan menjadi cerita layaknya buku-buku '' manaqib" para syaikh/ guru/mursyid/ tuan guru para ulama sufiyah yang isinya tentang kesaktian sang maha guru. Ada cerita di kitab manaqib yang dibaca saat Haul (peringatan tahunan setelah kematian) guru sufi ,sang guru bisa terbang dan sakin saktinya sang guru sufi ini ia mampu dengan hanya membuka pintu kamarnya, maka dengan sekejap ia sudah berada didepan ka'bah untuk sholat jum'at. Setelah usai sholat ditanya oleh para muridnya " pak kiyai tadi saat sholat jum'atan dimana?" " oh, saya sholat jum'atannya lansung di makkah" jawab sang kiyai. Para murid pun berdecak kagum akan kesaktian sang Kiyai. Andai kalau ada seorang muridnya yang cerdas ia akan bertanya " pak Kiyai bukankah saat ini di Makkah masih pagi? Dan orang-orang Makkah belum jum'atan?? ( karena waktu di Indonesia lebih cepat 5 jam dibandingkan dengan Saudi ). Pertanyaannya adalah dibawa kemana sang kiyai tadi jum'atan oleh Jin??? Untung saja Nurasan belum mencapai tingkat kesaktian semacam ini......heem.. |
| | |
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan ;
- Nurahasan bukanlah seorang murid yang istimewa selama ia belajar di makkah dan madinah
- Tidak ada catatan tentang pengijazahan secara umum / mutlak dan sempurna dari syaikh umar hamdan kepada Nur hasan
- Bahkan namanya tidak tercantum di dalam 55 orang murid senior syaikh umar hamdan
- Dari sisi keilmuan agama selama hidupnya tidak ada karya monumental kitab yang ditulis oleh Nur hasan apakah dibidang tafsir, fiqh, hadits, 'ulumu al-qur'an atau 'ulumu al-hadits, atau yang lainnya
- Kalau Nurhasan dikatakan sebagai ulama besar yang memiliki dan mengajar di pondok, maka Nurhasan tidak pernah menghasilkan seorang murid pun yang handal / mumpuni di bidang – bidang disiplin ilmu agama baik itu ulumu al-qur'an, ulumu al-hadits, fiqh, nahwu / shorof, siroh nabawiyah separti yang diajarkan oleh syaikh umar hamdan, yang ada kalau kita tanyakan kepada para muridnya terhadap kemusykilan masalah agama maka jawabnya hanyalah "pokonya dulu manqulan Abah ( Nurhasan) begitu, pokoknya yang benar ya itu...." selesai ...( sebagai bukti pada pengajian khataman sunan ibnu majah tahun 2010 tiba-tiba muncul nama syaikh al-albany didalam menshohihkan dan mendho'ifkan sebuah hadits, ini sebuah tanda mereka para murid-murid Nurhasan belum mampu mentakhrij sebuah hadits secara mandiri ) dan celakanya banyak dari para mubaligh-mubaligh jama'ah354 yang tidak mengenal siapakah sebenarnya syaikh al-albany tersebut, mereka mengira bahwa syaikh al-albany adalah ulama tempoe doeloe yang hidupnya sejaman dengan para penulis hadits.Allahu al-musta'an.
- Nurhasan telah melakukan washilah dakwah dengan menggunakan atraksi-atraksi ilmu kekebalan dan kesaktian, tentunya hal ini sangat berbahaya bagi aqidah seorang muslim apalagi kalau yang melakukannya seorang kiyai, tidak kita jumpai para contoh hal ini dari para ulama salaf ( para sahabat dan sesudahnya ) didalam berdakwah menggunakan cara-cara semacam ini.
- Di dalam berdakwah Nurhasan tidak menekankan pada pentingnya tauhid di dalam beragama dengan perincian-perinciannya (dengan bukti murid-muridnya tidak mengenal kitab-kitab tauhid karya para ulama) walaupun sering dipropagandakan memurnikan ibadah dari syirik, khurofat dan takhayul, tetapi ia lebih mementingkan bagaimana merekrut jama'ah sebanyak-banyaknya dan yang nyata adalah bahwa ia telah membangun sebuah jama'ah hizbiyah diatas prinsip pengkafiran kepada seluruh kaum muslimin terutama di Indonesia yang bukan merupakan anggota jama'ahnya.
Dari semua apa yang telah kita paparkan di atas, apakah kita akan membangun keyakinan mutlak bahwa Nurhasan adalah seorang mujaddid?
Dan bila tiba-tiba muncul nama Nurhasan sebagai mujadid maka ini hanyalah sebuah persangkaan yang dibangun dengan cara ta'asub oleh para murid-murid yang ta'at dengan ketaatan yang membuta kepada sang guru. Sungguh jauh jaraknya antara timur dan barat, dan dakwaan ini bagaikan antara langit dan sumur sat ( yang kering ).
Maroji' :
- Kitab asanid wa musalsalat ithafu al-ihwan oleh syaikh muhammad yasin bin muhammad isa al-fadani
- Kitab Muhaddits haromain, al-alamah, as-tsabat, al-musnid, al-imam umar hamdan bin umar al-mahrosi al-makki al-madani oleh Doktor Ridho bin muhammad Shofi ad-din as-sanusi
- kitab taj al'urus oleh az-zubaidi
- Kitab mausu'ah ar-rod 'ala as-sufiyah oleh kumpulan para ulama
- Catatan isnad hadits kutubussittab jalur periwayatan H. Nurhasan
- Buku "ngurip-nguripi cantolan dari Bp. Al-marhum imam haji Nurhasan al-ubaidah bin abdil aziz" penulis sarino lampung 1999
- Materi makalah PERMATA - CAI (Perkemahan akhir tahun ajaran - Cinta Alam Indonesia ) Tahun 2002 dengan judul " menyimak sejarah dan pewarisan nilai-nilai perjuangan Bapak Haji Nur Hasan al-ubaidah"
- Dokumen Jama'ah354 yang menyatakan bahwa H. Nurhasan adalah seorang mujadid.
TENTANG MUJADDID
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ فِيمَا أَعْلَمُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا » رواه ابو داود-قال الشيخ الألباني : ( صحيح )[6]
Dari Abu Hurairah yang aku tahu hadits itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap seratus tahun Allah mengutus kepada umat ini seseorang yang akan memperbaharui agama ini (dari penyimpangan)." HR. Abu Dawud.
السؤال: يبعث الله في رأس كل مائة سنة من يجدد لهذه الأمة أمر دينها، فهل هو واحد أو أكثر؛ لأن بعض الناس يقول: يبعث الله مجددين في الفقه، ومجددين في العقيدة، ومجددين في غير ذلك؟
الجواب: لفظ الحديث عام، فيمكن أن يكون المجددون عدداً أو واحداً، وبيان أمور الدين سواء فيما يتعلق بالتفسير أو فيما يتعلق بالحديث أو فيما يتعلق بالفقه لا شك أنه كله من بيان الحق، ومن نشر الحق وإظهاره. الكتاب : شرح سنن أبي داود
المؤلف : عبد المحسن العباد
Pertanyaan : Allah akan mengutus di penghujung setiap seratus tahun orang yang akan memperbaharui pada umat ini pada perkara agamanya (dari penyimpangan), apa orang itu ( mujaddid ) cuma satu atau banyak ? karena sebagian manusia berpendapat : "Allah akan mengutus para mujaddid di bidang fikih, di bidang aqidah, dan selainnya"
Jawab : Redaksi hadits ini bersifat umum, maka memungkinkan para mujaddid itu banyak atau boleh jadi cuma satu, dan dia menjelaskan perkara-perkara agama sama saja apakah ia berkenaan dengan tafsir al-qur'an atau yang berhubungan hadits, fikih, tidak diragukan bahwa semua itu menjelaskan pada al-haq, dan ia adalah orang yang menyebarkan kebenaran dan menampakkannya. ( kitab syarah sunan abi dawud oleh Syaikh Abdul muhsin 'abbad al-badr )
قال الشيخ عبد العزيز بن باز رحمه الله تعالى : ما رأيت تحت أديم السماء عالماً بالحديث في العصر الحديث مثل العلامة محمد ناصر الدين الألباني، وسئل سماحته عن حديث رسول الله - صلى الله عليه و سلم-: "ان الله يبعث لهذه الأمه على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها" فسئل من مجدد هذا القرن، فقال -رحمه الله-: الشيخ محمد ناصر الدين الألباني هو مجدد هذا العصر في ظني والله أعلم. من موقع الشيخ الالباني رحمه الله.
Syaikh bin baz berkata : aku tidak mengetahui di bawah kolong langit ada seseorang 'alim terhadap hadits di zaman ini semisal al-'alamah muhammad nashiruddin al-albany .
Dan syaikh bin baz ditanya tentang hadits rosulillah shollalohu 'alai wasllam " sesungguhnya Allah akan mengutus pada umat ini dipenghujung seratus tahun sseorang yang akan memperbaharui ( dari penyimpangan ) agama. Maka beliau ditanya siapakah mujaddid abad ini? Beliau menjawab : "yakni syaikh muhammad nashiruddin al-albany, dialah mujaddid abad ini menururut persangkaanku, wallohu a'lam.
---------------------------
( إِنَّ اللَّه يَبْعَث لِهَذِهِ الْأُمَّة ): أَيْ أُمَّة الْإِجَابَة ، وَيَحْتَمِل أُمَّة الدَّعْوَة قَالَهُ الْقَارِي ( عَلَى رَأْس كُلّ مِائَة سَنَة ): أَيْ اِنْتِهَائِهِ أَوْ اِبْتِدَائِهِ إِذَا قَلَّ الْعِلْم وَالسُّنَّة وَكَثُرَ الْجَهْل وَالْبِدْعَة . قَالَهُ الْقَارِي . وَقَالَ الْمُنَاوِيُّ فِي مُقَدِّمَة فَتْح الْقَدِير : وَاخْتُلِفَ فِي رَأْس الْمِائَة هَلْ يُعْتَبَر مِنْ الْمَوْلِد النَّبَوِيّ أَوْ الْبَعْثَة أَوْ الْهِجْرَة أَوْ الْوَفَاة وَلَوْ قِيلَ بِأَقْرَبِيَّة الثَّانِي لَمْ يَبْعُد ، لَكِنْ صَنِيع السُّبْكِيّ وَغَيْره مُصَرِّح بِأَنَّ الْمُرَاد الثَّالِث اِنْتَهَى( مَنْ يُجَدِّد ): مَفْعُول يَبْعَث ( لَهَا )
: أَيْ لِهَذِهِ الْأُمَّة ( دِينهَا ): أَيْ يُبَيِّن السُّنَّة مِنْ الْبِدْعَة وَيُكْثِر الْعِلْم وَيَنْصُر أَهْله وَيَكْسِر أَهْل الْبِدْعَة وَيُذِلّهُمْ .قَالُوا : وَلَا يَكُون إِلَّا عَالِمًا بِالْعُلُومِ الدِّينِيَّة الظَّاهِرَة وَالْبَاطِنَة . قَالَهُ الْمُنَاوِيُّ فِي فَتْح الْقَدِير شَرْح الْجَامِع الصَّغِير .
(Sesungguhnya Allah akan mengutus pada umat ini ) yakni umat ijabah juga termasuk umat dakwah, dikatakan oleh al-qori ( atas penghujung setiap seratus tahun ) yakni di akhirnya atau di awalnya, ketika ilmu dan sunnah telah sedikit/ berkurang dan banyaknya kebodohan dan bid'ah, dikatakan oleh al-qori. Al-munawi berkata di muqoddimah fathu al-qodir : dan telah diperselisihkan tentang masalah "di penghujung seratus tahun" apakan hal itu dihitung dari hari kelahiran Nabi, atau hari terutusnya Nabi, atau hari hijrahnya Nabi atau hari dimana Nabi wafat, kalau seandainya dikatakan lebih dekatnya yang kedua maka hal itu tidak jauh. Akan tetapi menurut as-subki dan lainnya telah diterangkan bahwa maksudnya adalah yang ketiga ( yakni dihitung setelah wafatnya Nabi ), sekian.
( orang yang akan memperbaharui ) objek dari kata " Allah akan mengutus" ( padanya ) yakni pada umat ini. ( agamanya ) yakni dia akan menjelaskan sunnah dari bid'ah, memperbanyak/ menyebarkan ilmu, menolong ahli sunnah,mematahkan ahli bid'ah dan merendahkannya. Dan mujaddid itu pastilah seorang yang 'alim di bidang ilmu agama secara lahir bathin. Ini dikatakan ileh al-munawi dikitab syarah fathu al-qodir syarah jami'u as-shoghir
وَقَالَ الْعَلْقَمِيّ فِي شَرْحه . مَعْنَى التَّجْدِيد إِحْيَاء مَا اِنْدَرَسَ مِنْ الْعَمَل بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّة وَالْأَمْر بِمُقْتَضَاهُمَا .
Dan berkata al-'alqomi di dalam syarahnya : makna memperbaharui adalah menghidupkan apa-apa yang mati dan pengamalan berdasarkan kitab dan sunnah dan ia memerintah untuk melaksanakan keduanya.
( تَنْبِيه ) : اِعْلَمْ أَنَّ الْمُرَاد مِنْ رَأْس الْمِائَة فِي هَذَا الْحَدِيث آخِرهَا . قَالَ فِي مَجْمَع الْبِحَار : وَالْمُرَاد مَنْ اِنْقَضَتْ الْمِائَة وَهُوَ حَيّ عَالِم مَشْهُور . اِنْتَهَى .
وَقَالَ الطِّيبِيُّ : الْمُرَاد بِالْبَعْثِ مَنْ اِنْقَضَتْ الْمِائَة وَهُوَ حَيّ عَالِم يُشَار إِلَيْهِ . كَذَا فِي مُقَدِّمَة فَتْح الْقَدِير لِلْمُنَاوِيِّ وَخُلَاصَة الْأَثَر لِلْمُحِبِّيّ .
Perhatian : ketahuilah sesungguhnya yang dimaksud dari penghujung seratus tahun di hadits ini adalah di akhirnya. Ia berkata di dalam kitab ajma' al-bihar : dan yang dimaksud dengan orang yang muncul pada penghujung seratus tahun ialah hidup seorang 'alim yang terkenal
وَقَالَ السُّيُوطِيّ فِي قَصِيدَته فِي الْمُجَدِّدِينَ : وَالشَّرْط فِي ذَلِكَ أَنْ يَمْضِي الْمِائَة وَهُوَ عَلَى حَيَاته بَيْن الْفِئَة يُشَار بِالْعِلْمِ إِلَى مَقَامه وَيَنْشُر السُّنَّة فِي كَلَامه
Dan imam suyuti berkata di dalam qosidahnya tentang al-mujaddidun : dan syaratnya adalah setelah berlalunya seratus tahun, ia pada masa hidupnya menjelaskan pada kelompok manusia ia menyebarkan ilmu pada tempatnya dan menyebarkan sunnah dengan kalimatnya.
وَقَالَ فِي مِرْقَاة الصُّعُود نَقْلًا عَنْ اِبْن الْأَثِير : وَإِنَّمَا الْمُرَاد بِالْمَذْكُورِ مَنْ اِنْقَضَتْ الْمِائَة وَهُوَ حَيّ مَعْلُوم مَشْهُور مُشَار إِلَيْهِ . اِنْتَهَى* عون المعبود شرح سنن ابي داود
Dan ia berkata di kitab mirqoh as-su'ud dinukil dari ibni atsir : dan sesungguhnyalah orang yang muncul di seratus tahun di adalah seorang yang hidup dikenal lagi terkenal seperti yang telah disebutkan barusan.Kitab 'aunu al-ma'bud syarah sunan abi dawud.
[1] Sumber kitab tulisan tangan berjudul " ngurip-nguripi cantolan dari Bp. Al-marhum imam haji Nurhasan al-ubaidah bin abdil aziz" halaman 46 penulis sarino lampung 1999
[2] والثَّبَتُ: الفِهْرِسُ الّذِي يَجمع فيه المُحدِّثُ مَرْوِيَّاتِه وأَشياخَه ، كأَنّه أُخِذَ من الحُجَّة ؛ لأَن أَسانيدَه وشُيُوخَه حُجَّةٌ له* تاج العروس من جواهر القاموس 1/534
[3] • وكذلك فإن الصوفية عامة يرون ـ ومنهم الشاذِلية ـ أن علم الكتاب والسنة لا يؤخذان إلا عن طريق شيخ أو مربٍّ أو مرشد، ولا يتحقق للمريد العلم الصحيح حتى يطيع شيخه طاعة عمياء في صورة: "المريد بين يدي الشيخ كالميت بين يدي مُغسِّله" لذلك يُنظر إلى الشيخ نظرة تقديسية ترفعه عن مرتبته الإنسانية.الكتاب : موسوعة الرد على الصوفية-المؤلف : مجموعة من العلماء
[4] « من لا شيخ له فشيخه الشيطان، ومتى كان شيخه الشيطان كان في الكفر حتى يتخذ له شيخا متخلقا بأخلاق الرحمن»- البهجة السنية في آداب الطريقة العلية الخالدية النقشبندية ص 47 لمحمد بن عبد الله الخاني. نور الهداية والعرفان في سر الرابطة والتوجه وختم الخواجكان لمحمد أسعد صاحب زادة: مصر 1311.
[5] لا تعترض فتنطرد .من قال لشيخه لِمَ ؟ لا يفلح .- الكتاب : موسوعة الرد على الصوفية - المؤلف : مجموعة من العلماء
[6] أخرجه أبو داود ( 4291 ) و أبو عمرو الداني في " الفتن " ( 45 / 1 ) و الحاكم ( 4 / 522 ) و البيهقي في " معرفة السنن و الآثار " ( ص 52 ) و الخطيب في " التاريخ " ( 2 / 61 ) و الهروي في " ذم الكلام " ( ق 111 / 2 )