BERSIHKAN DIRI KITA DARI SIFAT KHOWARIJ

Rabu, 14 April 2010


الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه إلى يوم الدين أما بعد :

Penamaan Khowarij

الخوارج في اللغة : جمع خارج من الخروج وهو نقيض الدخول .

يقال : فلان خارج على الإمام الحق : أي لم يدخل في طاعته . ويقال فلان خارج عن الطريق : أي حائد عنه .

وقد اشتهر إطلاق هذا الاسم على الحرورية ومن سلك مسلكهم لخروجهم عن الناس انظر : لسان العرب مادة خرج جـ 1 صـ 807 - 808 ، والقاموس المحيط جـ 1 صـ 85 . .

Al-khowarij menurut bahasa: adalah bentuk jama' dari khorij ( orang keluar ) dari kata al-khuruj ( keluar) yaitu lawan kata masuk.

Dikatakan si fulan keluar / memberontak kepada imam yang haq, artinya ia tidak termasuk didalam ketaatan padanya. Dan dikatakan si fulan keluar dari sebuah jalan artinya ia menjauh dari jalan tersebut

Dan telah masyhur keumuman penamaan ini disebut haruriyah dan kepada orang yang mengikuti jalan yang mereka tempuh dikarenakan keluarnya mereka dari manusia ( lisanu al-'arob 1/807-808 )

الخوارج في الاصطلاح : هم كل من خرج على الإمام الحق الذي اتفقت الجماعة عليه يسمى خارجيا ، سواء كان الخروج في أيام الصحابة على الأئمة الراشدين أو كان بعدهم على التابعين بإحسان والأئمة في كل زمان انظر : الملل والنحل جـ 1 صـ 155 . .

Al-khowarij menurut istilah : mereka adalah setiap orang yang keluar ( memberontak ) dari imam yang berhak, dimana jama'ah kaum muslimin bersepakat atasnya, dia dinamakan khorij ( orang yang keluar ), sama saja apakah ia memberontak di masa sahabat atas para imam rosyidin ataupun masa sesudahnya yakni masa para tabi'in dan memberontak kepada para imam di setiap zaman.

Diantara aqidah khowarij adalah:

berlebihan di dalam permasalahan iman sampai mereka mengkafirkan orang yang berbuat maksiat walaupun hanya sekali, maka halal darah dan hartanya.

يقولون: إن من ارتكب كبيرة من الكبائر، فهو كافر خارج عن ملة الإسلام، حلال الدم والمال، وإذا مات من غير توبة فهو مخلد في النار مع الكافرين. ولهم شبهات، منها ذكر الأحاديث التي وردت في تسمية بعض الذنوب كفرا، فأخذوها على أنه الكفر الأكبر.

وأهل السنة والجماعة عندهم أن الكفر الوارد في النصوص نوعان: كفر أكبر مناقض لأصل الدين، لأصل الإيمان، وكفر دون الكفر، ويسمى -أحيانا- يسمى الكفر الثاني كفر دون الكفر (الكفر العملي)، ولكن التعبير عنه بأنه كفر دون الكفر، أو كفر أصغر أدق وأضبط، نعم. عقيدة الخوارج

Orang-orang khowarij mengatakan : Barang siapa yang mengerjakan dosa besar, maka dia kafir, keluar dari agama islam, halal darah dan hartanya, dan jikalau ia mati maka belum bertaubat maka ia kekal di neraka bersama orang kafir. Diantara subhat mereka adalah menyebutkan sebagian hadits-hadits perbuatan dosa sebagai kekafiran. Dan mereka menyimpulkan dosa-dosa itu sebagai kufur akbar.

Sementara menurut ahlussunnah wal jamaa'ah sesungguhnya masalah kekafiran yang terdapat di dalam nash-nash terbagi menjadi dua : yakni, kufur akbar yang merusak pondasi agama. karena merupakan pondasi iman. Dan kedua kekafiran yang bukan kafir ( yakni kafir perbuatan ) atau kafir ashghor ( kecil ). Ini adalah batasan istilah yang lebih halus dan lebih tepat,baik.

Dari ciri-ciri faham khowarij di atas maka akan tercermin pada prilaku Jama'ah 354 yang selalu mencari-cari jalan yang hujungnya mengkafirkan kaum muslimin,

Diantara dalil yang dimaknai secara berlebihan oleh jama'ah 354 adalah hadits dari Abdullah bin Umar;

قال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً* مسلم

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa melepas tangannya dari ketaatan, maka ia akan menemui Allah di hari Kiamat dalam keadaan tidak memiliki hujjah, dan barang siapa mati dalam keadaan tidak berbaiat, maka ia mati seperti mati jahiliyyah." HR.Muslim

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي أَوْ قَالَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ* رواه الترمذي

dari Ibnu 'Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan ummatku, atau beliau bersabda (keraguan dari perawi) ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berada di atas kesesatan, dan tangan Allah bersama Al Jama'ah, dan barangsiapa yang hidup menyendiri maka dia akan menyendiri pula masuk neraka." HR. At-tirmidzi

تحقيق الألباني :

صحيح دون " و من شذ " ، المشكاة ( 3 / 11 ) ، الظلال ( 80 ) // ضعيف الجامع الصغير ( 1848 )

Penelitian Syaikh al-Albani:

Hadits ini shohih selain lafadz " barang siapa yang menyendiri" Al-misykah 3/11, Ad-dzilal 80, dho'if al-jami' as-shoghir 1748

Hadits ini dimaknai secara berlebihan oleh jamaah 354 dengan vonis semua muslim di luar jama'ahnya dinyatakan kafir keluar dari islam, dan mereka menuduh kepada dakwah salaf dengan subhat bahwa salaf terlalu menggampangkan terhadap dalil ini. Padahal ulama salaf semua sepakat akan wajibnya mendirikan jama'ah, ketaatan kepada amirul mukminin dan tidak memberontak kepadanya namun mereka sangat mengerti kapan, bagaimana, dan kepada siapa dalil ini digunakan. Dakwah salaf tidak mengetahui adanya tanda-tanda keabsahan dari jama'ah ini. Sebaliknya pula para salaf tidak berlebih-lebihan menghukumi orang keluar dari sebuah jama'ah kaum muslimin yang sah dengan kafir akbar, tetapi mereka adalah pelaku dosa besar.

Spesifikasi sifat khowarij jama'ah 354 mengkafirkan kaum muslimin dengan sebab;

1. Doktrin menuntut ilmu agama/mengaji harus dengan cara manqul-musnad - muttashil, kalau tidak demikian maka ilmu, amal dan islam seseorang tidak sah.

2. Doktrin "Jama'ah surga tidak jama'ah neraka" sehingga Semua umat islam di Indonesia yang tidak ikut jamaahnya adalah kafir, serta menganggap murtad semua orang yang keluar dari jama'ahnya.

Ahlulssunnah wal jama'ah berpendapat bahwa orang keluar dari jama'ah kaum muslimin dan imam mereka tidaklah dihukumi pada tingkatan kafir yang mengeluarkan seseorang dari keislamannya, tetapi dosa besar dan selama ia adalah ahli tauhid ( mengesakan Allah di dalam peribadatannya ) bukan ahli syirik maka seseorang tersebut memiliki harapan mendapatkan janji pengampunan di sisi Allah subahana wata'ala artinya ia memiliki harapan masuk ke dalam surganya / tidak langgeng di dalam neraka.

Namun bagi jama'ah 354 yang merasa sah dengan bai'at kelompoknya beranggapan "pokoknya keluar dari jamaah mereka dihukumi kafir, wajib masuk neraka" seakan akan mereka mengingkari untuk menerangkan adanya hadits tentang janji ampunan Allah terhadap ahli tauhid pelaku dosa besar.

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَيُخْرَجُونَ مِنْهَا قَدِ اسْوَدُّوا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرِ الْحَيَا ، أَوِ الْحَيَاةِ

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ahlu surga telah masuk ke surga dan Ahlu neraka telah masuk neraka. Lalu Allah Ta'ala berfirman: "Keluarkan dari neraka siapa yang didalam hatinya ada iman sebesar biji sawi". Maka mereka keluar dari neraka dalam kondisi yang telah menghitam gosong kemudian dimasukkan kedalam sungai hidup atau kehidupan. HR.Bukhari

Syaikh Sholih Fauzan menjelaskan ;

بل هو الذي أوجبه على نفسه، تكرّماً منه بموجب وعده الكريم الذي لا يُخلفه- سبحانه- {وَعْدَ اللهِ لا يُخْلِفُ اللهُ وَعْدَهُ}سورة الروم 6 ."أن لا يعذب من لا يشرك به شيئاً" فدلّ هذا على أن من سَلِم من الشرك الأكبر والأصغر فإنه يسلم من العذاب، وهذا إذا جَمعته مع النصوص الأخرى التي جاءت بالوعيد على العُصاة والفسقة، فإنك تقول: العُصاة من الموحّدين الذين لم يشركوا بالله شيئاً، ولكن عندهم ذنوب دون الشرك من سرقة، أو زنا، أو شرب خمر، أو غيبة، أو نميمة أو، إلى آخره، فهذه ذنوب يستحق أصحابها العذاب، ولكن هي تحت مشيئة الله إن شاء الله غفر لهم من دون عذاب وأدخلهم الجنة، وإن شاء عذبهم بقدر ذنوبهم، ثم يخرجهم بتوحيدهم، ويدخلهم الجنة، فالموحّدون مآلهم إلى الجنة، إما ابتداءً وإما انتهاءً، وقد جاء في الأحاديث أنه يُخرج من النار من في قلبه أدنى مثقال حبة من خردل من إيمان، ويُخرج من النار أُناس كالفحم* الكتاب : إعانة المستفيد بشرح كتاب التوحيد المؤلف : صالح بن فوزان بن عبد الله الفوزان

Bahkan Allah adalah dzat yang telah mewajibkan pada dirinya sendiri, dengan memuliakan menuruti janji-Nya yang mulia yang tidak akan diselisihi. "Janjinya Allah, dan Allah tidak akan menyelisihi janjinya" surat ar-Rum ayat 6 yakni bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak menyekutukannya dengan sesuatupun. Maka ini menunjukkan atas orang yang selamat dari syirik besar maupun syirik kecil maka ia selamat dari siksa Allah. Dan kesimpulan ini bila aku kumpulkan bersama nash - nash yang lain berkenaan dengan adanya janji (pengampunan) atas para pelaku maksiat dan pelaku kefasikan. Maka sungguh engkau akan katakan; Para pelaku maksiat dari ahli tauhid yaitu orang-orang yang tidak menyekutukan Allah pada suatu apapun. Yaitu, mereka yang menanggung dosa selain syirik, seperti mencuri atau zina atau minum arak atau menggunjing atau mengadu domba atau perbuatan lainnya. Maka inilah dosa-dosa yang menjadikan pelakunya akan mendapatkan siksa, akan tetapi di bawah kehendak Allah, jika Allah menghendaki maka Allah mengampuni mereka tanpa disiksa dan dimasukkan kedalam surga, dan jika Allah menghendaki maka Allah menyiksa mereka sesuai dengan kadar dosa mereka kemudian Allah mengeluarkan mereka dikarenakan tauhid mereka, kemudian Allah masukkan mereka kedalam surga. Maka sesungguhnya tempat para muwahid (orang-orang yang mengesakan Allah di dalam rububiyah, uluhyian dan asma wa sifat-Nya ) adalah surga. Adakalanya di awalkan adakalanya diakhirkan. Dan sungguh telah datang hadits-hadits bahwa akan dikeluarkannya seseorang yang memiliki keimanan di dalam hatinya yang lebih ringan dari biji sawi, dan akan dikeluarkan dari neraka orang – orang yang keadaannya seperti batu arang. ( i'anah mustafidz syarah kitab tauhid )

Bila ada seseorang yang menerangkan kepada jama'ah354 tentang adanya jaminan surga bagi ahli tauhid / bahwa tauhid dapat mencegah kekalnya siksa neraka, maka mereka buru-buru untuk mengingkarinya dengan anggapan akan mengendurkan semangat paham jama'ahnya.

Maka wajarlah bila syaikh abdul muhsin abbad al-badr di dalam kitab syarah sunan abi dawud menjelaskan;

الخوارج الذين عولوا على أحاديث الوعيد وأغفلوا أحاديث الوعد، وأهل السنة والجماعة أعملوا أحاديث الوعد وأحاديث الوعيد، فأخذوا بهذا وبهذا. فهم لا يعولون على أحاديث الوعد ويقعون في المعاصي، ولا يغفلون أحاديث الوعد ويعتبرون من أتى كبيرة أنه كفر أو ارتد أو خرج من الإسلام، بل يعتبرون من حصل له ذلك مؤمناً بإيمانه فاسقاً بكبيرته، ولا يعطونه الإيمان المطلق ولا يسلبونه مطلق الإيمان، فهم متوسطون بين طرفي الإفراط والتفريط* الكتاب : شرح سنن أبي داود- عبد المحسن العباد

Orang-orang khowarij adalah orang yang melebih-lebihkan terhadap hadits-hadits ancaman dan melalaikan pada hadits-hadits janji Allah. Adapun ahlussunnah wal jamaah mereka lebih mengetahui pada hadits-hadits ancaman dan janji (ampunan) .sementara mereka (khowarij) mengambil hadits ini itu. Mereka tidak mempercayai hadits – hadits janji (ampunan) Allah, sehingga mereka terjatuh ke dalam pelanggaran syari'at. Dan mereka tidak meremehkan (melunakkan) pada hadits-hadits berupa ancaman, mereka beranggapan barang siapa yang melakukan dosa besar maka ia sungguh telah kafir atau murtad atau keluar dari agama islam. Sebaliknya ahlus sunnah beranggapan bahwa orang yang mengerjakan dosa besar tetap sebagai orang iman karena keimanannya, atau fasik karena kesombongannya. Mereka (ahlus sunnah) tidak menetapkan orang itu pada status keimanan yang mutlak dan tidak mencabut pada orang itu kemutlakan imannya. Mereka (ahli sunnah) bersikap pertengahan diantara sisi sikap berlebih-lebihan dan sikap meremehkan.

Bermula dari sifat ghuluw di dalam pemikiran/pemahaman yang syadz ini akhirnya jamaah354 merobek syari'at, dan sebagai konsekuensi sikap pengkafiran ini di aplikasikan ke dalam bentuk;

Bab Sholat

- Menganggap tidak Sah sholat bermakmum dengan imam orang luar jama'ahnya

- Termasuk dalam hal sholat jum'at, idul fitri dan idul adha, mereka beralasan tidak sah khutbah orang luar jama'ah354, karena bukan orang jamaah dan berbahasa Indonesia

- Bila terpaksa bermakmum, maka sholatnya harus diulangi

- Atau diniatkan sholat munfaridh / sholat sendiri

Bab Janaiz

- Tidak mau mensholati mayit muslim di luar Jama'ahnya

- Tidak mau memadikan mayit muslim diluar jama'ahnya

- Bila terpaksa harus mensholati tentu dengan tidak berwudhu

- Ikut mengantarkan jenazah orang luar Jama'ahnya atas motivasi budi luhur atas perintah imam, bukan didasarkan ittiba' pada sunah Nabi j

Bab Munakahat/ Pernikahan

- Mengharamkan pernikahan dengan orang luar Jama'ahnya

- Atau bila laki-laki Jama'ah354 memaksa mau menikahi wanita luar jamaahnya (qiyasnya wanita ahli kitab), maka harus ijin terlebih dahulu dengan Amir.

- Mereka berusaha memisahkan/ menceraikan pasangan suami istri bila diketahui sang suami dinyatakan murtad oleh mereka.

- Melakukan dua kali pernikahan yakni nikah dalam ( di nikahkan oleh imam/pengurus354 yang ditunjuk oleh Amir pusat ) dan Nikah luar ( oleh KUA atau PN3R )

Bab Faroidh / Bagi waris

- Memutuskan Hak-hak waris bagi orang luar Jama'ahnya.

- Bila seorang jama'ah354 di tengah-tengah keluarga ahli waris yang bukan anggota jama'ah354 maka doktrinnya adalah bagaimana caranya bisa mengambil harta sebanyak-banyaknya, bukan berdakwah untuk menegakkan hukum waris yang islami.

Bab Hudud / Hukuman

- Menghalalkan riswah (suap) atau segala macam cara di dalam menyelesaikan masalah hukum Perdata / Pidana di lembaga-lembaga Hukum Pemerintah RI ( doktrinnya " Kalau beperkara yang penting menang" )

Bab Mu'amalah

- Menganggap harta muslim di luar Jama'ahnya adalah halal untuk diambil, bila saat ini warga jama'ah354 tidak mengambil harta orang luar karena keluarnya fatwa budi luhur bukan atas kaidah syar'i hukum keharaman atas harta orang lain.

Bab Adab

- Tidak mau mengucapkan dan menjawab salam kepada muslim di luar Jama'ahnya

- Kalaupun terpaksa mengucapkan / menjawab salam hal itu diniatkan kepada malaikat Allah ( keterangan ini hasil manqul dari Ust.Mauluddin tahun 1998 saat pengajian Kitab Adab di Gedung Wali Barokah Kediri sebelum beliau ruju' ke manhaj salaf ).

Bab Jihad

- Membatasi jihad hanya untuk Jama'ahnya, menetapkan wala' dan baro' hanya untuk kepentingan Jama'ahnya saja

Semua aplikasi sifat-sifat ghuluw khowarij di atas di laksanakan dengan doktrin taqiyah yakni "fathonah – bithonah - budi luhur, luhuring budi karena Allah" agar tidak berbenturan secara umum dengan kaum mayoritas muslimin dan pemerintah yang berkuasa.

Dari semua yang kita sebutkan di atas, ini adalah doktrin asli pemahaman mereka terhadap agama, namun secara personal / perorangan, kita juga tidak menafikan bahwa banyak diantara warga jama'ah 354 yang memiliki fitroh yang baik, berlaku ihsan/ berbuat baik, amanah, meninggalkan sifat 'ujub, terbuka dan sifat-sifat baik lainnya, diantara mereka banyak yang tidak berfikir takfiri/ mengkafirkan kaum muslimin, menunaikan hak-hak kaum muslimin lainnya, hanya saja mereka masih tersekap di dalam sistem jama'ah354 diantaranya dikarenakan kurangnya ilmu, sebab semua jalur ilmu agama dan informasi dibatasi oleh pembesar 354 dan disebar luaskan melalui media daerahan, penerobosan, pengajian daerah, desa dan kelompok, mereka secara umum dilarang membaca buku-buku islam, membuka situs internet dan lain-lain yang dikhawatirkan akan melunturkan doktrin mereka selama ini. Dan inilah dakwah kita kepada mereka agar mereka mengetahui rincian bahaya pemikiran khowarij tersebut, dan mudah-mudahan risalah ini akan menjadi dorongan yang kuat bagi mereka untuk meninggalkan jam'ahnya dan ruju' kepada manhaj salaf yang haq.

Awal kemunculan kelompok Khowarij

Kelompok ini sebenarnya sudah muncul bibitnya pada zaman Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa salam dan pencetus mereka bernama Dzul Khuwaisiroh,

أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِىَّ قَالَ بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَهُوَ يَقْسِمُ قَسْمًا أَتَاهُ ذُو الْخُوَيْصِرَةِ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِى تَمِيمٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اعْدِلْ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَيْلَكَ وَمَنْ يَعْدِلُ إِنْ لَمْ أَعْدِلْ قَدْ خِبْتَ وَخَسِرْتَ إِنْ لَمْ أَعْدِلْ ». فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رضى الله عنه يَا رَسُولَ اللَّهِ ائْذَنْ لِى فِيهِ أَضْرِبْ عُنُقَهُ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلاَتَهُ مَعَ صَلاَتِهِمْ وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِمْ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الإِسْلاَمِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ يُنْظَرُ إِلَى نَصْلِهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَىْءٌ ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى رِصَافِهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَىْءٌ ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى نَضِيِّهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَىْءٌ - وَهُوَ الْقِدْحُ - ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى قُذَذِهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَىْءٌ سَبَقَ الْفَرْثَ وَالدَّمَ. آيَتُهُمْ رَجُلٌ أَسْوَدُ إِحْدَى عَضُدَيْهِ مِثْلُ ثَدْىِ الْمَرْأَةِ أَوْ مِثْلُ الْبَضْعَةِ تَدَرْدَرُ يَخْرُجُونَ عَلَى حِينِ فُرْقَةٍ مِنَ النَّاسِ ». قَالَ أَبُو سَعِيدٍ فَأَشْهَدُ أَنِّى سَمِعْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَشْهَدُ أَنَّ عَلِىَّ بْنَ أَبِى طَالِبٍ - رضى الله عنه - قَاتَلَهُمْ وَأَنَا مَعَهُ فَأَمَرَ بِذَلِكَ الرَّجُلِ فَالْتُمِسَ فَوُجِدَ فَأُتِىَ بِهِ حَتَّى نَظَرْتُ إِلَيْهِ عَلَى نَعْتِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الَّذِى نَعَتَ* رواه مسلم

bahwa Abu Sa'id Al Khudri berkata; Ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang membagikan (harta ghanimah), tiba-tiba beliau didatangi seorang laki-laki dari Bani Tamim dan berkata, "Wahai Rasulullah, berlaku adillah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Celaka kamu, siapakah lagi yang akan berlaku adil kalau tidak berlaku adil. Sungguh, aku telah merugi sekiranya aku tidak berlaku adil."

Maka Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk menebas lehernya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tinggalkanlah ia, sesungguhnya ia memiliki sahabat-sahabat dimana salah seorang dari kalian akan memandang remeh shalatnya dibanding dengan sholat mereka, puasa terhadap puasa mereka. mereka pandai membaca Al Qur`an namun tidak sampai melewati tenggorokan mereka. Dan mereka keluar dari Islam sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya. Ketika dilihat ujungnya tidak sesuatu pun padanya, kemudian dilihat pada pangkalnya, juga tidak ada sesuatu bekas darah. Ciri-ciri mereka adalah, seseorang yang salah satu dari kedua. berwarna hitam seperti puting payudara seorang wanita. Atau bergerak-gerak seperti kekurangan daging, sehingga keluarlah sekelompok manusia."

Abu Sa'id berkata; "Aku bersaksi bahwa aku telah mendengar hadits ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan aku juga bersaksi, bahwa Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu yang memerangi mereka, dan aku juga bersamanya. Maka Ali memerintahkan untuk mencari laki-laki itu. Lalu laki-laki itu ditangkap dan dihadapkan padanya hingga aku pun melihatnya sebagaimana ciri-ciri yang telah disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." HR.Muslim

Sejarah khowarij di masa khalifah:

Di zaman Abu Bakar, Umar dan Utsman radiyallahu ‘anhum kelompok ini belum muncul, ketika pada masa kholifah Ali bin Abi Tholib radiyallahu ‘anhu terjadi perselisihan pendapat antara Ali dan Mu’awiyah radiyallahu ‘anhuma dalam masalah pembunuhan Utsman radiyallahu ‘anhu. Maka Ali radiyallahu ‘anhu berpendapat untuk ditegakkan Kholifah terlebih dahulu kemudian setelah itu menghukum pembunuh Utsman radiyallahu ‘anhu, Sedangkan Mu’awiyah radiyallahu ‘anhu berpendapat untuk ditegakkan hukuman untuk pembunuh Utsman sebelum dipililh Kholifah.

Perselisihan ini menyebabkan suatu peperangan yang besar diantara kedua belah pihak yang dikenal dengan perang Siffin. Ketika terjadi peperangan dan nampak kemenangan bagi pihak Ali maka Mu’awiyah radiyallahu ‘anhu meminta perdamaian dengan saling mengutus perwakilan dari kedua belah pihak. Maka Ali radiyallahu ‘anhu mengutus Abu Musa Al-’Asy’ary radiyallahu ‘anhu sedangkan Mu’awiyah radiyallahu ‘anhu mengutus Amr bin ‘Ash radiyallahu ‘anhu untuk berhukum dan mengadakan perdamaian.

وَكَانَ سَبَبُ خُرُوجِهِمْ أَنَّهُ لَمَّا اتَّفَقَ مِنْ عَلِيٍّ وَمُعَاوِيَةَ بِصِفِّينَ مَا اُتُّفِقَ وَلَمْ يَكُنْ ذَلِكَ يَقْتَضِي تَكْفِيرًا وَلَا تَفْسِيقًا وَإِنَّمَا هُوَ كَالِاخْتِلَافِ فِي سَائِرِ الْفُرُوعِ جَرَّ قِتَالًا لِأَمْرٍ أَرَادَهُ اللَّهُ - أَنْكَرَتْ هَذِهِ الطَّائِفَةُ الْخَبِيثَةُ مَا اتَّفَقَ مِنْ التَّحْكِيمِ وَغَيْرِهِ وَكَفَّرَتْ الصَّحَابَةَ . وَمِنْ اعْتِقَادِهِمْ التَّكْفِيرُ بِالذَّنْبِ , وَيُسَمَّوْنَ خَوَارِجَ لِخُرُوجِهِمْ عَلَى إمَامِ الْمُسْلِمِينَ عَلِيٍّ رضي الله عنه وَيُسَمَّوْنَ حَرُورِيَّةَ لِنُزُولِهِمْ أَرْضًا يُقَالُ لَهَا : حَرُورَاءُ وَكَانُوا ثَمَانِيَةَ آلَافِ نَفْسٍ فَأَرْسَلَ إلَيْهِمْ عَلِيٌّ ابْنَ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما فَنَاظَرَهُمْ يَوْمًا كَامِلًا فَرَجَعَ مِنْهُمْ أَرْبَعَةُ آلَافٍ وَبَقِيَ أَرْبَعَةُ آلَافٍ وَمِنْهُمْ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُلْجَمٍ الَّذِي قَتَلَ عَلِيًّا رضي الله عنه , وَأَخْبَارُهُمْ طَوِيلَةٌ وَلَا خِلَافَ فِي فِسْقِهِمْ .* الكتاب : احذروا اليأس فإنه قتال

Sebab-sebab memberontaknya orang-orang khowarij ini adalah ketika terjadi kesepakatan perdamaian antara pihak Ali dan mu'awiyah di perang sifin. Isi kesepakatan itu tidaklah menjadikan kekafiran dan kefasikan tetapi sesungguhnya ini adalah sebuah perselisihan sebagai mana perselisihan yang terjadi pada semua masalah furu' / cabang-cabang agama yang karena takdir Allah sehingga terjadi peperangan. Tetapi ada kelompok yang jelek mengingkari isi kesepakan hukum dan selainnya da kelompok ini mengkafirkan para sahabat. Dan dari sebagian keyakinan mereka adalah mengkafirkan perbuatan dosa. Mereka itu disebut khowarij dikarenakan memberontak kepada Imam muslimin Ali Rodhiallohu 'anhu. Mereka juga disebut haruriyah dikarenakan menempati daerah yang bernama haruro'. Mereka berjumlah 8000 orang. Kemudian imam Ali mengutus Abdullah bin 'abbas kepada mereka kemudian ibnu Abbas berdiskusi dengan mereka selama satu hari penuh. Dan dari mereka kembali / ruju' kepada imam ali sebanyak 4000 orang dan sisanya bersikukuh dengan pendapat mereka, diantara mereka adalah Abdurrohman bin Muljam seseorang yang kemudian membunuh Imam Ali, Kisah mereka panjang dan tidak ada khilaf tentang kefasikan mereka.

وأول من بويع من الخوارج بالإمامة : عبد الله بن وهب الراسبي في منزل زيد بن حصين بايعه عبد الله بن الكواء وعروة بن جرير ويزيد بن عاصم المحاربي وجماعة منهم* الملل والنحل - الشهرستاني

Dan orang pertama di bai'at dikalangan khowarij adalah Abdullah bin Wahab Ar Rosibi (pada Tanggal 10/10/37 H) di rumah zaid bin husain, ia dibai'at oleh abdullah bin kawa, urwah bin jarir, yazid bin 'ashim al-muharibi dan kelompok mereka.

Kisah ruju'nya para khowarij setelah dialog dengan Ibnu Abbas

قال: قال ابن عباس: أنه لما اعتزلت الخوارج دخلوا رأيا و هم ستة ألف و أجمعوا أن يخرجوا على علي بن أبي طالب و أصحاب النبي صلى الله عليه و سلم معه. قال: و كان لا يزال يجي ء إنسان فيقول: يا أمير المؤمنين ان القوم خارجون عليك- يعني عليا- فيقول: دعوهم فأني لا أقاتلهم حتى يقاتلوني و سوف يفعلون.

Ibnu Abbas berkata : ” ketika khowarij memisahkan diri, dan menempati daerah Ra'ya, ketika itu jumlah mereka 6.000 orang.” Dan merekapun berkumpul untuk memberontak kepada 'ali bin abi tholib sementara para sahabat Nabi membelanya. Ibnu Abbas berkata ; bergiliran orang-orang melaporkan; ya amirul mukminin sesungguhnya kaum ini memberontak kepadamu, maka Ali menjawab; biarkan mereka, aku tidak akn memerangi mereka sehingga mereka lebih dahulu memerangiku dan pasti mereka akan melakukannya.

فلما كان ذات يوم، أتيته قبل صلاة الظهر فقلت له: يا أمير المؤمنين أبردنا بصلاة لعلي أدخل على هؤلاء القوم فأكلمهم. فقال: اني أخافهم عليك. فقلت: كلا و كنت رجلا حسن الخلق لا أوذي أحدا، فأذن لي، فلبست حلة من أحسن ما يكون من اليمن، و ترجلت، و دخلت عليهم نصف النهار، فدخلت على قوم لم أر قوما قط أشد منهم اجتهادا، جباههم قرحت من السجود، و أيديهم كأنها بقر الإبل، و عليهم قمص مرحضة، مشمرين، مسهمة وجوههم من السهر، فسلمت عليهم.

Maka suatu hari Ibnu ’Abbas menemui ’Ali binAbi Tholib di waktu dzuhur dan berkata : ”Wahai Amirul Mukminin, segerakanlah shalat , aku ingin mendatangi dan berdialog dengan mereka (khawarij)”. Maka ’Ali berkata : ”Aku mengkhawatirkan keselamatanmu.”. Ibnu ’Abbas berkata : ”Jangan khawatir, aku seorang yang berbudi baik dan tidak menyakiti seorangpun.”

Kemudian Ibnu ’Abbas menuturkan : ”kemudian aku memakai kain yang bagus buatan Yaman dan menyisir (rapi rambutku). Kemudian aku temui mereka di tengah hari. Ternyata aku mendatangi suatu kaum yang belum pernah aku lihat hebatnya kesungguhan mereka dalam beribadah. Dahi mereka menghitam karena sujud, tangan-tangan mereka kasar seperti lutut unta. Mereka memakai gamis yang murah dalam keadaan tersingsing. Wajah mereka pucat karena banyak beribadah di waktu malam. Kemudian aku ucapkan salam kepada mereka.

فقالوا: مرحبا يا ابن عباس ما جاء بك؟ قال: قلت: أتيتكم من عند المهاجرين و الأنصار و من عند صهر رسول الله صلّى الله عليه و سلم، علي و عليهم نزل القرآن، و هم أعلم بتأويله. فقالت طائفة منهم: لا تخاصموا قريشا فأن الله قال بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ * الزخرف آية 58 فقال اثنان أو ثلاثة: لو كلمتهم ، فقلت لهم : ترى ما نقمتهم على صهر رسول الله صلى الله عليه و سلم و المهاجرين و الأنصار و عليهم نزل القرآن و ليس فيكم منهم أحد و هم أعلم بتأويله منكم؟ قالوا: ثلاثا. قلت: ما ذا؟

- maka mereka berkata : ”selamat datang wahai Ibnu ’Abbas, ada apa kiranya ?

Maka aku katakan kepada mereka : ” aku datang dari sisi kaum muhajirin dan Anshor serta dari sisi menantu Rasulullah j (yakni, ’Ali bin Abi Thalib). Kepada mereka Al-Qur’an turun dan mereka lebih tahu tentang tafsirnya daripada kalian.”

maka sebagian mereka berkata : ”jangan kalian berdebat dengan orang Quraisy, karena Alloh telah berfirman :

”sebenarnya mereka adalah kaum yang suka berdebat” (QS: Az-Zukruf:58).

Namun ada tiga orang dari mereka yang berkata : ”Kami akan tetap berdialog dengannya.”

maka aku katakan kepada mereka : ”keluarkan apa yang membuat kalian benci kepada menantu Rasulullah, muhajirin dan Anshor. Yang kepada merekalah Al-Qur’an turun. Dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ikut bersama kelompok kalian. Mereka adalah orang yang lebih tahu tentang tafsir Al-Quran.

mereka berkata : ”ada tiga hal.” aku berkata :”apa itu?”

قالوا: أما إحداهن فأنه حكّم الرجال في أمر الله عز و جل و قد قال الله عز و جل إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ * الانعام آية 57 و يوسف آية 40 و آية 67.

فما شأن الرجال و الحكم بعد قول الله عز و جل؟ فقلت: هذه واحدة و ما ذا؟ قالوا: و أما الثانية فأنه قاتل و لم يسب و لم يغنم فلئن كانوا مؤمنين ما حلّ لنا قتالهم و سباهم. و ما ذا الثالثة؟ قالوا: انه محى نفسه من أمير المؤمنين، ان لم يكن أمير المؤمنين فأنه لأمير الكافرين قلت: هل عندكم غير هذا؟ قالوا: كفانا هذا.

mereka berkata : ”pertama, dia (’Ali) berhukum kepada manusia dalam perkara agama Allah, sedangkan Allah telah berfirman : “Sesungguhnya Hukum hanya milik Allah (QS: Al-An’am :5 7)

maka apa gunanya keberadaan orang-orang (para hakim) itu kalau Allah sendiri telah memutuskan hukum-Nya ?!

aku berkata : ”ini yang pertama, kemudian apa lagi ?”

mereka berkata : ” Kedua, dia (’Ali ) telah berperang dan membunuh, tapi mengapa dia tidak mau menjadikan wanita mereka sebagai tawanan perang dan mengambil hartanya sebagi rampasan? Jika mereka (orang yang diperangi ’Ali) memang masih tergolong kaum mu’min, maka tidak halal bagi kita untuk memerangi dan menawan mereka.” (yang dumaksud adalah perang jamal, yaitu ’Ali berperang melawan ’Aisyah ra.)

aku berkata : ”apa yang ketiga?”

mereka berkata : ”(ketiga) ’Ali telah menghapus darinya gelar Amirul Mu’minin (pemimpim kaum mu’minin), maka kalau dia bukan Amirul Mu’minin berarti dia Amirul kafirin (pemimpin orang-orang kafir)”.

ku berkata : ”apakah ada selain yang ini lagi ?” mereka berkata : ”cukup ini saja.”

قلت لهم: أما قولكم حكّم الرجال في أمر الله عز و جل أنا أقرأ عليكم في كتاب الله عز و جل ما ينقض قولكم أ فترجعون؟ قالوا: نعم. قلت: فأن الله عز و جل قد صيّر من حكمه الى الرجال في ربع درهم ثمن أرنب و تلا هذه الآية لا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَ أَنْتُمْ حُرُمٌ *المائدة آية 95 الى آخر الآية، و في المرأة و زوجها وَ إِنْ خِفْتُمْ شِقاقَ بَيْنِهِما فَابْعَثُوا حَكَماً من أَهْلِهِ وَ حَكَماً من أَهْلِها * النساء آية 34 الى آخر الآية فنشدتكم باللَّه هل تعلمون حكم الرجال في إصلاح ذات بينهم و حقن دمائهم أفضل أم حكمهم في أرنب و بضع امرأة. فأيهما ترون أفضل؟ قالوا: بل هذه.

قال: خرجت من هذه؟ قالوا: نعم.

aku berkata kepada mereka : ”adapun ucapan kalian tadi : dia berhukum kepada manusia dalam memutuskan hukum Allah, akan aku bacakan kepada kalian ayat yang membantah argumen kalian. Jika argumen kalian telah gugur apakah kalian akan ruju’?”mereka berkata : ”tentu.”

aku berkata : ” sesungguhnya Allah sendiri telah menyerahkan hukumnya kepada beberapa orang tentang seperempat dirham harga kelinci, dalam ayat ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu” (QS: Al Maidah : 95 )

dan juga tentang seorang istri dengan suaminya :

artinya : Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakim dari keluarga laki-laki dan seorang hakim dari keluarga perempuan.

Maka aku sumpah kalian dengan nama Allah, manakah yang lebih baik kalau mereka (’Ali bin Abi Thalib) berhukum dengan manusia untuk memperbaiki hubungan antara mereka dan untuk menghindari dari pertumpahan darah, ataukah yang lebih utama berhukum pada manusia dalam perkara harga seekor kelinci dan urusan kemaluan seorang wanita? Manakah diantara keduanya yang lebih utama?”

Mereka menjawab : ”tentu yang pertama.” Aku berkata : ”Apakah kalian keluar dari kesalahan ini?” Mereka menjawab : ”Baiklah”

قلت: و أما قولكم قاتل و لم يسب و لم يغنم فتسبون امّكم عائشة، فو الله لئن قلتم ليست بأمنا لقد خرجتم من الإسلام و و الله لئن قلتم نسبيها نستحل منها ما نستحل من غيرها لقد خرجتم من الإسلام، فأنتم بين الضلالتين ان الله عز و جل قال النَّبِيُّ أَوْلى بِالْمُؤْمِنِينَ من أَنْفُسِهِمْ وَ أَزْواجُهُ أُمَّهاتُهُمْ * الأحزاب آية 6، فان قلتم ليست بأمنا لقد خرجتم من الإسلام. أ خرجت من هذه؟ قالوا: نعم.

Aku berkata : ”Adapun ucapan kalian : dia (’Ali) tidak mau mengambil musuhnya sebagai tawanan dan ghonimah (rampasan perang). Apakah kalian akan menawan ibu kalian ’Aisyah?. Demi Allah kalau kalian berkata : dia bukan ibu kami, berarti kalian telah keluar dari Islam. Dan demi Allah, kalau kalian berkata : kami tetap akan menawannya dan menghalalkan (kemaluan) nya untuk digauli seperti wanita lain (karena sebagi budak, dan budak hukumnya boleh digauli pemiliknya), berarti kalian telah keluar dari Islam. Maka kalian berada di antara dua kesesatan, karena Allah telah berfirman : Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri -isterinya adalah ibu-ibu mereka. (QS: Al Ahzab:6).

Maka apakah kalian keluar dari kesalahan ini?’ Mereka menjawab : ”baiklah”

و أما قولكم محا نفسه من أمير المؤمنين فأنا آتيكم بمن ترضون، يوم الحديبيّة، كاتب المشركين أبا سفيان بن حرب و سهيل بن عمرو فقال: يا عليّ اكتب هذا ما اصطلح عليه محمد رسول الله صلّى الله عليه و سلم. فقال المشركون: و الله لو نعلم أنك رسول الله- صلى الله عليه و سلم- ما قاتلناك. فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم: اللَّهمّ انك تعلم أني رسولك. امح يا عليّ اكتب: هذا ما كاتب عليه محمد بن عبد الله. فو الله لرسول الله صلّى الله عليه و سلم خير من علي، فقد محا نفسه. قال: فرجع منهم ألفان و خرج سائرهم فقتلوا. * المعرفةوالتاريخ،ج 1،ص:525-524

المؤلف : أبو يوسف يعقوب بن سفيان الفسوي (المتوفى : 347هـ

Aku berkata : ”adapun ucapan kalian : dia (’Ali) telah menghapus dari dirinya gelar Amirul Mu’minin. Aku akan membuat contoh dengan orang yang kalian ridhai, yaitu Rasulullah j. Pada perjanjian Hudaibiyyah, beliau berdamai dengan kaum musyrikin, Abu Sufyan bin Harb dan Suhail BIN ’Amr. Nabi j berkata kepada ’Ali ;”tulis untuk mereka sebuah teks yang berbunyi : ini apa yang disepakati oleh Muhammad Rasulullah. Maka kaum musyrikin berkata : demi Allah, kalau kami mengakuimu sebagai Rasulullah, untuk apa kami memerangimu?!. Maka Nabi j berkata : Ya Allah, Engkau yang lebih tahu bahwa aku adalah rasul-Mu. Hapuslah kata (Rasulullah) ini wahai ’Ali. Dan tulislah : ini yang disepakati oleh Muhammad bin Abdillah. Maka demi Alloh tentu Rasulullah lebih baik dari ’Ali tapi beliau sendiri menghapus gelar (kerasulan pada isi perjanjian itu) dari dirinya pada hari itu.

Ibnu Abbas berkata : ”Maka bertaubatlah 2.000 orang dari mereka dan selebihnya bersikukuh untuk tetap memberontak (terhadap ’Ali) maka merekapun akhirnya dibunuh ( ma'rifat tarikh 1/524-525 )

Akhi al-kirom, Para khowarij yang berdebat dengan sahabat Ibnu Abbas kemudian ruju' kepada Khalifah Ali adalah mereka begitu disampaikan hadits yang membatalkan subhat mereka, mereka langsung menerima, tidak membantah dengan subhat lagi, namun diantara sikap khowarij zaman ini ketika didatangkan Al-qu'an dengan tafsir yang mu'tabar serta begitu banyak hadits, syarah hadits yang juga mereka gunakan serta atsar para sahabat, mereka bukannya ruju' tetapi berusaha mencari subhat-subhat untuk tetap membela dan mengokohkan kelompoknya. Kecuali mereka yang akhirnya sadar atas kekeliruan mereka selama ini dan ruju' ke manhaj yang haq.

Sikap Kholifah Ali radhiyallahu’anhu terhadap khowarij :

Imam Abu Bakar Ibn Abi Syaibah rahimahullahu dalam Al-Mushanaf (8/743/62) berkata :

عن طارق بن شهاب قال : كنت عند علي ، فسئل عن أهل النهر أهم مشركون ؟ قال : من الشرك فروا ، قيل : فمنافقون هم ؟ قال : إن المنافقين لا يذكرون الله إلا قليلا ، قيل له : فما هم ؟ قال : قَوْمٌ بَغَوْا عَلَيْنَا.

dari Thariq ibn Syihab berkata, “Saya duduk bersama Ali, lalu beliau ditanya tentang ahli Nahrawan (khowarij) apakah mereka termasuk orang-orang musyrik?”. Ia menjawab, “Mereka telah melarikan diri dari kesyirikan”. Ditanya lagi, “Dari kelompok munafik?”. Beliau berkata, “Orang munafik tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit sekali”. Ditanya, “Kalau begitu siapa mereka?”. Ali berkata: “Kaum yang menentang kami (bughat)”

Tambahan dalam riwayat Ibn Nasr rahimahullahu (2/135) no. 506:

فقاتلناهم

“Maka kami (wajib) memerangi mereka”.

Atsar diatas diriwayatkan dengan redaksi lain dalam Al-Mushanaf Abdurrazaq rahimahullahu (10/150) no. 18656 :

أخبرنا عبد الرزاق عن معمر عمن سمع الحسن قال : لما قتل علي رضي الله عنه الحرورية ، قالوا : من هؤلاء يا أمير المؤمنين ؟ أكفار هم ؟ قال : من الكفر فروا ، قيل : فمنافقين ؟ قال : إن المنافقين لا يذكرون الله إلا قليلا ، وهؤلاء يذكرون الله كثيرا ، قيل : فما هم ؟ قال : قوم أصابتهم فتنة فعموا فيها وصموا.

Mengabarkan kepada kami Abdurrazaq dari Ma’mar orang yang mendengar dari Al-Hasan yang berkata: ketika Ali radhiyallahu’anhu memerangi Khawarij, ditanyakan kepada beliau, “Siapakah mereka itu ya Amirul Muk’minin?, orang kafirkah mereka?”. Beliau menjawab, “Dari kekafiran mereka telah lari”. Ditanyakan lagi, “Apakah mereka orang-orang munafik?”. Beliau berkata, “Orang Munafik tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit sekali, sedangkan mereka banyak berdzikir kepada Allah”. Ditanyakan, “Kalau begitu siapa mereka?”. Beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang ditimpa fitnah (kesesatan) kemudian mereka menjadi buta dan tuli karenanya”.