Kamis, 25 Februari 2010

KEWAJIBAN "INFAQ PERSENAN" JAMA’AH354

DALAM TIMBANGAN SYARI’AH

بسم الله الرحمن الرحيم

إنَّ الحمد لله ، نحمده ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له، وأشـهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشـهد أنَّ محمداً عبده ورسوله .

} يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ{([1]).

}يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً ، وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً { ([2]).

} يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً { ([3]).

أما بعد :

فإنَّ أصدقَ الحديثِ كلام الله ، وخيرَ الهدي هدي محمد r ، وشرَّ الأمور محدثاتها ، وكلَّ محدثةٍ بدعة ، وكل بدعةٍ ضلالة ، وكلَّ ضلالةٍ في النار .

وبعد :

Muqoddimah

Dari sebagian yang mendorong kami untuk menurunkan tulisan ini, selain berharap pada ridho dan ampunan Allah, adalah tergelitik oleh banyaknya subhat-subhat yang dilemparkan oleh pendukung fanatik hisby Jama'ah354 terhadap masalah suatu amalan yang bathil tetapi dianggap benar,yakni apa yang diyakini sebagai "infaq persenan", diantaranya;

  1. Orang yang mengatakan "Infaq persenan" adalah bid'ah, itu tidak benar dan tidak berdasarkan dalil.
  2. Semua Ijtihad Imam yang tidak bertentangan dengan Al-qur'an dan Sunnah wajib untuk dikerjakan, termasuk infaq persenan
  3. " Iya kalau di Negara Saudi penghasilan negara dari minyak, lha kalau Jama'ah kita, kalau tidak infaq persenan, dari mana mendapatkan dana untuk membiayai kegiatan-kegiatan Jama'ah"
  4. Mereka selalu menggunakan dalil-dalil ancaman bagi mereka yang tidak mau berinfak, untuk menakut-nakuti Jama'ahnya
  5. Dan lain-lain.

Dan untuk merinci serta menjelaskan masalah "infaq persenan" ini, maka kami bagi pada pokok-pokok pembahasan sebagaimana di bawah ini:

  1. Syari'at Islam Telah Sempurna
  2. Hak-Hak Sesama Muslim Yang Wajib Dijaga
  3. Kilasan Dan Pembahasan "Infaq Persenan" Beserta Dalil-Dalilnya Versi Jama'ah354
  4. Penarik "Infaq Persenan" Adalah Shohibu Al- Maksi Atau 'Assyar
  5. Pembahasan Manqulan Kitabu Al-Imaroh min Kanzi Al-'Umal Halaman 83 Bersama Ust. Eko mubaligh Paku Bumi 354 ( dilengkapi dengan rekaman audio)
  6. Menjawab Subhat-Subhat "Infaq Persenan" dari KH.Kasmudi Assidqy (dilengkapi dengan rekaman audio )

Kami berdo'a kepada Allah semoga para Jama'ah354 yang telah membaca tulisan ini bisa menyadari bahwa mengeluarkan/membayar "infaq" yang di gandengkan dengan "persenan" sesungguhnya bukanlah termasuk infaq wajib ataupun infaq sunnah yang disyari'atkan bahkan ini adalah jenis upeti /cukai /pajak yang menyelisihi syari'at, dan bagi Penarik "infaq persenan" sesungguhnya hal itu adalah bentuk kedholiman terhadap harta-harta Jama'ah354 yang merupakan bagian dari kaum muslimin. Semoga Allah membukakan mata hati yang telah lama tertutup dari kebenaran.

I. SYARI'AT ISLAM TELAH SEMPURNA

Allah Ta'ala berfirman;

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا (3) سورة المائدة

pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.

وَقَوْله" الْيَوْم أَكْمَلْت لَكُمْ دِينكُمْ وَأَتْمَمْت عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيت لَكُمْ الْإِسْلَام دِينًا " هَذِهِ أَكْبَرُ نِعَم اللَّه تَعَالَى عَلَى هَذِهِ الْأُمَّة حَيْثُ أَكْمَلَ تَعَالَى لَهُمْ دِينهمْ فَلَا يَحْتَاجُونَ إِلَى دِين غَيْره وَلَا إِلَى نَبِيّ غَيْر نَبِيّهمْ صَلَوَات اللَّه وَسَلَامه عَلَيْهِ وَلِهَذَا جَعَلَهُ اللَّه تَعَالَى خَاتِم الْأَنْبِيَاء وَبَعَثَهُ إِلَى الْإِنْس وَالْجِنّ فَلَا حَلَال إِلَّا مَا أَحَلَّهُ وَلَا حَرَام إِلَّا مَا حَرَّمَهُ وَلَا دِين إِلَّا مَا شَرَّعَهُ وَكُلّ شَيْء أَخْبَرَ بِهِ فَهُوَ حَقّ وَصِدْق لَا كَذِب فِيهِ وَلَا خُلْف كَمَا قَالَ تَعَالَى " وَتَمَّتْ كَلِمَة رَبّك صِدْقًا وَعَدْلًا " أَيْ صِدْقًا فِي الْإِخْبَار وَعَدْلًا فِي الْأَوَامِر وَالنَّوَاهِي فَلَمَّا أَكْمَلَ لَهُمْ الدِّين تَمَّتْ عَلَيْهِمْ النِّعْمَة. تفسير ابن كثير

Dan firman Allah:" pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu". Inilah nikmat Allah Ta'ala terbesar terhadap umat ini dimana Allah menyempurnakan untuk mereka pada agama mereka sehingga mereka tidak membutuhkan agama selainnya dan tidak pula membutuhkan Nabi selain Nabi mereka j, dan oleh karenanya Allah ta'ala menjadikannya sebagai penutup para nabi dan Allah mengutusnya kepada manusia dan jin, maka tidak ada kehalalan kecuali apa-apa yang Allah halalkan dan tidak ada keharaman kecuali apa-apa yang Allah haramkan dan tidak ada agama kecuali apa-apa yang Allah telah syari'atkan, dan segala sesuatu yang telah dikabarkan ole Nabi adalah benar tidak ada dusta didalammya, dan berselisih sebagaimana firman Allah "Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil" Benar dalam hal pengkhabaran dan adil dalam hal perintah dan larangan, ketika Allah telah menyempurnakan agama pada mereka, maka telah sempurnalah nikmat itu. Tafsir Ibnu Katsir

Dari petunjuk Kesempurnaan Islam ini, sampai-sampai hal-hal yang dianggap sepele dan remeh oleh manusia telah diatur oleh islam dan telah disampaikan oleh Rosululloh j bahkan orang musryikinpun mengakuinya, mereka menyatakan hal ini kepada shahabat Salman radhiallahu ‘anhu:

عَنْ سَلْمَانَ قَالَ قَالَ لَنَا الْمُشْرِكُونَ إِنِّي أَرَى صَاحِبَكُمْ يُعَلِّمُكُمْ حَتَّى يُعَلِّمَكُمْ الْخِرَاءَةَ فَقَالَ أَجَلْ إِنَّهُ نَهَانَا أَنْ يَسْتَنْجِيَ أَحَدُنَا بِيَمِينِهِ أَوْ يَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ وَنَهَى عَنْ الرَّوْثِ وَالْعِظَامِ وَقَالَ لَا يَسْتَنْجِي أَحَدُكُمْ بِدُونِ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ* رواه مسلم 262

Kaum musyrikin telah berkata kepada kami ;“Sungguh sahabat kalian (yaitu Rosululloh j) telah mengajarkan segala sesuatu kepada kalian, hingga adab buang hajat pun beliau ajarkan.”

Salman berkata: “Ya, benar, sesungguhnya Rosululloh j telah melarang kami beristinja’ dengan tangan kanan, dan buang hajat dengan menghadap kiblat, serta melarang kami beristinja’ dengan kotoran binatang atau dengan tulang. Dan Rosululloh j bersabda ; " Janganlah kalian beristinja' kurang dari tiga batu ” (HR. Muslim no. 262)

عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، قَالَ : تَرَكْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي الْهَوَاءِ ، إِلا وَهُوَ يُذَكِّرُنَا مِنْهُ عِلْمًا ، قَالَ : فَقَالَ : صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ ، إِلا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ* المعجم الكبيرللطبراني 1647

Abu Dzar Al Ghifari radhiallahu ‘anhu berkata: “Rosululloh j telah meninggalkan kami dalam keadaan tidak ada seekor burung yang mengepakkan sayapnya di udara, melainkan beliau telah sebutkan ilmu tentangnya.

Lalu beliau berkata: “Rosululloh j telah bersabda: “Tidak ada sesuatu pun yang dapat mendekatkan kepada jannah (surga) dan menjauhkan dari api neraka, melainkan telah dijelaskan kepada kalian.” (HR. Ath Thabarani dalam Mu’jamul Kabir 1647)

Sungguh Islam telah sempurna. Ia tidak memerlukan adanya penambahan, pengurangan, ataupun revisi/koreksi. Justru yang perlu dikoreksi itu adalah amalan kita. Sudahkah kita beramal sesuai dengan tuntunan Rosululloh j? Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikah hidayah kepada kita semua.

Oleh karena wahyu dan syari’at ini telah disampaikan seluruhnya oleh Rosululloh j kepada umatnya, maka amalan atau ibadah yang tidak ada contoh dari beliau shalallahu ‘alaihi wasallam, berarti bukan dari Allah subhanahu wata’ala dan tergolong sebagai ajaran atau syariat baru. Padahal kita semua meyakini bahwa yang berhak membuat syariat adalah Allah subhanahu wata’ala. Oleh karenanya, Allah subhanahu wata’ala menegaskan dalam Al-Qur’an :

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ..* سورة الشورى 21

“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (Asy Syura: 21)

Sebuah amalan yang tidak diizinkan oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya tidak akan diterima disisi-Nya, bahkan bisa menjadi sebuah kerugian yang amat besar bagi pelakunya. Allah subhanahu wata’ala menyebutkan akan hal ini dalam firman-Nya subhanahu wata’ala:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (104) سورة الكهف

“Katakanlah: “Maukah Kami beri tahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi amal perbuatannya?” , “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia amal perbuatannya dalam kehidupan dunianya, sedangkan mereka menyangka telah beramal dengan sebaik-baiknya.” (Al Kahfi: 103-104)

Sepatutnya kita selalu khawatir dan takut kepada Allah Subhana wata'ala, karena semua amal perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban. Jangan sampai amalan yang selama ini kita lakukan tidak sesuai dengan petunjuk Rosululloh j

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ * رواه مسلم

“Barangsiapa yang beramal tanpa ada dasarnya dari kami, maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat yang lain Rosululloh j bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هذا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ * رواه البخاري

“Barangsiapa mengada-adakan perkara yang baru dalam urusan (syari’at) kami, padahal itu tidak termasuk bagian dari syari’at (kami), maka perkara/amalan (yang baru) itu tertolak.” (HR. Al Bukhari)

Islam adalah agama sempurna, inilah yang dipahami oleh para shahabat Rosululloh j. Sehingga mereka mencukupkan dengan apa yang diamalkan oleh Rosululloh j saja tanpa menambah dengan amalan-amalan yang lainnya. Sebagaimana pernyataan Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu:

اتَّبِعُوا وَلاَ تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيْتُمْ

“Ikutilah (apa yang diajarkan oleh Rosululloh j), jangan mengamalkan amalan-amalan baru (yang tidak ada contohnya dari Rosululloh j), sungguh (petunjuk/sunnah beliau shalallahu ‘alaihi wasallam) telah cukup bagi kalian. (HR. Abu Khaitsamah dalam kitabnya Al Ilmu no. 45)

قال الإمام الشافعي رحمه الله في كلمته المشهورة التي نقلها عنه أئمة مذهبه وعلماؤه كالغزالي في "المنخول" (ص374)، والمحلي في "جمع الجوامع-2/395 بحاشيته": "من استحسن فقد شرع " * علم أصول البدع" للحلبي (ص 119-121)

Imam Asy- Syafi’i dalam sebuah perkataannya yang telah masyhur dinukil oleh para ulama Syafi’iyyah (bermadzhab Syafi’i), seperti Al-Ghozali dalam kitab Al Mankhul hal. 374 dan Jam’ul jawami’ 2/395

“Barangsiapa yang menganggap baik (suatu perkara yang tidak dicontohkan Rosululloh j), maka sungguh ia telah membuat syariat (baru).”

قال مالك : ومن أحدث في هذه الأمة شيئاً لم يكن عليه سلفها فقد زعم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم خان الدين ، لأن الله تعالى يقول : "اليوم أكملت لكم دينكم" فما لم يكن يومئذ ديناً ، لا يكون اليوم ديناً * الاعتصام للشاطبي 1/149

Al Imam Malik (guru dari Al Imam Asy Syafi’i) berkata: “Barangsiapa mengada-adakan amalan yang baru dalam umat ini, yang tidak pernah dikerjakan oleh para salaf ummah, berarti ia telah menuduh Rosululloh j telah mengkhianati agama ini.

Karena Allah subhanahu wata’ala telah berfirman: “Pada hari ini telah aku sempurnakan agama bagi kalian.” (Al Ma’idah: 3)

Jika pada hari itu tidak termasuk dari agama, maka pada hari ini juga tidak termasuk dari agama.” (Al I’tisham 1/49)



( 1 ) سورة آل عمران : 102.

(2 ) سورة النساء : 1.

( 3 ) سورة الأحزاب : 71.