PENGUASA WANITA MUSLIMAH PERTAMA DI ASIA SELATAN
Quthbuddin
Aibak menaklukan india pada
tahun 584 H . Ia berasal dari kalangan budak yang bodoh; yang lalu dibeli oleh
Qodhi Fakhruddin AI-Kufi. Qodhi inilah yang membina dan mendidiknya dalam ilmu
dan ketakwaan. Lalu ia dibeli oleh Sultan Syihabuddin AI-Ghuri. Sultan inipun
menggemblengnya menempa keberanian dan teknik-teknik berperang.
Memang
Qutbuddin Aibak seorang yang punya tekad yang tinggi dan seorang yang jenius.
Hingga akhirnya iapun menjadi raja, setelah sebelumnya ia hanyalah seorang
budak.
Qutbuddin
sendiri punya seorang budak yang cukup cerdas, ada yang menamakannya lilmusy, atau
ada yang menyebutkan lltumusy. Qutbuddin pun menggembleng dan mendidiknya di
atas dasar-dasar kebaikan dan kriteria-kriteria kesatria.
Tatkala
Qutbuddin akan meninggal, lltumusy pun menghimpun para qodhi, mufti serta kaum
terpandang dan berkedudukan. Lapun memproklamirkan dirinya sebagai raja. lni
hal yang cukup membuat hadirin menjaditerhenyak. Termasuk qodhi yang saat itu
hendak unjuk kata kepada Quthbuddin, namun Iltumusy paham akan hal yang mengganjal
hati sang qodhi dan juga lainnya. Sebelum sang qodhi angkat suara, Quthbuddin
menyelanya sambil tersenyum dan mengeluarkan surat yang sudah distempel dengan
stempel kerajaan. Ia menyerahkannya kepada sang qodhi agaria membacakannya
kepada para hadirin yang menyaksikanan. Temyata itu adalah surat pembebasannya
dari
belenggu perbudakan. Ia telah dimerdekakan. Sehingga dengan begitu, iapun
dibai'at untuk menjadi penguasa.
Ia
memimpin dengan meneladani perjalanan hidup Quthbuddin. Ia orang yang cinta
akan keadilan, selalu menegakkan kebenaran. Dan ia memprakarsai untuk membuat suatu
kebijakan untuk mengawal programnya dalam meminimalisir
kezholiman. Yaitu bahwa pakaian umumnya orang-orang India adalah pakaian
india berwarna putih. Maka sultan baru ini"menjadikan pakaian berwarna sebagai pertanda bagi rang yang mengadukan
kezaliman yang
ia derita. Kalau ada yang menzholiminya, ia bisa mengenakan pakaian berwarna
dan menghadang sang sultan di manapun ia tengah berada, sehingga sang sultan
akan memberikan keadilan baginya atas orang yang menzholiminya.
Kemudian
sultan merasa khawatir kalau ia tidak melihat orang yang terzholimi.lapun
memasang lonceng di pintu istana, di mana orang yang hendak mengadukan
kezholiman yang ia terima bisa membunyikannya pada waktu apapun, baik siang maupun
malam hari.
Ia
seorang ahli perang yang handal hingga menorehkan kemenangan-kemenangan, Ia juga seorang. ahli
tata negara yang penuh bijak, sekaligus seorang politikus ulung dan hakim yang adil.
Akan tetapi anak-anaknya tidak seperti ayahnya. Mereka telah terkontaminasi
oleh kenikmatan dunia dan kekuasaan, sehingga mereka pun lebih condong untuk memperturutkan
kelezatan dan keinginan nafsu mereka. Sang ayah telah mengerahkan segala upaya untuk
memperbaiki kondisi mereka, hingga ia pun pesimis dengan keadaan mereka.
Namun ia tak habis harapan. Ia punya seorang
putri, di mana Alloh menganugerahkan fisik yang sempurna dan sekaligus
mempunyai cara pikir yang cemerlang dan kemampuan untuk memecahkan
masalah-masalah pelik di samping juga mempunyai keberanian. Lapun tak canggung
untuk mengarungi hal-hal yang cukup membahayakan.
Melihat putrinya yang punya banyak potensi
positif ini, iapun mengalihkan perhatiannya kepada sang putri. Ia taruh
pengharapannya kepada putrinya. Ia datangkan para ahli didik dan ahli ajar. Ia juga
mengajarkan kepadanya seni dan teknik berperang, teknik pergulatan dalam
berpolitik, dan melatihnya berperang. Bila sang ayah tidak berada di tempat,
iapun rnempercayakan urusan dan kekuasaan kepada putrinya. Dan sang
putri pun bisa menggantikan tugas yang ditinggalkan ayahnya, dan mungkin saja
lebih darinya.
Tatkala
sang ayah mangkat, putra sulungnya memegang tampuk
kekuasaan;
yaitu Ruknuddin Fairuz Syah. Namun ia berlaku lalim. Ia coreng reputasi
ayahnya. Bahkan iapun membunuh saudaranya Mu'izzuddin. Dan hati rakyat pun dijejali
dengan kebencian dan ketakutan kepadanya, hingga mereka berangan-angan
lengsernya kekuasaannya. Dan ketika itulah, sang putri yang dikenal dengan nama
Radhiyyah, mulai melancarkan agendanya.
Sang
putri terlihat di atas loteng rumahnya, dan orang-orang pun melihatnya. Ia
mengenakan syiar kaum terzalimi di masa ayahnya. Ia mengenakan pakaian berwarna.
Orang-orang pun berkumpul padanya. lapun menyeru mereka untuk menopangnya, dan
merekapun menyambut seruannya. Ia memimpin revolusi bersama mereka, hingga ia
berhasil mengalahkan saudaranya, dan menjatuhkan hukuman kepada saudaranya. lapun
memegang tampuk kesultanan, dan itu terjadi pada Rabiul Awal 604 H.
Dan
itu adalah sesuatu yang tidak lazim diadakan dalam islam.
Catatan: Rosul
sendiri memberikan pengajaran umat ini dengan sabdanya:
لَنْ
يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً
"Tidak
akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan kendali urusan
mereka
kepada seorang perempuan.(HR. Bukhori)
Maka
menjauhi perkara yang mendatangkan ketidak beruntungan adalah wajib.
lmam
Shon'ani berkata:
"Hadits
ini memberitakan tentang tidak beruntungnya kaum yang mempercayakan kendali
urusan kepemimpinan mereka kepada seorang perempuan. Dan mereka dilarang untuk
mendatangkan ketidak beruntungan bagi diri mereka sendiri; sekaligus
diperintahkan untuk mengupayakan hal yang menjadi sebab keberuntungan mereka".
Imam
Baghawi berkata:
"Mereka
sepakat bahwa perempuan tidak pantas untuk menjadi imam (penguasa) dan tidak
pula qodhi. Karena penguasa perlu untuk keluar untuk menegakkan perintah jihad
dan mengurusi urusan kaum muslimin. Dan qodhi perlu untuk tampil untuk
memutuskan perkara-perkara yang disengketakan. Sedangkan perempuan adalah aurat
tidak pantas untuk tampil. kelemahannya ketika menjalankan berbagai banyak
urusan. Dan juga bahwa perempuan itu kurang, sedangkan kepemimpinan dan qadha
(peradilan) termasuk area kekuasaan yang sempurna. Maka tidak pantas untuk
mengembannya selain orang sempurna dari kalangan lelaki".
Imam
Syaukani, juga mengatakan: "Hadits inl menjadi dalil bahwa perempuan
bukanlah termasuk yang berhak menjabat
kepemimpinan, dan tidak boleh suatu kaum menjadikannya menjadi pemimpin.
Juga berkata: "Bahwa qodho' (begitu pula imamah) memerlukan kesempurnaan
pikiran, sedangkan pemikiran perempuan kurang; terlebih lagi di tempat-tempat perkumpulan
kaum lelaki".
Ia
pun didaulat menjadi raja, atau tepatnya ratu. Ia menjadi sultan,atau disebut
sultanah, karena ia seorang wanita. Seiring dengan itu, iapun mengesampingkan unsur
feminimnya. Ia tanggalkan kewanitaannya. Ia rnengenakan
pakaian lelaki. Ia tampil di hadapan orang-orang dan menampakkan sebagai
sosok yang tegas dan keras. Dengan upayanya merubah kepribadiannya, ia
menyangka bisa merubah ciptaan Alloh yang Dia patrikan dalam dirinya sebagai wanita.
Padahal
Rosululloh Sallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan peringatan kepada umat ini:
لَعَنَ
اللهُ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَلَعَنَ الْمُتَشَبِّهَاتِ
مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ
"Alloh
melaknat kaum perempuan yang meniru-niru dengan kaum lelaki;
dan melaknat kaum yang meniru-niru kaum perempuan dari kalangan lelaki."
(HR. Thobroni)
lapun
mengendalikan semua urusan di genggaman tangannya. Ia kembalikan corak hidup ayahnya
dalam keadilannya dan keberaniannya. Ia selesaikan semua permasalahan sendiri,
ia mengatur dan memimpin rakyatnya; dan iapun menerjunkan diri dalam laga peperangan.
Dan demikianlah, diawal masanya, ia menjalankan roda negeri mengikuti corak
ayahnya, menebar keadilan, menghilangkan kezaliman, membuka negeri-negeri, dan
melabuhkan bahtera aman di penjuru kerajaannya. Sampai-sampai ahli sejarah
menyatakan bahwa masa pemerintahannya adalah masa keemasan yang pernah dikenal negerinya.
Namun
bagaimanapun, tetap saja seorang wanita yang memerintah negeri menjadi buah bibir
semua orang. Dan tentu tidak rela kalau mereka harus tunduk di bawah kendali seorang
wanita. Mulailah kasak- kusuk merebak di penjuru, menja!ar pada upaya konspirasi
untuk menggulingkannya dari tahta Dan yang memprakarsai persekongkolan ini menteri
kerajaan Nizhomul Mulk, dan para pucuk pimpinan panglima, bangsawan dan
kesatria. Mereka bersepakat untuk melengserkan Sultanah dan menobatkan adiknya;Nashiruddin
Bahram untuk memegang kendali negeri.
Dan
tiba-tiba sang sultanah pun tertahan di telah dikepung oleh musuh-musuhnya. Namun
ia tak tinggal diam. Ia bangkitkan para pendukungnya dan ia meminta kepada
penguasasalah satu wilayah (wilayah Oda) untuk menolongnya. Dan sang pengusa
wilayah ini pun tanpa ragu mengirimkan pasukan dan ia sendiri yang secara
langsung memimpinnya.
Dan
terjadilah pertempuran sengit antara penguasa wilayah ini dengan pasukan
koalisi yang hendak menumbangkan sultanah. Hingga pasukan koalisi ini pun berhasil
mengalahkan pasukan musuh, dan sang penguasa wilayah ini pun tertawan hingga
mehemui kematiannya.
Mendengar
berita kematian Sultanah pun tidak menyerah begitu Ia pun menggunakan senjatanya
yang membuat musuh bertekuk lutut. Ia
gunakan senjata kecantikan dan pesonanya hingga mampu menikam hati para musuhnya.
Hingga akhirnya antara mereka sendiri saling menikam, meminta pertolongan
kepada sebagian mereka untuk menghancurkan sebagian lainnya. Hingga ketika hanya
tersisa sedikit dari musuhnya, iapun menumpas mereka sekaligus dengan
kecerdikan dan kekuatannya. Namun
ia tetap membiarkan saudara lelakinya Nashiruddin Bahram untuk tetap
hidup.
Dan
qengan demikian, kembalilah sang sultanah menduduki tahta kesultanannya. Hingga
terjadilah kejadian yang menjadi pertanda kehancurannya. Suatu hal yang membuat
kekuasaannya terampas, hingga terjadi hal-hal yang tidak ia duga sarna sekali. Sultanah,
yang tetap saja sebagai seorang wanita, masih juga belum mendapatkan pendamping
hidup.
Hanya
saja ia punya seorang budak yang bernama Yaqut. Sultanah begitu percaya kepadanya,
hingga iapun mengangkatnya menjadi panglima pasukan maka tersebarlah berbagai
issu yang merebak dikarenakan hal tersebut. Tersebar issu saking percayanya
Sultanah kepada Yaqut, sampai-sampai si budak inilah yang membantu sang Sultanah
untuk menaikkannya kepunggung kuda dan juga turun dari punggung kudanya. Dan
inipun menghembuskan pergolakkan di negerinya. Hingga penguasa Bathinda
memberangkatkan pasukan ke Delhi untuk menumbangkan Sultanah dari tahtanya. Dan
sang Sultanah pun tidak gentar. lapun begitu yakin bisa menorehkan kemenangan. Namun
pasukannya sendiri yang juga merasa geram dengan issu yang merebak tersebut;
merekapun berbalik menyerang sang Sultanah.
Mereka
tidak lagi memandangnya sebagai Sultanah, namun telah menjelma sebagai wanita
yang keji. Hingga akhirnya penguasa Bathinda berhasil menawan Sultanah. Dan tahta
Delhi pun digantikan oleh saudaranya Nashiruddin Bahram.
Saat
itu kembalilah Radhiyyah menjadi sosok asalnya sebagai wanita. Dan sang
penguasa Bathinda pun menikahinya. Hingga akhirnya dengan kecerdikan Sang
Sultanah, iapun berhasil merayu suaminya untuk merebut kembali tahta Dehli agar
kembali ke pangkuannya. Dan memberangkatkan pasukannya untuk merebut Delhi.
Singkat cerita, pasukan Sultanah beserta suaminya dihadang dan menderita kekalahan.
Mereka tidak berhasil merebut kembali kekuasaan sang Sultanah. Namun, meski
kalah dalam berperang, namun orang-orang tidak tahu di mana rimba Sang Sultanah.
Ternyata ia menghilang menjauh dari medan laga. Hingga membuatnya letih dan
kelaparan.
Kala
terlihat ada seorang petani di ladangnya, iapun meminta sedikit jamuan untuk
mengganjal perutnya. lapun dijamu sepotong roti hingga kemudian saking
lelahnya, ia tertidur pulas. Ia tidak tahu bahwa itulah tidurnya yang terakhir
kali. Saat itu ia mengenakan pakaian perang layaknya seorang prajurit pria.
Saat Sultanah tertidur itulah, sang petani tahu bahwa sebenarnya ia adalah seorang
wanita. Sang petani pun kemudian berusaha mengambil perhiasan yang menghiasai pakaiannya
yang tertutupi baju perangnya dengan membunuh sang Sultanah. Dan berakhirlah
haru-biru perjalanan Sultanah Radhiah. Yang tentunya menyimpan pelajaran dan
hikmah yang sungguh berharga.
Dlambil dari Rijalun
Minat Tarikh.
http://www.alarabimag.com/Article.asp?ART=7292&ID=97