PERINGATAN KERAS DARI MENGKAFIRKAN KEPADA SEORANG MUSLIMIN

Sabtu, 19 Februari 2011

Di bawah ini adalah nash-nash dari al-qur'an dan assunnah yang secara jelas melindungi kehormatan seorang mukmin dan muslim, dan dalil-dalil yang melindungi agama mereka, dan peringatan yang sangat keras dari mengkafirkan seseorang dari kaum muslimin yang mana dia bukanlah orang kafir ( seperti yang di tuduhkan )

قال تعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ فَتَبَيَّنُواْ وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلاَمَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِندَ اللهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ اللهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُواْ إِنَّ اللهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا﴾ [النساء: 94]

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, Maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. begitu jugalah Keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, Maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

عَنْ اِبْن عَبَّاس قَالَ : مَرَّ رَجُل مِنْ بَنِي سُلَيْم بِنَفَرٍ مِنْ أَصْحَاب النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْعَى غَنَمًا لَهُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ فَقَالُوا لَا يُسَلِّم عَلَيْنَا إِلَّا لِيَتَعَوَّذ مِنَّا فَعَمَدُوا إِلَيْهِ فَقَتَلُوهُ وَأَتَوْا بِغَنَمِهِ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَة " يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا " إِلَى آخِرهَا .(1)

Dari ibnu abbas , dia berkata: (suatu ketika ada ) seorang laki-laki dari bani sulaim yang sedang menggembala kambing melewati sekelompok sahabat Rosulullah –shollallahu 'alaihi wasallam- kemudian ia mengucapkan salam kepada mereka, lantas mereka ( sahabat rosulullah ) berkata ; " dia mengucapkan salam kepada kita hanyalah untuk berlindung dari kita ( agar tidak kita bunuh )". Maka merekapun menyerang dan membunuh orang tersebut, dan kemudian mereka datang kepada kepada Nabi dengan membawa harta ghonimah tersebut, kemudian turunlah ayat ini… Hai orang-orang yang beriman…..(HR. imam ahmad dan at-tirmidzi )

وقال تعالى: ﴿وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا﴾ [الأحزاب: 58]،

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.

وقال النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وآله وسَلَّم: «لاَ يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلاً بِالفُسُوقِ وَلاَ يَرْمِيهِ بِالكُفْرِ إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ»(2)

" tidaklah seseorang menuduh kepada orang lain dengan tuduhan fasik atau kafir, terkecuali akan kembali kepadanya bila orang yang dituduh tersebut tidak melakukannya ( seperti tuduhannya )"

وقال صَلَّى اللهُ عليه وآله وسلم -أيضًا-: «لَعْنُ المُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ، وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِالكُفْرِ فَهُوَ كَقَتْلِهِ»(3)

" melaknati seorang mukmin sama seperti telah membunuhnya, dan barang siapa yang menuduh seorang mukmin dengan tuduhan kafir maka dia seperti telah membunuhnya"

فإذا كان تكفير المعيّن على سبيل الشتم كقتله، فكيف يكون تكفيره على سبيل الاعتقاد؟ قال ابن تيمية: «فإنَّ ذلك أعظم من قتله بلا شكٍّ، إذ كلُّ كافرٍ يُباحُ قتلُه، وليس كلُّ من أُبيح قتله يكون كافرًا»(«الاستقامة» لابن تيمية (1/165-166)

Maka bila terjadi pengkafiran "mu'ayyan" ( pengkafiran orang per-orang/ tunjuk hidung ) dengan cara mencela adalah sebagaimana membunuhnya, maka bagaimana dengan terjadinya pengkafiran secara I'tiqot (keyakinan)? Ibnu taimiyah menjawab " maka yang demikian itu lebih berat/besar dari pada membunuhnya, tanpa ada keraguan, karena setiap orang yang kafir boleh dibunuh, dan tidak semua yang yang boleh dibunuh itu adalah telah kafir.

Dan sesungguhnya mengumumkan kekafiran dengan tanpa hak kepada seorang mukmin adalah sebuah celaan terhadap keimanan dirinya, bahkan sesungguhnya berperasangka jelek kepada seorang muslim adalah diharamkan bagaimana lagi kalau sampai menghukumi dengan "murtad" atau "kafir"????

-----

1- أخرجه أحمد 1/229(2023) , والتِّرْمِذِيّ" 3030 , البيهقي في سننه الكبرى ج 9/ ص 115

2- أخرجه البخاري في «الأدب» (10/464) باب ما ينهى عن السِّباب واللعن، من حديث أبي ذر الغفاري رضي الله عنه.

3- أخرجه البخاري في «الأدب» (10/465) باب ما ينهى عن السباب واللعن من حديث ثابت بن الضحاك رضي الله عنه.